Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ruang Berkarya Pencinta Gunpla

Komunitas Gunpla hadir di berbagai daerah. Menjadi wadah bagi para pencinta Gundam.

22 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Komunitas penggemar gundam ada di berbagai daerah di Indonesia.

  • Di Bandung, ada Komunitas Gundam Bandung Advance yang aktif berkegiatan.

  • Di Jakarta, Gundam Bestie menggelar aneka acara hingga berskala nasional.

Aneka action figure dari anime Jepang di dalam etalase kaca meramaikan suasana ruangan sebuah rumah kuliner di Jalan Melong Kidul Nomor 56, Bandung. Tempat itu sekaligus menjadi titik kumpul bagi para anggota komunitas Gundam Bandung Advance. Secara acak, mereka biasanya berdatangan pada Selasa, Jumat, atau Minggu, dari sore hingga malam hari. Sebagian ada yang membawa Gunpla, akronim dari Gundam plastic model kit untuk dirakit sambil kongko.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut anggota staf humas komunitas, Mochamad Harier Rizki, 20 tahun, masih kerap muncul pertanyaan soal perbedaan antara Gundam dan Gunpla. Gundam, kata dia, adalah sosok robot jagoan di sebuah film serial animasi Jepang. Sebagai ciri khas yang membedakannya dengan robot lain, di bagian kepala Gundam ada semacam tanduk runcing berbentuk seperti huruf V. “Kalau mainan robot Gundam yang dirakit namanya Gunpla,” katanya, Kamis, 19 Oktober 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mahasiswa angkatan 2020 Program Studi Teknik Komputer Telkom University Bandung itu mengenal Gundam sejak akhir kelas VI sekolah dasar. Berawal ketika sedang berselancar di Internet, Harier melihat iklan robot Gundam melintas. Setelah dicek, ternyata ada mainan robotnya juga. Karena harganya terhitung mahal, dia baru bisa punya Gunpla pertamanya ketika duduk di sekolah menengah atas dari hasil mengumpulkan uang jajan.

Tak tanggung-tanggung, Harrier saat itu langsung membeli Gunpla Wings yang berkelas perfect grade seharga Rp 2,1 juta. Skala modelnya berukuran 1/60 dengan tinggi 30 sentimeter. “Aku langsung beli mahal karena sudah suka banget. Kalau beli yang kecil-kecil rasanya kurang puas,” ujarnya. Dia kepincut pada elemen sayap yang mengesankan sosok Gundam jadi lebih anggun. 

Tidak hanya mengoleksi, Harrier juga belajar mengecat model atau repaint Gunpla selama setahun kepada orang yang berpengalaman. Ambisinya adalah menyasar lomba tahunan Gunpla Builders World Cup 2019 gelaran Bandai, pembuat model kit robot Gundam asal Jepang. Di tingkat nasional, karyanya berjudul Awakening of the FA-78 Thunderbolt menyabet juara ketiga.

Robot Gundam di Bandung, Jawa Barat, 20 Oktober 2023. TEMPO/Prima mulia

Setelah itu dia bergabung dengan komunitas Gundam Bandung Advance dan belajar memodifikasi Gunpla agar punya karakter khusus dan sesuai dengan keinginan pemesannya atau untuk lomba. Absen tahun ini, dia bersama rekannya sedang menyiapkan karya baru untuk kompetisi global itu pada 2024. “Targetnya mudah-mudahan bisa ke Jepang.”

Menurut pengurus komunitas Gundam Bandung Advance, Kodrat Kusumah alias Oda, 30 tahun, kali ini ada sekitar 20 anggota yang ikut lomba Gunpla Builders World Cup, yang berlangsung pada 13-29 Oktober 2023 di Mal Taman Anggrek, Jakarta. Selain itu, ada lomba internal komunitas yang rutin digelar, misalnya pada Juni lalu di mal Paris van Java Bandung. Meskipun pesertanya tidak sebanyak lomba pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu 50 orang, Oda mengaku puas karena antusiasme pengunjung dinilai bagus dan banyak yang terjaring untuk bergabung.

Aktivitas komunitas yang dibentuk pada 2011 oleh tiga orang yang telah nonaktif itu sempat surut pada 2019. Pada akhir tahun itu, Oda dan seorang seniornya menghidupkan lagi gairah anggota dengan menggelar lomba. Diikuti 70 peserta, komunitas pun kembali ramai. Namun, belum sempat membuat acara kumpul lanjutan, wabah Covid-19 keburu datang. “Sekarang mulai naik lagi peminatnya dengan anggota baru,” ujarnya, Rabu, 18 Oktober lalu. 

Tanpa kartu khusus, jumlah anggota yang bergabung di grup Facebook sebanyak 4.000 orang lebih. Namun yang aktif berkumpul bareng setiap dua bulan sekali sebanyak 30-40 orang, dan mencapai 100-200 anggota saat acara lomba. Pertemuan itu disertai showcase atau pameran singkat Gunpla karya anggota, berbagi teknik mengecat ulang atau repaint, dan modifikasi atau custom. Selebihnya anggota dibebaskan mengobrol hal lain, terutama dengan anggota yang jarang datang untuk berkumpul. Di komunitas, kata Oda, ada 20 anggota yang bisa repaint dan custom.

Mayoritas anggota aktif berasal dari kalangan seusia mahasiswa. Selebihnya berusia 30-an tahun dan seorang pelajar. Anggota dibebaskan membahas semua hal soal Gundam dari berbagai jenis produk dan merek pembuatnya. Khusus yang ingin jual-beli, disediakan forum khusus. “Tujuan komunitas ini untuk mewadahi mereka yang suka Gundam, kumpul bareng, sharing. Kalau mau belajar custom dan repaint, bisa tanya ke senior,” ujarnya.

Oda bergabung dengan komunitas ini sejak 2015 setelah punya sebuah Gunpla dari hasil kerjanya. Robot Gundam merupakan sepenggal memori masa kecilnya dari tontonan di televisi. Walau begitu, hobi merakit model Gunpla bukan mainan bocah cilik. “Karena peralatannya memakai tang potong dan cutter,” kata dia. Anak seumur siswa SD bisa ikut bergabung di komunitas, tapi harus didampingi atau diawasi orang tuanya. Adapun perakitan modelnya tinggal dipasang sesuai dengan petunjuk buku manual. Mainan pajangan itu tidak memerlukan lem. 

Selain itu, sesuai dengan harapan senior, kata Oda, anggota komunitas diharapkan tidak sekadar membeli model kit Gunpla baru, merakit, lalu memamerkannya ke anggota lain di grup media sosial. Lebih dari itu, anggota komunitas didorong untuk punya keahlian mengecat ulang dan memodifikasi sehingga sulit untuk anak-anak. Dua keahlian itu paling tidak diperlukan untuk menunjang ide, kreativitas, dan imajinasi tak terbatas para penggemar Gunpla. “Pakai nama advance itu supaya skill anggota lebih maju,” ujarnya. 

Oda, yang tertarik secara bertahap dari keasyikan merakit, kemudian mengecat, dan memodifikasi, menilai Gunpla sebagai karya seni berskala kecil. Pun bagi Harrier. “Gundam itu seperti kanvas yang bisa dicat dan dibuat custom,” katanya. Terlebih tidak ada pakem atau aliran tertentu sehingga pemilik bisa menggubah Gunpla dengan bentuk kreasi apa pun laiknya seniman. 

Dalam perlombaan, Oda, yang sering menyabet juara pertama di tingkat lokal Bandung, pernah melihat peserta yang menjadikan model Gundam Mobile Suit Ball, yang berbentuk seperti bola, sebagai bakso. Disajikan di dalam mangkok berkuah, bagian atasnya ditaburi mi plastik. Dalam kesempatan lain, ada karya peserta yang menggubah Gundam menjadi Gatotkaca. Sementara itu, kreator lain yang meraih juara pertama menjadikan Gundam bersayap seperti burung garuda.

Karya Gunpla dalam lomba harus produk asli Bandai, termasuk komponennya yang bisa diracik dari jenis model robot apa pun. Komponen baru diperbolehkan sepanjang hasil buatan tangan, bukan barang palsu, dan cetakan tiga dimensi. Menurut Oda, pernah terjadi karya seorang peserta menggunakan barang palsu di bagian kaki dan luput dari pengamatan juri. “Setelah diributkan netizen, juaranya dibatalkan, diganti pemenang baru,” katanya. 

Dari berbagai jenis Gunpla yang beredar, modelnya terbagi menjadi beberapa tingkatan. Paling awal disebut super-deformed atau SD dengan tinggi sekitar 10 cm. Selain mungil, kesan lucu muncul dari ukuran kepala yang lebih besar dari tubuhnya. Kemudian ada high grade (HG) yang berskala 1/144. Ukuran normalnya setinggi 15 cm. “Model ini disarankan untuk pemula karena tidak begitu banyak bagiannya dan tidak terlalu detail,” kata Oda.  

Berikutnya ada real grade (RG) yang juga berukuran skala 1/144 tapi lebih rumit dengan banyak detail. Selanjutnya master grade (MG) berskala 1/100 setinggi 18-20 cm dan lebih kompleks pada bagian serta komponennya. Gunpla terbesar bertaraf perfect grade (PG) dengan skala 1/60 setinggi 30 cm. “Ini yang paling kompleks, banyak bagian dan detailnya,” ujar Oda. Harga Gunpla dari sekitar Rp 200 ribu hingga jutaan.  

Di luar lomba, anggota komunitas bebas membeli dan merakit model kit Gunpla tiruan yang harganya lebih murah. Selain untuk pajangan, kata Oda, bisa untuk latihan mengecat model robot.

Ketua Komunitas Gundam Bestie, Dudi Rosidhy. Dok. Komunitas Gundam Bestie

Tak hanya di Bandung, di Jakarta juga ada komunitas pencinta Gundam yang aktif mengadakan berbagai kegiatan. Namanya Gundam Bestie. Komunitas yang diampu Dudi Rosidhy ini bermula dari grup Facebook, yang dibuat pada 1 April 2022. Selain Dudi, ada sepuluh orang yang ikut mendirikan komunitas. Sebelumnya mereka semua tergabung di komunitas lain. Tapi, karena komunitas itu kurang aktif, Dudi berinisiatif mendirikan komunitas baru sebagai wadah bagi pehobi Gunpla dan model kit lainnya.

Meski baru seumur jagung, komunitas ini sudah memiliki ribuan anggota dari berbagai daerah. Interaksi para anggotanya di grup Facebook, kata Dudi, cukup aktif. Mereka tidak hanya membagikan foto koleksi Gunpla, tapi juga tip cara merakit yang baik dan benar, peralatan yang direkomendasikan, dan berbagi kesenangan. Agar para anggota di grup semakin aktif, komunitas rutin mengadakan giveaway sebulan sekali. Hadiahnya tak main-main, yaitu berupa model kit yang didonasikan oleh anggota di grup itu. “Misalnya, ada satu teman lagi ada rezeki, dia donasikan model kit untuk dibagikan ke teman-teman lain,” kata pria 40-an tahun itu.

Untuk kegiatan lainnya, Gundam Bestie pernah mengadakan Costume Party Halloween Edition pada September tahun lalu. Para pesertanya diminta mengkreasikan Gunpla model kit dengan tema Halloween. Hadiahnya bagi yang jadi juara cukup menggiurkan. Juara pertama mendapat uang Rp 750 ribu, trofi, serta satu unik model kit MG dan HG. Juara kedua menerima Rp 500 ribu, trofi, serta satu unik model kit RG dan nipper merek Godhand. Juara favorit ada yang mendapat Rp 250 ribu, plakat, dan satu unit model kit HG.

Komunitas Gundam Bestie menggelar Indonesia Mecha Championship (IMECH 2023) di Mall of Indonesia, Jakarta. Dok. Komunitas Gundam Bestie

Belum lama ini, Dudi dkk menggelar event offline berskala nasional di Mall of Indonesia, Jakarta Utara, yaitu Indonesia Mecha Championship (IMECH 2023). Ada 148 peserta yang berkompetisi untuk empat kategori, yaitu Gunpla Custom, Gunpla Repaint, Gunpla Straight Build, dan Open Mecha. Setiap pemenang kategori mendapat model kit PG Unleash dan penbrush Mr Hobby Procon. “Hadiahnya lumayan bikin ngiler. Kita panitia juga ngiler,” ujar Dudi.

Di luar kompetisi, Gundam Bestie juga mengadakan acara kumpul anggota komunitas. Kegiatannya tak sekadar mengobrol dan minum kopi. Dudi dkk menghadirkan kelas pelatihan yang menghadirkan sesepuh di dunia repaint Gunpla, Danu Waskito. Acara ini pun dihadiri sekitar 50 orang di Wu Hub Coworking Space, Jakarta. 

Ke depan, Dudi bersama komunitasnya berencana membuat kegiatan pengenalan Gunpla kepada anak-anak. Ide ini terinspirasi setelah ia berkunjung ke sekolah anaknya. Saat itu Dudi menjadi guru sehari di SD Yasporbi 1, Pancoran. Ia mengisi kelas itu dengan memperkenalkan Gundam koleksinya. “Enggak disangka, antusiasnya tinggi,” kata dia.

Dudi menuturkan banyak orang tua yang meminta Dudi membuat lokakarya merakit Gunpla khusus anak-anak. “Saya bilang oke saja, tapi kita konsep dulu seperti apa karena butuh sarana dan prasarananya untuk pelatihan.”

FRISKI RIANA | ANWAR SISWADI (BANDUNG)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus