Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Agung atau Kejagung sedang ramai dibicarakan belakangan ini. Musababnya, sebuah drone atau pesawat nirawak ditembak usai berputar-putar di Gedung Kejagung, Jakara Selatan pada Rabu, 5 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kasus ini tak lama setelah Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Febrie Adriansyah dikuntit oleh anggota Densus 88 di sebuah resto di kawasan Cipete. Setelahnya, gedung Kejaksaan Agung seolah mendapat teror dengan konvoi dari anggota patroli kepolisian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Ketut Sumedana membenarkan informasi ada drone yang melintas dan mengitari area kantor Kejaksaan Agung (Kejagung) pada Rabu malam, 5 Mei 2024.
“Kejadian itu fakta atau benar adanya dan bukan yang pertama kalinya terjadi,” kata Ketut melalui rilis yang dibagikannya pada Kamis malam, 6 Mei 2024.
Lalu bagaimana kondisi pengamanan di gedung Kejaksaan Agung setelah serangkaian insiden tersebut?
Pantauan Tempo hari ini, Jumat, 7 Juni 2024, sekitar pukul 11.30, suasana Kejaksaan Agung tampak tak terlalu ramai. Sejumlah petugas pengamanan dalam alias pamdal tampak berjaga di sejumlah titik, mulai dari gerbang hingga di depan tiap gedung. Sementara itu, beberapa mobil hilir mudik melintasi jalanan di dalam Kejagung.
Press room atau ruang media juga dikunci. Beberapa awak media menunggu di luar ruangan untuk menunggu doorstop dengan Kepala Pusat Penerangan Hukum atau Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana. Namun, Ketut ternyata tengah berada di Bali.
Di sisi selatan, tampak sejumlah pekerja mengerjakan pembangunan Gedung Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus). Pagar putih berlogo HK atau Hutama Karya, perusahaan konstruksi pelat merah, mengelilingi proyek tersebut. Dari kejauhan, tampak dua crane, alat untuk mengangkat dan memindahkan beban berat, berdiri menjulang di tengah proyek.
Petugas keamanan sempat melarang Tempo mengambil gambar atau video proyek. Petugas tersebut berlasan, Hutama Karya lebih berwenang memberikan persetujuan.
Tempo sempat menanyakan progres pembangunan Gedung Jampidsus kepada Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim. Namun hingga berita ini ditulis, Adjib belum memberikan jawaban.
Sebelumnya diberitakan, ada drone yang melintas dan mengitari area Kejaksaan Agung pada Rabu malam, 5 Juni 2024. Kejadian tersebut terjadi usai penguntitan Jampidsus Kejagung, Febrie Adriansyah, oleh Densus 88 pada Ahad, 19 Mei 2024. Sehingga muncul kabar drone itu digunakan untuk memata-matai.
Ketut Sumedana, membantah jika drone itu bertujuan untuk memata-matai dan dikendalikan oleh pihak atau instansi yang berkepentingan. “Apalagi dikaitkan dengan upaya intervensi salah satu perkara yang sedang ditangani oleh Kejaksaan Agung,” kata Ketut melalui pernyataan resminya pada Kamis malam, 6 Juni 2024.
Menurut Ketut, drone tersebut bukan yang pertama kalinya terbang melintasi Kejagung. Tim Keamanan Dalam Kejagung, kata dia, sudah berhasil mengamankan dengan menembak jatuh drone yang terbang secara liar atau berputar di sekitar lapangan upacara atau berada di area konstruksi pembangunan Gedung Bundar Jampidsus Kejagung.
Setelah dilakukan penindakan lebih lanjut, drone tersebut ternyata milik komunitas penerbang drone. Pesawat nirawak ini dikendalikan dari area sekitar Taman Literasi Blok M atau di depan Gedung Utama Kejagung.
ASSEANILA WISEFA | ADVIST KHOIRUNIKMAH