Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Sejumlah pekerja duduk berhadapan di gudang milik PT Food Station Tjipinang Jaya di Pisangan Timur, Jakarta Timur, kemarin. Dengan cekatan, mereka memasukkan sejumlah bahan pangan ke kantong kain. Ada minyak goreng, susu, saus, dan lainnya. Tas itu berwarna merah-putih dengan tulisan mentereng "Bantuan Presiden RI Bersama Lawan Covid-19".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar 50 meter dari buruh bagian pengepakan, pekerja lain memasukkan paket bantuan itu ke dalam truk. Siang itu, gudang milik perusahaan daerah Jakarta tersebut dipenuhi pelbagai bahan pokok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pekerja PT Food Station Tjipinang Jaya menjelaskan, hiruk-pikuk persiapan pemberian bantuan sosial terjadi sejak dua pekan lalu. "Kami mendapat penugasan pada pertengahan April," katanya kepada Tempo di lokasi, kemarin.
Kementerian Sosial memberikan bantuan bagi 1,3 juta keluarga miskin dan rentan miskin yang terimbas pandemi Covid-19 di Jakarta. Santunan berupa bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, sarden, kecap, sambal, susu, hingga teh, itu disalurkan hingga tiga bulan ke depan. Nilai bantuan tersebut sebesar Rp 300 ribu per paket dan akan disalurkan dua kali per bulan.
Food Station tidak sendirian dalam mengemas 1,3 juta paket bantuan tersebut. Sumber menyebutkan ada tiga gudang lain yang dipersiapkan pemerintah di Cakung, Jakarta Utara, Karawang, dan Tangerang. Di Food Station, 300 buruh bekerja nyaris dalam tiga shift masing-masing terdiri atas seratus orang dan dibagi dalam sepuluh kelompok.
Seorang buruh di Food Station mengungkapkan pekerjaan mereka sempat tersendat beberapa hari lalu. Penyebabnya, kantong kemasan tidak cukup. "Kami harusnya mengepak 20 ribu paket bantuan per hari. Tapi, karena tas kain hanya tersedia lima ribu, pengemasan menyesuaikan dengan jumlah kantong yang ada," kata dia. Namun, dia melanjutkan, pengiriman bantuan tidak sampai terhenti.
Lain cerita di gudang Marunda Center, Kabupaten Bekasi, yang juga ditunjuk pemerintah pusat untuk menyiapkan bantuan sosial. Menurut sumber, distribusi dari perusahaan logistik itu sempat terhenti saat bantuan baru tersalurkan sekitar lima persen. Penyebabnya, tas bertulisan "Bantuan Presiden" belum kunjung tiba dari Sritex, pabrik tekstil di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Direktur Operasional PT Food Station Tjipinang Jaya, Frans M. Tambunan, mengatakan mereka ditugasi menyiapkan 277.649 paket bantuan oleh Kementerian Sosial. Paket itu didistribusikan tiap dua pekan selama enam kali periode distribusi oleh PT Pos Indonesia.
Frans menjelaskan, penyiapan paket bantuan presiden oleh Food Station dimulai pada 16 April lalu dan akan berakhir pada 29 Juni mendatang. Paket bantuan yang disiapkan itu disalurkan untuk daerah Jakarta Timur.
Frans menuturkan, dalam sehari Food Station menyiapkan 20 ribu paket bantuan presiden. "Sesuai dengan kapasitas man power yang kami miliki," kata dia melalui WhatsApp. Sebanyak 300 buruh di sana bekerja dalam tiga waktu kerja.
Frans irit bicara soal tersendatnya pengemasan karena menunggu kantong "Bantuan Presiden". "Untuk hal ini, Kementerian Sosial yang lebih berwenang menjawab," katanya.
Senada, ditanya soal tas kain tersebut, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi hanya mengatakan mereka bekerja keras agar bantuan itu secepatnya tiba di masyarakat. "Persiapan goody bag dari vendor penyedia, FS (Food Station) mempersiapkan barangnya," ujarnya.
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk, Iwan Setiawan Lukminto, membenarkan perusahaannya merupakan salah satu penyedia kantong kemasan bantuan sosial itu. Namun ia tak dapat menyebutkan jumlah dan nilai kerja samanya. "Perhitungannya masih di Kemensos," kata dia.
Setiawan pun menyanggah ada keterlambatan kantong di gudang-gudang penyiapan. "Tempat kami on time semua," ujarnya.
Kepala Regional Empat Jakarta PT Pos Indonesia, Onni Hadiono, tidak mengetahui ihwal tersendatnya pengemasan karena tas pembungkus. "Persoalan di dalam gudang, kami gak tahu, itu kewenangan perusahaan gudangnya," kata dia.
Menteri Sosial Juliari Batubara belum memberikan pernyataan atas tersendatnya pengemasan bantuan presiden karena menunggu kantong khusus itu. "Saya sedang rapat," kata dia lewat WhatsApp, kemarin petang. GANGSAR PARIKESIT
Tersendat Bantuan karena Kemasan
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo