Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Niat pemerintah mengolah sumber daya alam di dalam negeri lewat penghiliran awalnya mendapat pujian. Namun implementasi awalnya lewat penghiliran nikel menuai banjir kritik.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menyatakan kondisi ini membuat efek penghiliran buat pertumbuhan ekonomi belum signifikan. Nilai tambah ekonominya hanya ada di penyerapan tenaga dan bangun konstruksi smelter waktu awal.
Tiga calon pasangan presiden bakal meneruskan program penghiliran.
JAKARTA — Penghiliran alias hilirisasi menjadi salah satu topik hangat dalam kampanye calon presiden dan wakil presiden 2024. Topik tersebut berpotensi menjadi bahasan dalam debat kedua calon wakil presiden pada Ahad besok, 21 Januari 2024, yang mengangkat tema pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, serta masyarakat adat dan desa.
Penghiliran menjadi program unggulan Presiden Joko Widodo untuk mengolah kekayaan alam dalam beberapa tahun terakhir. Dimulai dengan nikel, Jokowi berencana mewajibkan pengolahan semua sumber daya mineral hingga batu bara menjadi produk bernilai tambah tinggi. Bahkan program ini akan diterapkan pada produk perikanan dan pertanian.
Pada 31 Juli lalu, Jokowi mengatakan penghiliran yang meningkatkan nilai tambah dari sektor mineral, perkebunan, serta perikanan di dalam negeri bakal membantu Indonesia selangkah lagi menuju status negara maju. Jokowi menyitir proyeksi Bank Dunia serta Dana Moneter Internasional (IMF) soal status negara maju Indonesia pada 2040-2045 jika penghiliran sukses.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo