Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ibu Kota memiliki dua angkutan massal anyar yang segera dioperasikan, yaitu moda raya terpadu (MRT) dan kereta ringan ( LRT ). Dua sarana transportasi itu telah menjalani uji publik yang nyaris bersamaan. LRT Jakarta menjalani uji publik pada 4-18 Maret sedangkan, MRT Jakarta pada 12-24 Maret.
Baca: Setujui Tarif MRT dan LRT Jakarta, DPRD Minta DKI Tambah Subsidi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LRT Jakarta terbentang sepanjang 5,8 kilometer dari Kelapa Gading, Jakarta Utara, sampai Velodrome, Jakarta Timur. Sepanjang rute itu terdapat enam stasiun layang, yaitu Pegangsaan Dua, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian, dan Velodrome.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan, jarak rute MRT lebih panjang dibandingkan LRT. Fase I MRT Jakarta terbentang sepanjang 16 kilometer dari Stasiun Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia.
MRT Jakarta memiliki 13 stasiun pada fase I yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamangaraja, Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas dan Bundaran HI.
Tempo mencoba menaiki LRT pada 8 Maret lalu. Laju kereta ringan tersebut cukup stabil dengan getaran minim. Kereta juga mampu meredam suara yang datang dari luar.
Saat kereta berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, pintu kereta dengan pintu peron otomatis berhadapan. Terdapat celah sekitar 7 sentimeter antara kereta dengan peron. Fasilitas di stasiun pun cukup lengkap. Di sana terdapat tempat ibadah, toilet, tenant untuk mini market, lift, eskalator, dan lainnya.
Adapun waktu tempuh dari Stasiun Boulevard Utara sampai Veledrome mencapai 10 menit. Bagi warga yang ingin melanjutkan perjalanan ke kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Transjakarta.
PT LRT Jakarta sedang membangun jembatan layang yang menghubungkan Stasiun Velodrome dengan Halte Transjakarta Pemuda Rawa Mangun. Untuk tarif LRT saat ini telah diusulkan Rp 6 ribu. "Kami sediakan layanan integrasi antarmoda. Sebab, yang kami jual memang rute Kelapa Gading-Dukuh Atas," ujar Direktur Utama LRT Allan Tandiono.
Berbeda dengan LRT, jalur kereta MRT sebagian berada di perut bumi dan sebagian elevated. Fasilitas yang disediakan di stasiun MRT nyaris sama dengan LRT. Keduanya juga telah menyiapkan jalur untuk penyandang disabilitas.
Baca: LRT ke Bogor dan MRT ke Tangerang Selatan Akan Dibangun pada 2020
Sedangkan, dalam getaran kereta, Tempo merasakan LRT lebih baik ketimbang kereta MRT yang disebut Ratangga itu. Ratangga membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Stasiun Lebak Bulus menuju Bundaran HI atau sebaliknya.