Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Sulit Bernapas Saat Tidur, Cek Apa Saja Penyebabnya

Tiba-tiba terbangun saat tidur karena tidak bisa napas bisa terjadi meski orang tersebut tidak punya riwayat sakit paru-paru atau asma.

6 Februari 2019 | 18.01 WIB

Ilustrasi tidur mangap. Shutterstock
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi tidur mangap. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ada orang yang tiba-tiba terbangun dari tidur karena merasa sulit bernapas. Kondisi ini terjadi tiba-tiba meski orang tersebut tidak punya riwayat sakit paru-paru, asma, atau gangguan pernapasan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Studi terbaru yang diterbitkan Annals of American Thoracic Society menunjukkan ada hubungan antara sulit bernapas saat tidur dengan polusi udara. Para peneliti menemukan jenis partikel halus polusi yang diberi nama PM2.5 dan nitrogen dioksida.

PM2.5 terdiri dari partikel berdiameter 2,5 mikrometer atau lebih kecil. Zat ini dihasilkan dari pembangkit listrik, kendaraan bermotor, pembakaran kayu, kebakaran hutan, dan proses industri tertentu.

Mengutip laman Healthline, para peneliti menemukan orang yang tinggal di daerah dengan udara yang mengandung PM2.5 dan nitrogen dioksida dalam kadar tinggi cenderung mengalami gangguan sulit bernapas saat tidur. Belum lagi variabel lain yang melekat pada individu, misalnya indeks massa tubuh, tekanan darah tinggi, diabetes, dan merokok.

Ilustrasi tidur. Shutterstock

Spesialis kesehatan tidur dari The Ohio State University Wexner Medical Center, Ryan Donald mengatakan polusi udara dan gaya hidup seseorang bisa menentukan kualitas tidurnya. Menurut dia, ada lagi unsur lain yang terlibat, misalnya suara dan cahaya, kondisi lingkungan tidur, dan cara bernapas.

"Polusi udara dapat menyebabkan kemacetan saluran napas di bagian atas," kata Donald. "Tetapi ada hal-hal lain yang juga mempengaruhi kondisi saluran pernapasan saat tidur, seperti serbuk sari, spora jamur, dan debu yang menyebabkan alergi."

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menempatkan polusi udara sebagai satu dari 10 ancaman terbesar di 2019. Sekitar 7 juta orang di seluruh dunia meninggal karena polusi udara. Partikel kecil yang berasal dari pabrik dan kebakaran bukan satu-satunya jenis polusi udara yang dapat mempengaruhi kesehatan Anda. Yang paling simpel dan umumnya ada di sekitar kita adalah polusi dari asap rokok dan vaping.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus