Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Taliban ditawari menjadi partai politik dan ikut pemilu Afghanistan

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Taliban Getty Images
Taliban meningkatkan serangan di Afghanistan dalam beberapa bulan ini untuk membalas serangan udara koalisi pimpinan AS.

Kelompok perlawanan di Afghanistan, Taliban, ditawari menjadi partai politik dan mengikuti pemilihan umum di negara tersebut.

Tawaran ini diajukan oleh Presiden Ashraf Ghani, hari Rabu (28/02), saat menyampaikan pidato di pertemuan regional di ibu kota Kabul, yang membahas kerangka kerja perundingan damai dengan Taliban.

Baca Juga:

Konferensi ini dihadiri 25 negara, termasuk Indonesia.

"Harus ada gencatan senjata, Taliban akan diakui sebagai partai politik dan proses untuk saling percaya akan terwujud," kata Presiden Ghani.

"Kami mengajukan tawaran tanpa syarat agar bisa dicapai perjanjian damai.

Baca Juga:

"Keputusan sekarang ada di tangan Anda (para pemimpin Taliban), menerima perdamaian ... dan mari bersama-sama mewujudkan stabilitas di negara ini ... mari kita bersama-sama menjaga negara ini," tambahnya.

Sebagai imbalan, kata Ghani, Taliban harus mengakui secara resmi pemerintah dan konstitusi negara Afghanistan, yang selama ini selalu menjadi ganjalan perundingan damai antara kedua pihak.

Pada hari Senin (27/02), Taliban mengatakan mereka siap berunding secara langsung dengan pemerintah Amerika Serikat 'untuk mencari solusi damai' atas perang di Afghanistan yang telah berlangsung selama lebih dari 16 tahun.

Tapi pernyataan Taliban ini tidak menyebut sama sekali perundingan dengan pemerintah Afghanistan, sementara Amerika Serikat mensyaratkan keterlibatan pemerintah Afghanistan dalam proses perdamaian di negara ini.

Hanya ingin berunding dengan AS?

Taliban Getty Images
Kelompok Taliban berkuasa di Afghanistan pada 1996 hingga 2001 sebelum ditumbangkan oleh koalisi internasional pimpinan AS.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wartawan Pakistan dan pakar Taliban, Rahimullah Yusufzai, mengatakan para pemimpin kelompok ini hanya ingin berunding dengan Amerika, namun para anggota lebih fleksibel soal kemungkinan menggelar perundingan dengan pemerintah Afghanistan.

"Ada orang-orang di Taliban yang meyakini bagaimanapun mereka harus pula berunding dengan pemerintah Afghanistan," kata Yusufzai kepada kantor berita AFP.

Ia mengatakan banyak korban jatuh di pihak Taliban akibat dari serangan udara dan serangan darat yang dilakukan militer Amerika.

Meski demikian, Yusufzai meyakini perlawanan dari kelompok ini akan terus berlanjut.

"Mereka mendapatkan kekuatan dari kemampuan melakukan perlawanan," katanya.

Korban di pihak warga sipil naik tajam dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan peningkatan serangan oleh Taliban di sejumlah kota, sebagai balasan atas strategi agresif pemerintah Amerika di Afghanistan.

Taliban menguasai sekitar 75% wilayah Afghanistan pada 1996 hingga 2001, sebelum ditumbangkan oleh pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada