Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan lalu lintas saat ini merupakan situasi yang menimbulkan kekhawatiran karena dapat berakhir dengan kerugian, baik secara materiil maupun non materiil. Kecelakaan sering kali terjadi akibat kelalaian pengemudi atau kondisi yang kurang memadai dari mobil itu sendiri. Bahkan, pecah ban mobil juga dapat menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas yang membahayakan pengemudi lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecelakaan yang disebabkan oleh pecahnya ban mobil, yang umumnya terjadi karena pengemudi kesulitan mengendalikan laju kendaraan, sering terjadi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa baik kondisi fisik kendaraan maupun kesiapan pribadi sebelum memulai perjalanan jauh.
Bahaya Pecah Ban pada Mobil
Risiko yang terkait dengan pecahnya ban pada mobil tidak hanya mengancam keselamatan pengemudi, tetapi juga pengemudi lain di sekitarnya. Kejadian pecah ban seringkali membuat pengemudi panik dan mengambil tindakan yang salah, yang akhirnya dapat menyebabkan kehilangan kendali atas mobil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara umum, kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pecahnya ban terutama terkait dengan ban depan, meskipun saat ini semakin banyak kasus kecelakaan yang terjadi akibat pecahnya ban belakang.
Ketika pecah ban terjadi pada kecepatan berkendara antara 60 hingga 80 kilometer per jam, penting untuk tetap tenang. Penting untuk menjaga kendaraan tetap pada arah yang lurus, mengingat pecahnya ban dapat membuat kemudi menjadi lebih berat pada sisi yang ban pecah. Meskipun mungkin terasa untuk melambatkan kendaraan, tindakan ini sebenarnya salah.
Selanjutnya, hindari penggunaan pedal rem, karena hal ini dapat meningkatkan tekanan pada ban yang pecah, yang pada gilirannya dapat membuat kendaraan kehilangan cengkeramannya dan berpotensi melintir. Secepatnya, lepaskan kaki dari pedal rem untuk menjaga keseimbangan dan mencegah terbaliknya kendaraan.
Tips untuk Menghindari Bahaya Pecah Ban pada Mobil
1. Periksa Tekanan Udara pada Ban
Salah satu langkah pertama adalah memeriksa tekanan udara pada ban sebelum memulai perjalanan. Tekanan udara yang tidak sesuai adalah penyebab utama pecahnya ban, terutama saat ban memuai akibat panas yang dihasilkan oleh aspal atau beton yang panas. Pastikan tekanan ban sesuai dengan rekomendasi pabrikan, mengingat tekanan yang terlalu tinggi dapat berisiko.
2. Periksa Kondisi Fisik Ban
Selain itu, selalu periksa kondisi fisik ban mobil Anda sebelum mengemudi, tidak hanya saat melakukan perjalanan jarak jauh. Ban yang sudah lama digunakan atau dalam kondisi buruk dapat mengalami kerusakan, seperti karet yang tipis, sobek, atau retak. Jika kondisi ban memprihatinkan, sebaiknya lakukan penggantian secepatnya.
3. Perhatikan Alur pada Ban
Pastikan juga untuk memeriksa alur ban secara berkala, karena benda kecil seperti kerikil atau batu dapat terselip di sana. Jika dibiarkan, benda-benda ini dapat merusak ban dan mengganggu cengkeraman pada jalan.
4. Perhatikan Muatan pada Mobil
Selalu perhatikan beban yang Anda angkut di dalam mobil dan pastikan sesuai dengan kapasitas kendaraan. Beban berlebihan dapat membuat beban pada ban menjadi terlalu tinggi, meningkatkan risiko pecahnya ban. Pastikan untuk tidak memaksakan kendaraan dengan muatan yang melampaui batas kapasitas.
5. Ganti Ban
Terakhir, jika kondisi ban mobil sudah aus atau rusak, segera lakukan penggantian. Penggantian ini dapat dilakukan setelah ban telah digunakan dalam rentang waktu tertentu, misalnya setelah mencapai 40 ribu kilometer atau setelah penggunaan selama tiga tahun. Dengan melakukan langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko pecah ban saat sedang dalam perjalanan dan menjaga keselamatan Anda dan penumpang lainnya.
DAIHATSU.CO.ID
Pilihan editor: Bagaimana Cara Menangani Kasus Pecah Ban Ketika Melaju