Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Operator Ratangga Dapat Tambahan Modal  

Pinjaman dari PT SMI akan digunakan untuk program integrasi angkutan melalui PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek.

10 Desember 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penetapan Raperda tentang APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2021 menjadi Perda di Gedung DPRD DKI Jakarta, 7 Desember 2020. dprd-dkijakartaprov.go.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • PT MRT Jakarta mendapatkan penyertaan modal daerah senilai Rp 5,36 triliun pada tahun depan.

  • Dari seluruh penyertaan modal itu, sebesar Rp 1,7 triliun berasal dari pinjaman PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebagai program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

  • Anggaran daerah juga digunakan untuk menjaga dunia usaha agar tetap hidup di tengah lesunya ekonomi akibat wabah corona.

JAKARTA – PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mendapatkan penyertaan modal daerah senilai Rp 5,36 triliun untuk tahun depan. Dari seluruh penyertaan modal itu, sebesar Rp 1,7 triliun merupakan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin, mengatakan pinjaman dari PT SMI akan digunakan untuk program integrasi angkutan melalui PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek—perusahaan patungan MRT Jakarta dan PT Kereta Api Indonesia. “Secara garis besar, penambahan (penyertaan modal) untuk itu, tapi kami belum bisa memberikan keterangan lebih spesifik,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.

 

Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengesahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021 sebesar Rp 84,19 triliun pada Senin lalu. Nilai anggaran daerah itu lebih tinggi dibanding Rancangan APBD sebesar Rp 82,5 triliun.

 

Dalam Rancangan APBD 2021, penerimaan pinjaman daerah diproyeksikan sebesar 8,27 triliun. Namun, dalam rapat pembahasan anggaran terakhir, pemerintah DKI mendapatkan tambahan pinjaman dari PT SMI sebesar Rp 1,7 triliun.

 

Kamaluddin mengatakan sebelumnya PT MRT Jakarta mengantongi penyertaan modal sebesar Rp 3,65 triliun. Pemerintah DKI kemudian menambah penyertaan modal bagi operator Ratangga—sebutan kereta MRT—tersebut setelah memperoleh tambahan pinjaman dari PT SMI. “Ini pertama kali kami mendapatkan dana PEN,” tuturnya.

 

Anggota Badan Anggaran DPRD Jakarta, Mujiyono, mengatakan, saat akhir pembahasan APBD, pemerintah DKI menerima tambahan pinjaman dari PT SMI sebesar Rp 1,7 triliun. Walhasil, tambahan pinjaman itu segera dimasukkan dalam APBD 2021. “Dadakan datangnya pas pembahasan Banggar (Badan Anggaran) terakhir,” kata politikus Partai Demokrat tersebut.

 

Pemerintah DKI telah mendapatkan pinjaman PEN sebesar Rp 12,69 triliun. Namun pencairan pinjaman itu dilakukan bertahap. Misalkan, pada tahun ini dana PEN yang diterima pemerintah DKI Jakarta sebesar Rp 3,2 triliun.

 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan APBD 2021 masih difokuskan untuk penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Anggaran daerah juga digunakan untuk menjaga dunia usaha agar tetap hidup di tengah lesunya ekonomi akibat wabah corona.

 

Selain itu, APBD 2021 akan digunakan untuk penyediaan jaring pengaman sosial atau social safety net akibat dampak pandemi Covid-19. Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk penanganan Covid-19 pada APBD 2021 sebesar Rp 5,032 triliun.

 

Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Misbah Hasan, menilai APBD DKI tahun depan sebesar Rp 84,19 triliun terlalu optimistis. Padahal, wabah corona di Ibu Kota hingga kini belum terkendali. "Dunia usaha masih butuh pelonggaran pajak untuk pemulihan," katanya.

 

Menurut Misbah, pemerintah DKI dan Dewan seharusnya merancang APBD 2021 secara realistis karena kondisi perekonomian belum pulih akibat dihantam wabah corona. Paling tidak, kata dia, anggaran daerah tahun depan yang cukup realistis sebesar Rp 63-70 triliun.

 

Apalagi, Misbah menambahkan, investor masih menahan investasinya karena jumlah penularan Covid-19 di Jakarta belum terlihat ada penurunan. Situasi itu diperparah dengan kondisi kesehatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza yang terinfeksi virus corona. “Hal ini semakin mempengaruhi tingkat kepercayaan investor di DKI," ujarnya.

 

GANGSAR PARIKESIT | IMAM HAMDI


Operator Ratangga Dapat Tambahan Modal

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus