Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Arab Saudi selidiki video aparat keamanan 'pukul' sejumlah remaja perempuan di panti asuhan

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Rekaman video memperlihatkan petugas berpakaian preman menyeret rambut seorang perempuan remaja di panti asuhan di kawasan Khamis Mushait, 30 Agustus 2022. Setelah itu, seorang polisi memukulinya dengan ikat pinggang. Twitter
Rekaman video memperlihatkan petugas berpakaian preman menyeret rambut seorang perempuan remaja di panti asuhan di kawasan Khamis Mushait, 30 Agustus 2022. Setelah itu, seorang polisi memukulinya dengan ikat pinggang.

Pihak berwenang Saudi mengatakan sedang menggelar penyelidikan atas sebuah video daring yang memperlihatkan sejumlah aparat keamanan memukuli beberapa remaja perempuan di sebuah panti asuhan.

Dalam rekaman yang belum diverifikasi, seorang polisi dan beberapa orang berpakaian sipil terlihat menggerebek Rumah Pendidikan Sosial di Khamis Mushait, Arab Saudi.

Baca Juga:

Seorang petugas tampak menyeret seorang remaja perempuan yang berteriak-teriak di lantai. Sementara, seorang polisi memukulnya dengan ikat pinggang.

Para remaja perempuan lainnya terlihat dikejar-kejar dan dipukul dengan tongkat kayu.

Situasi persisnya dan waktu kejadian tidak jelas, namun seorang pengguna Twitter yang mengklaim dirinya yang mengedit video itu, menulis bahwa gadis-gadis itu melakukan "pemogokan melawan korupsi dan ketidakadilan" setelah mereka "menuntut hak-hak mereka dari panti asuhan dan ditolak".

Perempuan Saudi Getty Images
Foto ilustrasi: Perempuan Arab Saudi

Baca Juga:

Dia kemudian mengunggah foto-foto beberapa perempuan yang disebutnya mengalami memar-memar akibat tindakan kekerasan itu.

Dia kemudian menuduh bahwa seorang pejabat senior mengancam mereka jika video itu tidak dihapus dari media sosial.

Para aktivis hak asasi manusia dan kelompok oposisi menyatakan kegeraman mereka atas isi rekaman video yang beredar pada Selasa malam.

Sementara tagar "Khamis_Mushait_Orphans" mulai menjadi tren di Twitter di Arab Saudi.

Baca juga:

Pegiat HAM mengutuk 'serangan ganas' itu

Kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris, ALQST, mengatakan rekaman itu "mengganggu" dan bahwa otoritas Saudi "harus meminta pertanggungjawaban kepada para pelaku".

Kelompok oposisi yang tergabung dalam Partai Majelis Nasional, yang terdiri para pembangkang yang diasingkan, mengutuk "serangan ganas" tersebut.

Perempuan Saudi AFP
Foto ilustrasi: Dua perempuan Saudi dan telepon pintarnya.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka menuntut agar pemerintah Arab Saudi "melindungi para remaja perempuan di tempat penampungan dan panti asuhan, supaya mereka dapat menggunakan hak-hak dasarnya".

Seperti apa reaksi otoritas Arab Saudi?

Gubernur wilayah Asir barat daya mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (31/08), bahwa dia telah membentuk komite untuk menyelidiki isi rekaman itu.

Dia juga mengatakan, hasil temuannya akan diberikan kepada pihak berwenang terkait.

Insiden kekerasan ini terjadi pada saat meningkatnya kekhawatiran internasional tentang hak-hak perempuan di Arab Saudi.

Baca juga:

Siapa aktivis perempuan Saudi yang dipenjara?

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Arab Saudi telah mencabut larangan mengemudi bagi perempuan.

Negara itu juga melonggarkan aturan perwalian laki-laki, namun di sisi lain mereka memenjarakan sejumlah aktivis perempuan terkemuka.

Tindakan ini dianggap sebagai bagian dari tindakan keras terhadap adanya perbedaan pendapat.

Baca juga:

Kelompok hak asasi manusia, Dawn, yang berbasis di AS melaporkan pekan ini bahwa ada seorang perempuan Saudi dijatuhi hukuman 45 tahun penjara karena menggunggah pernyataannya di media sosial, yang mengkritik para pemimpin kerajaan.

Dokumen pengadilan menunjukkan bahwa Nourah binti Saeed al-Qahtani dihukum karena "menggunakan internet untuk memporakpandakan tatanan sosial" dan "melanggar ketertiban umum dengan menggunakan media sosial", kata kelompok hak asasi itu.

Perempuan Saudi lainnya, mahasiswa program Doktoral di Universitas Leeds, Inggris, Salma al-Shehab, dipenjara selama 34 tahun karena aktivitas Twitter-nya pada awal bulan ini.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada