Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Kepadatan pengunjung itu membuat protokol kesehatan tidak bisa diterapkan dengan baik.
Pembatasan jumlah pengunjung dijadikan andalan untuk mengurangi risiko terjadinya kerumunan.
Sistem buka-tutup di pintu masuk diterapkan untuk membatasi jumlah pengunjung di dalam kawasan Ancol.
JAKARTA – Sejumlah wahana wisata di Ibu Kota dibanjiri pengunjung pada masa libur Lebaran. Kepadatan pengunjung itu membuat protokol kesehatan tidak bisa diterapkan dengan baik. Atas dasar itulah pemerintah DKI Jakarta memutuskan untuk menutup sementara tiga wahana wisata utama di Ibu Kota, yaitu Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan Taman Margasatwa Ragunan.
"Berdasarkan hasil evaluasi, ada peningkatan jumlah pengunjung pada 14-15 Mei 2021," kata pelaksana tugas (plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gumilar Ekalaya, kemarin. “Penutupan sementara ini guna penguatan protokol kesehatan.”
Pemerintah daerah sebelumnya memang mengizinkan tempat wisata untuk beroperasi pada masa libur Lebaran. Pemerintah mengklaim telah membuat kajian untuk mengeluarkan izin itu. Pembatasan jumlah pengunjung dijadikan andalan untuk mengurangi risiko terjadinya kerumunan.
Kebijakan pemerintah itu mendapat sambutan dari masyarakat. Sejak Lebaran hari pertama, Ancol dan TMII dipadati pengunjung. Bahkan pada hari kedua, pengunjung di Ancol membeludak. Gumilar mengatakan tengah mengevaluasi kemungkinan adanya pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan manajemen Taman Impian Jaya Ancol.
"Ini perlu kerja bersama. Semoga ke depannya, baik pengelola tempat wisata maupun masyarakat, tidak longgar dalam menerapkan protokol kesehatan,” katanya. “Kami akan evaluasi terus dalam hal pembukaan tempat-tempat pariwisata di Jakarta."
Pengunjung TMII di Jakarta, 15 Mei 2021. Tempo/Hilman Fathurrahman W
Kepala Komunikasi Korporat PT Taman Impian Jaya Ancol, Rika Lestari, mengatakan jumlah pengunjung Ancol pada hari kedua Lebaran memang membeludak. Namun ia memastikan masih sesuai dengan ketentuan pembatasan kapasitas yang diatur. Manajemen juga menerapkan sistem buka-tutup di pintu masuk untuk membatasi jumlah pengunjung di dalam kawasan Ancol.
Kepadatan pengunjung itu kemudian dievaluasi oleh manajemen. Dari evaluasi tersebut, manajemen kemudian memutuskan untuk menutup Ancol pada 15 Mei 2021. “Memang (keputusan menutup Ancol) mendadak,” katanya. “Ini sebagai inisiatif agar masyarakat tetap aman dan nyaman."
Direktur Utama PT Taman Impian Jaya Ancol, Teuku Sahir Syahali, mengatakan kepadatan pengunjung Ancol pada Jumat lalu mendapat perhatian dari pemerintah. Bahkan ia ditegur langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Teuku mengatakan, secara umum, Ancol memiliki kapasitas 120 ribu orang. Selama libur Lebaran, jumlah pengunjung dibatasi hanya 30 persen dari total daya tampung. Ia mengklaim aturan itu sudah dipenuhi oleh manajemen.
Penutupan Ancol yang dilakukan pada Sabtu lalu, kata Teuku, bertujuan untuk mensterilkan seluruh unit rekreasi. Pengelola menyemprotkan disinfektan di semua area vital rekreasi, dari pintu masuk, restoran, hingga area pantai. "Kepada pengunjung yang telah membeli tiket secara online, dapat melakukan penjadwalan ulang kunjungan atau refund," ujarnya.
Kepala Bagian Humas TMII, Adi Wibowo, mengatakan pembatasan jumlah pengunjung pada libur Lebaran juga diterapkan secara ketat di TMII. Kebijakan ini dijalankan guna mendukung upaya pemerintah dalam menangani wabah Covid-19.
Gerbang pintu masuk Taman Margasatwa Ragunan saat penutupan sementara di Jakarta, 16 Mei 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Secara keseluruhan, TMII mampu menampung 60 ribu pengunjung. Namun, karena ada pembatasan 30 persen, jumlah pengunjung di dalam area wisata tidak boleh lebih dari 18 ribu orang. “Sabtu kemarin pengunjung yang masuk memang tercatat lebih dari 28 ribu orang, tapi itu belum dikurangi jumlah pengunjung yang keluar,” katanya. “Kami mempertahankan di dalam jangan sampai melampaui 18 ribu, sesuai dengan kuota yang diizinkan.”
Adapun pengunjung di Taman Margasatwa Ragunan relatif lebih terkontrol. Kebun binatang itu tidak beroperasi pada Lebaran hari pertama. Jumlah pengunjung yang datang pada Lebaran hari kedua dan ketiga pun tidak mencapai 30 persen dari total daya tampung.
INGE KLARA | IMAM HAMDI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo