Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kementerian Perhubungan mengatakan ada 12 rangkaian kereta LRT Jabodebek yang kini dioperasikan untuk publik.
Pada 1 Desember 2023 ditargetkan 16 rangkaian LRT Jabodebek sudah beroperasi.
Dalam kapasitas penuh, KAI seharusnya bisa mengerahkan 27 rangkaian kereta dengan volume 460 perjalanan per hari.
JAKARTA – Kementerian Perhubungan memastikan rangkaian kereta light rail transit Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi atau LRT Jabodebek langsung diluncurkan kembali setelah selesai dibubut di depo. Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal mengatakan sudah ada 12 rangkaian sepur ringan yang kini dioperasikan untuk publik.
Jumlah armada itu bisa dipakai untuk melayani 160 perjalanan per hari. “Nanti pada 1 Desember 2023 sudah kembali ke 16 train set (rangkaian) seperti awal (beroperasi),” katanya kepada awak media di Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, kemarin.
Pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebelumnya merekayasa layanan LRT Jabodebek sambil menunggu proses pembubutan roda 17 rangkaian sepur ringan. Roda kereta sonder masinis itu ditengarai aus akibat terkikis di rel lengkung pendek. Sejak akhir Oktober lalu, KAI hanya bisa mengoperasikan delapan rangkaian per hari untuk dua lintasan utamanya, yaitu dari Jakarta menuju Cibubur dan Bekasi ataupun sebaliknya.
Lintasan Cibubur alias Cibubur Line melayani perjalanan dari Stasiun Harjamukti di Cibubur, Depok, menuju Stasiun Dukuh Atas di Jakarta. Rute sepanjang 24,3 kilometer itu dilengkapi 12 stasiun pemberhentian. Lintasan Bekasi juga melayani perjalanan ke Dukuh Atas, tapi bergerak dari Stasiun Jati Mulya yang jaraknya terpaut 27,3 kilometer.
Dengan formasi delapan rangkaian, KAI sempat mengorbankan sebagian frekuensi perjalanan di luar jam sibuk (off-peak hour) untuk mempertahankan kapasitas layanan pada jam tersibuk penumpang (peak hour). Okupansi kereta perkotaan umumnya memuncak pada jam berangkat dan pulang kantor, yaitu pukul 05.00-10.00 serta pukul 15.00-21.00. Dengan rekayasa tersebut, waktu tunggu antar-kereta alias headway pada peak hour bisa dijaga di kisaran 30 menit. Konsekuensinya, headway pada off-peak hour, yaitu pukul 10.00 hingga 15.00, menjadi semakin lama, bahkan menembus satu jam. Keberangkatan terakhir LRT pun sempat diatur lebih malam di tengah keterbatasan armada.
LRT Jabodebek melintas di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, 12 Juli 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Waktu Tunggu Antar-Kereta LRT Berkurang
Dengan formasi 12 rangkaian LRT seperti saat ini, kata Risal, headway peak hour dari Stasiun Jatimulya ataupun Stasiun Harjamukti menuju Cawang bisa dipangkas dari setengah jam menjadi 18 menit. Sedangkan headway dari Stasiun Cawang menuju Stasiun Dukuh Atas berkurang dari 15 menit menjadi sekitar 9 menit. Di luar jam sibuk, headway di kedua jalur tersebut pun bisa dipercepat, masing-masing dari satu jam menjadi 37 menit serta dari 30 menit menjadi 18 menit
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Risal sebelumnya menyebutkan KAI sudah menambah mesin pembubutan untuk mempercepat perbaikan roda. Sebelum ditambah, setiap mesin hanya bisa mengerjakan satu roda per hari. Untuk menggarap satu set kereta yang memiliki 48 roda saja butuh 24 hari, dengan asumsi pemakaian dua mesin bubut.
Anggota Dewan Pertimbangan Serikat Pekerja PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka, Apolius Karokaro, mengatakan pembubutan roda digarap oleh petugas depo LRT KAI di Bekasi. Adapun teknisi dari Inka bertindak sebagai pendamping. Menurut dia, kecepatan perawatan setiap rolling stock berbeda, tergantung kondisi keausan rodanya. “Ada yang dibubut sambil menempel ke badan LRT. Ada juga yang keping rodanya harus dilepas,” katanya, kemarin.
Petugas membersihkan tempat duduk LRT Jabodebek di Stasiun Cawang, Jakarta, 12 Juli 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cara pembubutan yang singkat itu disebut under floor wheel lathe (UFWL). Untuk skema ini, roda dibubut tanpa dilepas dari poros beban (gandar) sehingga bisa dirampungkan dalam dua atau tiga hari. Saat ini, kata Apolius, mesin UFWL terbatas sehingga mayoritas roda LRT dibubut dengan mesin on floor wheel lathe (OFWL). Untuk OFWL, setiap set roda harus dilepas dari bogie—rangka berisi beberapa keping roda—sehingga masa pembubutan bisa mencapai dua pekan.
Vice President Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan KAI juga mendorong perawatan roda berjalan lancar dan cepat. "Agar kereta yang sedang dalam perawatan bisa segera beroperasi,” katanya pada 16 November lalu. Perusahaan juga sedang menagih penyelesaian dua rangkaian kereta dari pabrikan Inka di Madiun, Jawa Timur. Dua set kereta ringan itu rusak karena bertabrakan ketika diuji coba di jalur layang Stasiun LRT Harjamukti, Cibubur, pada akhir Oktober 2021.
Guru besar bidang transportasi dari Universitas Indonesia Sutanto Soehodo mengatakan KAI harus secepatnya mengoptimalkan seluruh rangkaian LRT Jabodebek. Penurunan frekuensi operasi dianggap bisa mengurangi potensi pendapatan harian perseroan. Idealnya, kata dia, jumlah kereta yang beroperasi lebih banyak dibanding yang dikandangkan.
Dengan formasi 16 rangkaian, KAI bisa melayani 234 perjalanan LRT Jabodebek per hari. Namun volume ini masih jauh di bawah kapasitas optimal. Dalam kapasitas penuh, perseroan seharusnya bisa mengerahkan 27 rangkaian kereta dengan volume 460 perjalanan per hari. “Penurunan revenue berisiko mengurangi kemampuan KAI untuk melunasi pinjaman dari bank,” ucap Soetanto.
YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo