Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Tatung Manusia Pilihan Dewa

Mereka tampil sebagai bintang pesta akbar Cap Go Meh di Singkawang pada awal Februari lalu. Julukan mereka adalah tatung—dan warga setempat percaya, di dalam diri mereka, hiduplah roh dewa-dewa kebaikan. Ada 776 tatung turun ke jalanan Singkawang pada Cap Go Meh lalu, membersihkan kota dari roh-roh jahat. Parade ilmu kebal menjadi puncak aksi mereka: ditandu di atas pedang, pipi ditusuk puluhan jarum, lidah diiris pisau. Mereka dikenal sebagai tabib tradisional serta pandai membaca nasib. Ribuan tamu dari dalam dan luar negeri meminta diramalkan nasibnya. Tradisi tatung sudah punah di negeri asalnya, Cina. Bagaimana mereka mampu bertahan di Singkawang? Inilah laporan wartawan Tempo Sadika Hamid dan fotografer Jacky Rahmansyah.

5 Maret 2012 | 00.00 WIB

Tatung Manusia Pilihan Dewa
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Hari masih pagi benar tatkala suara gendang bertalu-talu, bersahutan dengan tabuhan simbal dari seantero penjuru Singkawang, sebuah kota madya di Provinsi Kalimantan Barat. Aroma hio dan dupa sayup-sayup tercium di mana-mana. Kota kecil yang padat oleh ruko tua dan biasanya senyap itu mendadak beralih rupa. Seluruh Singkawang berdandan meriah, penuh warna menyambut acara Cap Go Meh dirayakan pada 6 Februari lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus