Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tip Mengikuti Wisata Berjalan Kaki

Walking tour tengah diminati masyarakat dari berbagai kalangan. Pilihan wisata ini mengajak peserta berjalan kaki beberapa kilometer dalam satu rute selama 2-3 jam. Meski terlihat mudah, ada berbagai tip yang harus diperhatikan sebelum memulai perjalanan.

19 Juni 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Age menyarankan peserta walking tour mengenakan pakaian dan sepatu yang nyaman.

  • Penggunaan masker menjadi tantangan bagi Farid ketika memandu peserta walking tour.

  • Pada awal mengikuti walking tour, warna kulit Andyta pernah menjadi gelap.

Setelah sesi perkenalan, Rizki Yuli Agustin mengajak 11 wisatawan yang ia pandu ke depan gapura gerbang Kampung Kauman, Yogyakarta, Selasa pagi, 14 Juni 2022. Gapura tersebut berkelir hijau dengan lambang sang surya di bagian atasnya. Itu merupakan logo ormas Islam tertua di Indonesia, yakni Muhammadiyah.

Dari titik itulah, Age—demikian Rizki Yuli akrab disapa—mulai menjelaskan tentang Kampung Kauman kepada wisatawan. "Yang membuat logo ini adalah Kiai Haji Siraad Dahlan. Beliau merupakan putra pertama Kiai Haji Ahmad Dahlan," Age memaparkan.

Setelah dari mulut gang, Age memimpin rombongan blusukan ke gang-gang sempit Kampung Kauman. Ia menjelaskan bentuk bangunan-bangunan tua yang ada di sana, berkunjung ke Langgar Ar-Rosyad, serta menyambangi rumah-rumah pembuatan batik zaman kolonial Belanda, yang disebut dengan batik handel.

Pemandu Jogja Good Guide tengah menjelaskan soal sejarah rumah pembuatan batik yang disebut Batik Handel di Kampung Kauman, Kota Yogyakarta, 14 Juni 2022. TEMPO/Pito Agustin Rudiana

Selanjutnya, mereka menuju monumen bertulisan nama 24 pejuang Kauman yang tewas dalam pertempuran di Kotabaru dalam kurun waktu 1945-1949. Lalu ke Musala Aisyiah yang merupakan satu-satunya musala khusus perempuan. Mereka juga mendatangi Langgar KH Ahmad Dahlan—yang dalam sejarahnya pernah dibakar—hingga jujugan terakhir di halaman Masjid Gedhe Kauman. 

Tiap kali berhenti di satu lokasi, Age akan memberi penjelasan. Setidaknya 10 menit per satu tempat. "Kalau terlalu lama, akan bosan," kata Age, yang berkisah kepada Tempo setelah memandu wisatawan di Kampung Kauman pada pagi itu.

Untuk mengikuti walking tour, pria berusia 25 tahun ini mengungkapkan bahwa persiapan bagi wisatawan tidak jauh berbeda dengan wisata luar ruangan pada umumnya. Misalnya mengenakan pakaian yang nyaman, sepatu atau sandal gunung, serta membawa jas hujan atau payung. Bagi wisatawan lansia, selama masih kuat berjalan, mereka dipersilakan turut serta.

Co Founder Jakarta Good Guide, Farid Mardhiyanto, memandu peserta walking tour rute Pasar Baru di Jakarta, 12 Juni 2022. Tempo/Friski Riana

Pramuwisata dari Jakarta Good Guide, Farid Mardhiyanto, juga menyarankan hal serupa. Selain mengenakan pakaian dan alas kaki yang nyaman, ia menuturkan, payung merupakan perlengkapan utama yang wajib dibawa dalam cuaca apa pun.

Peserta wisata berjalan kaki juga harus mengenakan masker selama tur berlangsung. Pemakaian masker ini sebetulnya menjadi tantangan tersendiri bagi pramuwisata seperti Farid. Pria berusia 41 tahun ini mengungkapkan bahwa pemandu bisa menghabiskan waktu 70-80 persen berbicara dari tahap awal perkenalan hingga mendampingi wisatawan sampai titik akhir. Ia harus terbiasa berbicara sambil menggunakan masker.

Tantangan lainnya adalah rasa khawatir akan virus corona. Farid mengatakan tak bisa memastikan bahwa peserta walking tour sehat, aman, dan bersih. "Kita bisa melihat status vaksinasi, tapi kita enggak tahu dia terkena apa enggak."

Hal yang tak kalah penting adalah peserta walking tour harus menikmati cerita dan membuka pikiran. "Buka curiosity atau keingintahuan tentang satu daerah. Kalau sudah enggak tertarik, agak susah untuk menghibur peserta," ujar Farid.

Peserta Walking Tour Cerita Bandung rute Pecinan Discovery di Bandung, Jawa barat. TEMPO/ANWAR SISWADI

Adapun Farhan Basyir, pendiri Cerita Bandung, menyarankan peserta walking tour tak lupa sarapan sebelum memulai perjalanan. Pasalnya, peserta akan diajak berjalan kaki selama beberapa jam. Ia juga menyarankan calon peserta memantau informasi kegiatan di akun media sosial operator wisata agar bisa cepat mendaftar. Sebab, kuota peserta biasanya terbatas, sementara peminatnya banyak.

Salah satu peserta walking tour, Andyta Nalaresi, bercerita bahwa cuaca panas sering menjadi tantangan bagi peserta. Karena itu, warga Jakarta Timur yang sering mengikuti walking tour tersebut selalu membawa minuman, kacamata hitam, dan tabir surya. Pada awal mengikuti walking tour lima tahun lalu, warna kulit perempuan berusia 29 tahun ini pernah menjadi gelap. Tak mengherankan, saat mengikuti walking tour rute Pasar Baru pada Ahad, 12 Juni lalu, Andyta terlihat mengenakan kaus putih dan kacamata hitam.

FRISKI RIANA | ANWAR SISWADI (BANDUNG) | PITO AGUSTIN RUDIANA (YOGYAKARTA)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus