Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Setelah Taman Ismail Marzuki Direvitalisasi

Wajah Taman Ismail Marzuki benar-benar berubah setelah direvitalisasi. Bentuk asli gedung Planetarium tetap dipertahankan.

1 Juni 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Wajah Taman Ismail Marzuki benar-benar berubah.

  • Bangunan cagar budaya di Planetarium dipertahankan.

  • Berkat revitalisasi, ruang terbuka hijau di TIM bertambah sekitar 27 persen.

JAKARTA – Bangunan lama gedung Planetarium Taman Ismail Marzuki (TIM) bertahan di tengah proyek revitalisasi. Bangunan tersebut tidak tersentuh renovasi karena tercatat menjadi bangunan cagar budaya. “Kami pertahankan. Hanya di-touch up sedikit,” ujar Project Control & Communication Manager TIM, Adriani Henrika Lestari, Selasa, 31 Mei 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak jauh dari Planetarium, berdiri tegak bangunan setinggi 14 lantai. Bangunan yang diberi nama Gedung Panjang itu merupakan gedung baru pascarevitalisasi. Bisa dikatakan, Gedung Panjang yang dirancang oleh arsitek Andra Matin ini menjadi wajah baru TIM.

Foto kombinasi Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, Jakarta, pada 13 November 2018 (kiri) dan 31 Mei 2022. TEMPO/ Muhammad Hidayat, Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gedung Panjang didominasi warna abu-abu. Bagian atas tampak berundak. Di dalam perut gedung, terdapat galeri seni, perpustakaan umum daerah, Wisma Seni, pusat dokumentasi sastra, dan galeri seni. “Wisma Seni adalah penginapan yang difungsikan untuk mengakomodasi seniman ataupun penikmat seni,” kata Adriani. Fasilitas ini dilengkapi dengan kolam renang dan co-working space.

Bangunan lama di TIM yang tersentuh proyek revitalisasi, antara lain, adalah Masjid Amir Hamzah, gedung parkir, Graha Bhakti Budaya, Galeri Annex, dan Teater Halaman. Masjid Amir Hamzah direlokasi ke bagian belakang sehingga lebih terbuka dan mendapat banyak siraman cahaya matahari. Di samping masjid juga ditambahkan kolam ikan.

Berkat revitalisasi, kata Adriani, ruang terbuka hijau di kawasan TIM bertambah sebesar 27 persen. Ruang terbuka ini terbentuk di lahan parkir lama. Sementara itu, area parkir saat ini berada di basement. Jalur masuk untuk mobil dan pejalan kaki juga telah dipisah. Selain itu, TIM menyediakan area teater semi-outdoor untuk dijadikan pusat latihan seni.

Sebelumnya, revitalisasi TIM mendapat penolakan dari sejumlah seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (FSPTIM). Sepanjang proses revitalisasi, FSPTIM pun melakukan pengawasan. Terakhir, Jumat, 27 Mei lalu, kelompok ini meninjau proyek tersebut. Koordinator FSPTIM, Tatan Daniel, mengatakan peninjauan ini dilakukan guna memastikan revitalisasi tidak untuk tujuan komersial.

Terlepas dari polemik yang muncul, Adriani berharap revitalisasi TIM bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. “Sebagaimana semangat kami, TIM adalah barometer, laboratorium, dan etalase seni,” kata dia.

Revitalisasi Taman Ismail Marzuki yang dilakukan pemerintah Jakarta bertujuan untuk mengembalikan fungsi pusat kesenian tersebut seperti rancangan awal saat didirikan pada 1968. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, mengatakan TIM akan memiliki fasilitas baru dan fasilitas yang direvitalisasi. “Fasilitas budaya yang baru adalah Teater Halaman, Teater Arena, Galeri Annex, dan Pusat Latihan Budaya. Sedangkan fasilitas yang direvitalisasi adalah Graha Bhakti Budaya; Galeri Cipta 1, 2, dan 3; serta perpustakaan,” katanya.

Alat berat membongkar gedung Galeri Cipta I di lokasi proyek revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, Jakarta, 6 Februari 2020. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W

Untuk menyelesaikan proyek revitalisasi yang menelan anggaran sekitar Rp 1,8 triliun itu, pemerintah menugaskan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Perusahaan daerah tersebut menunjuk arsitek Isandra Matin Ahmad, atau kerap dipanggil Andra Matin, untuk merancang desain kawasan TIM.

Fase 1 meliputi pembangunan Masjid Amir Hamzah, gedung parkir taman, gedung perpustakaan, dan Wisma Seni. Fase 2 meliputi revitalisasi Graha Bhakti Budaya, Teater Halaman, Galeri Annex, upgrading Planetarium, serta Pusat Latihan Seni dan Pekerjaan Kawasan. Sedangkan fase 3 meliputi pekerjaan interior dan pengoperasian alat yang akan rampung pada Desember 2022.

Pegiat astronomi Indonesia, Widya Sawitar, mengatakan setiap pekan dia mendapat laporan tentang perkembangan revitalisasi Taman Ismail Marzuki. “Visi dan bentuk fisik bangunannya baik. Kami optimistis akan kemajuan Planetarium ke depan,” katanya.

RIRI RAHAYUNINGSIH | ARRIJAL RACHMAN



 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus