Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Turnamen Tenis Pemain Amatir

Berbagai turnamen amatir rutin diadakan komunitas liga tenis. Menjadi wadah agar olahraga tenis menjadi bagian dari gaya hidup.

18 Juni 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Berbagai turnamen amatir cukup rutin diadakan komunitas liga tenis.

  • Antusiasme masyarakat kepada tenis turut dipengaruhi oleh para selebritas yang mengadakan laga amatir.

  • Di luar turnamen amatir ini, sejumlah klub juga kerap mengadakan laga persahabatan.

Tiket pertandingan tenis antarselebritas, "Lagi-lagi Tenis", yang diadakan Raffi Ahmad telah terjual habis. Dalam unggahannya di Instagram pada Jumat, 9 Juni 2023, Raffi Ahmad mengatakan bahwa pemesanan tiket sudah penuh dalam waktu lima menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Larisnya penjualan tiket laga tenis amatir ini pernah terjadi pada November tahun lalu dalam acara "Tiba-tiba Tenis", yang diselenggarakan Vindes Sport (program dari Vindes Media milik Vincent Rompies dan Deddy Mahendra Desta).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain kalangan selebritas, animo terhadap olahraga tenis ini juga cukup besar di tengah masyarakat. Berbagai turnamen amatir cukup rutin diadakan komunitas liga tenis. Salah satunya Ultimate Tennis Championship (UTC) yang sudah dua kali menyelenggarakan turnamen tenis amatir di Jakarta.

Direktur UTC Erik Fatono mengungkapkan, komunitas liga yang didirikannya baru sembilan bulan belakangan ini diminati sejumlah klub tenis. "Awalnya cuma sembilan klub. Terakhir ada 28 klub yang ikut," kata Erik kepada Tempo, Kamis, 15 Juni 2023.

Erik tak menampik bahwa antusias masyarakat terhadap tenis turut dipengaruhi oleh para selebritas yang mengadakan laga amatir. Namun hal yang membuat tenis kian berkembang dan kuat adalah komunitas yang diisi oleh orang-orang yang konsisten berlatih.

Turnamen tenis amatiran yang diadakan Ultimate Tennis Championship. Dok UTC

Pria berusia 40 tahun asal Bali ini mendirikan UTC karena minimnya wadah bagi para petenis amatir untuk mengembangkan kemampuan. Lewat UTC pula, Erik ingin mengusung olahraga tenis sebagai bagian dari gaya hidup. "Kami juga ada persaingan di dalamnya. Enggak cuma kayak main-main doang."

Untuk sistem pertandingan, Erik mengadakannya secara beregu atau tim yang terdiri atas 10 orang. Pesertanya terbuka untuk segala kelompok usia dan level permainan. Sejak awal, UTC memang menargetkan kelompok pemula hingga menengah.

Tidak semua klub bisa berpartisipasi. Hanya komunitas tenis yang kompaklah yang mendapatkan undangan untuk berlaga. Kemudian setiap klub mengatur sendiri tempat dan jadwal pertandingannya. Biasanya, mereka akan bertanding sepekan sekali.

UTC, kata Erik, hanya memfasilitasi tempat untuk babak semifinal dan final. Meski masih level amatir, UTC menyediakan hadiah bagi tim yang meraih gelar juara. Hadiah ini berasal dari sejumlah sponsor. Seperti event kedua pada Mei lalu, tim yang menjadi juara mendapatkan empat buah raket tenis senilai Rp 15 juta.

Kesuksesan ini pun membuat Erik berencana mengadakan kembali turnamen amatir pada Agustus mendatang. Ia mengaku tengah menyiapkan konsep pertandingannya karena akan berbeda dari sebelumnya. "Kami bikin bertema. Agustus bikin Lovers Cup atau Womens Only. Orang Indonesia tipikalnya kan pengin sesuatu yang dinamik, beda-beda terus. Harapannya bisa hype," ucapnya.

Di luar turnamen amatir ini, Erik mengatakan, sejumlah klub juga kerap mengadakan laga persahabatan. Sekali waktu bisa sampai 20 orang yang berkumpul di satu lapangan untuk bermain hingga bertukar pikiran.

Dash Tennis Tournament di Kawasan Bulungan, Jakarta, 17 Juni 2023. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Melihat fenomena bertumbuhnya olahraga tenis secara positif juga menarik Dash Sport, hub olahraga digital di Indonesia, untuk menyelenggarakan turnamen amatir. Dash Sport menyelenggarakan Turnamen Tip Tip Dash Tennis pada 17-18 Juni di Lapangan Tenis Bulungan, Jakarta Selatan.

Dilansir dari Antara, kejuaraan yang menawarkan total hadiah sebesar Rp 125 juta ini menggandeng masyarakat umum dari berbagai kalangan, termasuk kelompok difabel. "Dalam kesempatan istimewa ini juga digelar pertandingan ekshibisi wheelchair tennis atau tenis kursi roda yang mempertemukan atlet-atlet difabel PP Pelti," kata pendiri dan CEO Dash Sports, Alit Aryaguna.

Turnamen tenis amatir itu mempertandingkan tiga kategori dan diramaikan oleh keikutsertaan 96 tim yang berasal dari sejumlah komunitas dan klub olahraga dari kawasan Jabodetabek.

Turnamen ini mempertandingkan babak kualifikasi dengan aturan 1 set of 8 games, 8-8 tie break dan 2 deuces, serta babak final dengan aturan best of three sets dari 6 games, 6-6 tiebreak, dan third set super tiebreak.

FRISKI RIANA | ANTARA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus