Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Trik Miss IIMS 2018 Menampik Tawaran Konsumen Nakal

Ada saja calon pembeli di IIMS 2018 yang berbuat iseng, tidak berkehendak membeli produk, melainkan hanya 'mengganggu' para Sales Promotion Girl.

5 Mei 2018 | 06.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Larisnya penjualan di pameran, tidak terlepas dari andil usher/umpire, para perempuan cantik yang bertugas menjelaskan produk yang dipasarkannya. Dari penjelasan mereka, para calon pembeli memutuskan membeli-tidaknya sebuah produk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun tidak jarang, ada saja calon pembeli yang berbuat iseng, tidak berkehendak membeli produk, melainkan hanya 'mengganggu' para usher yang berjaga di booth. Hal ini juga terjadi pada pameran Indonesia International Motor Show atau IIMS 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mereka yang serius dan tidak serius, ketahuan kok. Yang serius biasanya bertanya mendalam perihal produk, tidak lama setelahnya bicara harga. Nah kalau sudah sampai situ, di follow up oleh para sales," kata Novita Sari, usher di booth Suzuki pada pameran otomotif Indonesia International Motor Show atau IIMS 2018.

Baca: IIMS 2018: Transaksi 11 Hari Pameran Tembus Rp 4,08 Triliun

Menghadapi tipe konsumen seperti itu, para usher bersikap dengan sangat profesional, berusaha menjelaskan sedetail mungkin apa yang diketahuinya tentang produk otomotif.

"Tetapi kalau konsumennya nanya macam-macam, melebar ke sana ke mari, ya dengan sangat terpaksa saya cut [potong], minta maaf untuk melayani calon konsumen lainnya," ujar Novita.

Novita yang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta ini tidak menampik adanya calon pembeli berbuat 'iseng', dari mulai menanya hal-hal pribadi seperti nomor handphone. "Ada malah yang iseng, bisa nggak mbak beli mobil dapat kamu. Saya langsung cut, mohon maaf mengakhiri pembicaraan," tuturnya.

Miss Motor Show IIMS 2018 ini tidak memungkiri profesi yang dijalaninya, seringkali mendapat cibiran dari sejumlah kalangan dengan tudingan-tudingan negatif. "Itu terjadi karena mereka tidak begitu mendalam mengetahui profesi ini, tahunya dari kulit luar saja".

Siwi Prasetyorini, juga seorang usher, mengaku seringkali mendapati calon pembeli iseng. "Ada beberapa yang modelnya seperti itu, setelah basa-basi sepintas soal produk, tak lama kemudian minta nomor handphone. Ya saya persilakan menghubungi pihak agency, mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa, lalu berlalu ke booth lain," katanya.

Baca: IIMS 2018: All New Suzuki Ertiga Laku 764 Unit, Tipe GX Terlaris

Bagi Siwi dan koleganya, bekerja secara profesional adalah hal yang tidak bisa ditawar, terutama dalam meyakinkan calon pembeli agar mau membeli produk. "Kalau klien puas, tentu saja mereka akan menggunakan jasa usher kami di pameran berikutnya. Makanya kami harus bekerja dengan baik, profesional," katanya.

Umumnya para usher bekerja 5-6 jam dalam seharinya, dengan bayaran di kisaran Rp 1 juta. Fee tersebut sudah bersih untuk dibawa pulang. "Lumayan untuk keperluan biaya kuliah dan uang jajan," kata kolega Siwi.

Novita, Siwi dan para usher, berharap event-event besar sekelas IIMS, bisa lebih banyak lagi digelar di waktu-waktu mendatang. "Bravo dunia otomotif Indonesia, sukses untuk IIMS 2018, sampai bersua lagi di IIMS 2019," ujar Novita.

BISNIS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus