Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suara Partai Keadilan Sejahtera atau PKS dalam hitung cepat atau quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei melejit. Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan tidak tahu pasti faktor apa yang melatarbelakanginya. Pun apakah hal tersebut terpengaruh dari coat tail effect atau efek ekor jas, atau tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya kira ya kalau masalah sebab-sebabnya silakan saja para pakar menganalisis,” kata Sohibul seusai menjenguk Sandiaga di Pulombangkeng, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat 19 April 2019.
Sohibul mengatakan perlu pengkajian ulang terhadap coat tail effect. Pasalnya ia menilai, pada Pemilu kali ini, suara partai-partai pengusung calon presiden, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra, cenderung stagnan.
“Kenapa kok coat tail effect ini baik di kubu sini atau di kubu sana itu seperti tidak bekerja. Karena PDIP pun bisa dikatakan stagnan juga. Gerindra juga stagnan, saya kira ini jadi kajian,” tuturnya.
Ia sendiri tak yakin apakah melejitnya suara PKS adalah berkat bergabung dalam Koalisi Adil Makmur pengusung Prabowo atau tidak. Menurutnya untuk mengetahui hal tersebut tidak bisa dilihat dari satu atau dua faktor saja.
Meski demikian ia berterima kasih dengan tampilnya Sandiaga dalam video iklan mereka. Ia mengakui itu juga bisa jadi faktor pendorong. Tapi di luar itu juga ada faktor lain yang ia sebut membantu, yakni dukungan dari ulama, dan program-program mereka. “Jadi ini bukan single factor ya,” ucap Sohibul.
Menurut lembaga survei Indikator, PKS mendapatkan 8,18 persen. Sedangkan Indo Barometer mencatat PKS mendapat 9,66 persen. Lainnya, Charta Politika menyebut PKS mendapatkan angka 8,89 persen.