Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyampaikan kritik keras kepada pemerintah DKI dalam rapat lanjutkan Laporan Keuangan Pertanggungjawaban (LKPJ) APBD DKI tahun 2017, Senin, 23 Juli 2018.
Baca: Anies Baswedan Akan Gunakan Jurus Ini Setelah LKPJ Ditolak DPRD
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satu kritik Prasetyo adalah kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang gagal melelang 41 program pengadaan barang atau jasa. Kegagalan itu dinilai turut menjadi penyebab membengkaknya nilai Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) 2017 sebesar Rp 13,16 triliun. Total nilai program yang gagal lelang mencapai Rp 50 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Prasetyo, ekonomi di Jakarta bakal merosot jika Pemprov DKI tak mampu membelanjakan anggaran dengan maksimal. Ia meminta SKPD tak perlu takut belanjakan anggaran asalkan sesuai dengan aturan.
"Masa gue mau pake gaya Ahok lagi, luh pada kerja yang bener nih," kata Prasetyo dalam rapat tersebut.
Ahok yang dimaksud Prasetio adalah Basuki Tjahaja Purnama, gubernur sebelum Anies Baswedan. Saat masih menjadi gubernur, Ahok kerap mengeluarkan kata-kata keras agar anak buahnya meningkatkan kinerja.
Membengkaknya nilai SILPA 2017 membuat Prasetyo menolak menandatangani LKPJ APBD DKI. Namun dalam rapat hari ini dia akhirnya bersedia membubuhkan tandatangan setelah mendapat penjelasan rinci mengenai alasan tentang Silpa 2017 itu. "Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, LKPJ ini saya terima," kata Prasetyo.