Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengungkap alasan pasukan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB OPM, belum juga membebaskan Pilot Susi Air, Philips Mertens yang disandera sejak Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan hingga sejauh ini, Pemerintah Indonesia dan New Zealand, belum mau berbicara dengan para pasukan Organisasi Papua Merdeka itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sudah membuka diri tapi pemerintah Indonesia dan NZ belum mau bicara dengan kami, jadi kami tidak ketahui apa alasannya,” kata Sebby saat dikonfirmasi TEMPO melalui pesan singkat pada Jumat, 2 Februari 2024.
Sebby juga berjanji akan memberikan kabar terbaru perihal keadaan terkini pilot yang merupakan warga negara asing itu. “Kemungkinan akan kami umumkan minggu depan,” jelasnya.
Kronologi penyanderaan pilot Susi Air
Pilot Susi Air, yakni Philip Mark Mehrtens telah disandera oleh TPNPB-OPM sejak 7 Februari 2023. Philip yang menerbangkan pesawat dengan nomor SI 9368 awalnya mengalami hilang kontak pada pukul 07.40 WIT, lalu pada pukul 09.12 WIB terdapat sinyal darurat yang menyebut bahwa pesawat tersebut ditemukan terbakar di Lapangan Terbang Distrik Paro.
Sebby Sambom selaku Juru Bicara TPNPB-OPM menyebut dalam pernyataan tertulisnya bahwa pihaknya mengaku bertanggung jawab atas upaya sabotase yang dilakukan terhadap salah satu pesawat Susi. Aksi sabotase tersebut diluncurkan oleh pihak Sebby Sambom sesaat setelah pesawat mendarat di Lapangan Terbang Apro, pada Selasa, 7 Februari 2023 pada pukul 06.17 WIT.
Pada keesokan harinya, tepatnya pada Rabu, 8 Februari 2023, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut menyampaikan bahwa lima penumpang pesawat Susi Air yang pada saat itu berada dalam satu pesawat dengan Philip Mertens, telah berhasil dievakuasi. Kendati demikian, keberadaan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut belum diketahui keberadaannya.
Sebagai respon atas situasi tersebut, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut bahwa penyanderaan Philip Mertens tidak ada kaitannya dengan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB OPM.
Namun demikian, OPM membantah tuduhan tersebut dengan membuat foto dan video yang mengungkap bahwa mereka menyandera Philip Mertens, selain itu TPNPB-OPM turut menyampaikan bahwa penyanderaan tersebut akan terus berlangsung hingga Selandia Baru dan negara lain bertanggung jawab karena telah mengirim senjata, serta melatih TNI-Polri melawan warga Papua.
RENO REZA MAHENDRA