Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sejumlah daerah tetangga Jakarta berupaya memperbanyak tempat tidur isolasi dan intensive care unit (ICU) bagi pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Penambahan ranjang isolasi juga dilakukan di tempat karantina komunal.
Rumah sakit Jakarta merawat 18 persen pasien Covid-19 asal Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
JAKARTA – Kota-kota di sekitar Jakarta berupaya menambah ruang perawatan bagi pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Langkah ini dilakukan setelah terjadi lonjakan jumlah pasien di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) secara signifikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya menyatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk meningkatkan kapasitas ruang isolasi dan ICU di rumah sakit rujukan Covid-19 di sekitar Ibu Kota. Sebab, 101 rumah sakit rujukan di Jakarta nyaris penuh sehingga dikhawatirkan banyak pasien yang tidak tertangani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga 17 Januari lalu, dari 7.827 tempat tidur isolasi, telah terisi 87 persen. Sedangkan dari 1.063 ranjang ICU, telah terpakai 82 persen. Data pemerintah DKI Jakarta menyebutkan pasien asal Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang dirawat di Jakarta mencapai 18 persen. Adapun sebanyak 76 persen pasien yang dirawat merupakan warga Ibu Kota dan sisanya, 6 persen, berasal dari luar Jabodetabek.
Di Tangerang Selatan, pemerintah setempat berencana menambah 150 ranjang isolasi bagi pasien tanpa gejala dan bergejala ringan. Penambahan ini ditargetkan rampung bulan depan. “Dengan lonjakan jumlah kasus (positif corona) yang luar biasa, kami perlu antisipasi agar bisa menampung pasien tanpa gejala dan bergejala ringan,” kata Koordinator Rumah Lawan Covid-19, Suhara Manulang, kemarin.
Rumah Lawan Covid-19 merupakan fasilitas yang disediakan pemerintah Tangerang Selatan untuk menangani pasien Covid-19. Fasilitas ini berada di Ciater, Kecamatan Serpong. Secara keseluruhan, Rumah Lawan Covid-19 telah merawat 1.753 pasien. Kemarin, dari 150 tempat tidur yang tersedia, sebanyak 99 telah ditempati pasien.
Menurut Suhara, 150 ranjang isolasi tambahan itu nantinya berada di tenda yang ditempatkan di belakang gedung utama Rumah Lawan Covid-19. Pasien bakal merasa nyaman selama menjalani karantina karena tenda dilengkapi pelbagai fasilitas, seperti penyejuk ruangan dan mesin cuci. Bahkan di sana juga disediakan peralatan olahraga, seperti meja pingpong dan papan catur. “Di setiap tenda bakal dilengkapi kamera pengawas dan panic button,” katanya. “Jika kondisi kesehatan pasien memburuk, mereka bisa segera mengabari petugas.”
Sementara itu, di Kota Bekasi, pemerintah setempat berencana menambah kapasitas ruang ICU bagi pasien Covid-19. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Rina Oktavia, mengatakan, dari tiga rumah sakit umum daerah (RSUD) tipe D di Kota Patriot itu, penambahan baru dilakukan di RSUD Pondok Gede. Sedangkan di RSUD Jatisampurna direalisasi kemarin dan di RSUD Bantargebang masih dalam persiapan.
Sebelum ada penambahan itu, rumah sakit rujukan di Kota Bekasi hanya bisa menampung 85 pasien. Senin lalu, kapasitasnya telah penuh sehingga tidak bisa lagi menampung pasien baru. Pemerintah Kota Bekasi terpaksa merujuk pasien-pasien itu ke luar Kota Bekasi. "Kami selalu berkoordinasi dengan rumah sakit di luar Kota Bekasi,” kata Rina, Selasa lalu. “Tapi memang saat ini ICU dan (tempat tidur) isolasi di DKI dan Kabupaten Bekasi juga dalam keadaan full."
Petugas merapikan tempat tidur untuk pasien COVID-19 berstatus OTG (Orang Tanpa Gejala), di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, 15 Januari 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Pemerintah Kota Bogor, Senin lalu, meresmikan rumah sakit lapangan untuk penanganan Covid-19. Rumah sakit yang berada di Jalan Kesehatan, Tanah Sareal, itu memiliki 56 ranjang isolasi dan 8 tempat tidur ICU.
Kepala Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor, Yeti Hariyati, menuturkan seluruh fasilitas dan peralatan sudah siap digunakan. Hanya, mereka kekurangan perawat. Dengan demikian, untuk sementara, jumlah pasien dibatasi hanya separuh dari kapasitas yang disediakan. “Rekrutmen perawat akan dirampungkan dalam minggu ini,” katanya.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan rumah sakit lapangan itu bisa digunakan oleh pasien dari kota lain. Hanya, kuotanya dibatasi 30 persen. “Berbagai skenario sudah kami matangkan untuk menghadapi kondisi terburuk,” kata Bima. Termasuk menyiapkan lokasi lain yang bisa dijadikan tempat perawatan bagi pasien Covid-19.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir, mengatakan Kementerian telah menerbitkan surat edaran untuk kepala daerah dan direktur rumah sakit agar mengkonversi tempat tidur pasien non-corona menjadi ranjang pasien Covid-19. Rumah sakit yang berada di zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19 diminta mengalihkan 40 persen ranjang perawatannya untuk tempat tidur isolasi dan 25 persen ICU untuk pasien corona.
Selain itu, Abdul meminta pemerintah daerah menyiapkan tempat isolasi terkendali di bawah pengawasan dinas kesehatan. Tujuannya agar pasien Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan tapi tidak memiliki rumah memadai bisa menjalani karantina di sana. “Sehingga mereka yang dirawat di rumah sakit itu ialah pasien bergejala sedang, berat, dan kritis,” katanya.
GANGSAR PARIKESIT | ADI WARSONO (Bekasi) | MUHAMMAD KURNIANTO (Tangerang Selatan) | M.A. MURTADHO (Bogor)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo