Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi menetapkan kenaikan tarif bea masuk impor baja dan alumunium, Kamis (08/03) waktu setempat. Penandatanganan itu dilakukan di Gedung Putih dan disaksikan sejumlah pekerja dari dua industri tersebut.
Cina menyebut kebijakan itu adalah serangan serius bagi perdagangan dunia yang memicu perang dagang.
Aturan yang diteken Trump itu berlaku untuk seluruh negara, kecuali Kanada dan Meksiko yang sedang bernegoisasi dengan AS terkait Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara NAFTA.
"Pemerintah AS akan berlaku sangat adil. Kami akan bertindak fleksibel," kata Trump kemarin.
- Bahkan politikus Republik cemas pada ancaman 'perang dagang' Donald Trump
- Cina ancam pembalasan jika Trump lancarkan perang dagang
- Cina, Rusia desak Amerika Serikat tinggalkan 'mentalitas Perang Dingin'
Trump yakin tarif baru itu akan menggenjot industri dalam negeri AS yang selama ini disebutnya menderita akibat ketimpangan perdagangan.
Tarif tersebut akan berlaku 15 hari ke depan atau 23 Maret mendatang. Produk baja yang masuk ke AS akan dikenakan tarif sebesar 25%, sedangkan produk alumunium sebesar 10%.
Merujuk data Kementerian Perdagangan AS, pengimpor alumunium terbesar ke negara Paman Sam adalah Kanada dan Uni Eropa, disusul Korea Selatan, Meksiko, dan Brasil, berada di peringkat selanjutnya.
Adapun Cina dan Rusia merupakan pengekspor alumunium terbesar ke-8 dan ke-9 ke AS.
Komisioner Perdagangan Uni Eropa, Cecilia Malmstroem, menyebut sebagai sekutu dekat negara-negara Uni Eropa harus dikecualikan dari kebijakan itu.
Korea Selatan berencana membawa masalah itu ke forum Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Sementara itu, asosiasi pengusaha baja dan alumunium di Cina mendesak pemerintah mereka menyiapkan kebijakan balasan melalui retaliasi atas barang impor AS, antara lain batu bara, produk pertanian dan elektronik.
Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, menyebut AS dan negaranya sepatutnya menjadi mitra, bukan musuh dalam perdagangan.
Perang dagang yang muncul akibat kebijakan Trump ini, menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, tidak akan menguntungkan pihak manapun.
Lagarde berkata, perang dagang itu justru berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi global.
Trump mengklaim kebijakan ini untuk melindungi pekerja dalam negerinya. Pada saat kampanye pilpres tahun 2016, Trump berjanji akan mengembalikan kejayaan industri baja dan alumunium AS.
Namun kebijakan Trump ini dinilai sejumlah pihak kental nuansa politik.
Trump disebut sekadar ingin membalas jasa para pekerja kerah biru di beberapa negara bagian, salah satunya Pennsylvania, yang mengalihkan dukungan dari Partai Demokrat ke Republik.
Kebijakan Presiden Donald Trump kali ini bahkan ditentang oleh begitu banyak politikus Partai Republik, termasuk Ketua DPR Paul Ryan.