Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Viral Cerita Order Sahur Ojek Online Dapat Penilaian Buruk

Seorang pengemudi ojek online curhat tentang dilema yang dialami saat bekerja melayani pelanggan menjelang sahur semasa Ramadan ini.

10 Mei 2019 | 21.00 WIB

Seorang sopir Go-Jek (kiri) membawa sekotak makanan untuk dibawa ke pelanggannya di sebuah restoran di Jakarta, 13 Juli 2017. Sopir ojek online dapat memindahkan barang dan orang lebih cepat, membantu bisnis meningkatkan penjualan secara dramatis serta menjangkau lebih banyak konsumen. REUTERS/Beawiharta
Perbesar
Seorang sopir Go-Jek (kiri) membawa sekotak makanan untuk dibawa ke pelanggannya di sebuah restoran di Jakarta, 13 Juli 2017. Sopir ojek online dapat memindahkan barang dan orang lebih cepat, membantu bisnis meningkatkan penjualan secara dramatis serta menjangkau lebih banyak konsumen. REUTERS/Beawiharta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pengemudi ojek online curhat tentang dilema yang dialami saat bekerja melayani pelanggan menjelang sahur semasa Ramadan ini. Penilaian buruk bisa diterima karena dianggap terlambat mengantar menu makanan sahur melewati batas Imsak.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Cerita dilema yang diunggah akun @sueycidee pada Rabu 8 Mei 2019 itu kemudian viral. Hingga Jumat sore 10 Mei, cerita itu telah di-retweet lebih dari 37 ribu kali dan disukai 16 ribu netizen lain. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akun itu menuliskan, seorang pengemudi di Bogor bernama Ervina mendapat pesanan untuk membeli makanan di restoran cepat saji McD pukul 03.35 WIB. Namun, hingga 4.15 WIB, pesanan belum juga selesai dikemas.

"Customer chat takut keburu Imsak. Semua driver resah karena masih antri, takut customer kecewa jika makanan tidak termakan karena keburu Imsak," cuit akun itu. Karena itulah, pelanggan justru memberikan penilaian berupa satu bintang atau dianggap mengecewakan dan komentar ke pengemudi.

Menurut akun itu, penilaian demikian berdampak fatal seperti bonus lenyap dan tak mendapat izin melayani pelanggan alias suspend selama beberapa hari. "Dan dampak dari bintang 1 itu emang bukan mitos. Di tongkrongan ada 2 orang kena bintang 1 plus komen aneh-aneh dari customer. Yang 1 suspend 3 hari. Yang 1 lagi akun ojolnya gagu alias susah dapet order," sambungnya.

Pengalaman ini pun dirasakan pemilik akun @sueycidee. Dia mengaku bekerja sebagai pengemudi ojek online. Dia meminta warga tak memesan makanan di waktu yang berdekatan dengan imsak.

"Jam 2, jam 3 juga banyak kok driver yang pada ngalong. Kasihanilah kami driver, kami cuma nyari uang recehan. Gak lebih," tulisnya.

Unggahan itu mendapat komentar baik dari sesama pengemudi ojek online maupun netizen lainnya. Mereka rata-rata berempati dan memberi dukungan kepada para pengemudi ojek online.

Seperti yang dicuitkan @cheniyaeri: salut sama mereka driver ojol (ojek online) yang rela antri waktu sahur. Padahal ongkirnya ga seberapatapi perjuangan warbyasah. Semoga untuk para ojol diberi kelancaran rezekinya. Amin.

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus