Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Dendam urusan kantor, dosen kampus kirim ‘bom pernikahan’

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Kepolisian India telah menangkap seorang dosen lantaran diduga terkait dengan ledakan bom yang menewaskan seorang pria dan mencederai istri yang baru dinikahinya.

Berdasarkan keterangan kepolisian, dosen bernama Punjilal Meher itu sejatinya tidak ada urusan dengan pengantin baru tersebut, tapi terhadap ibu mereka.

Baca Juga:

Maher diketahui satu kantor dengan orang tua pengantin baru tersebut di sebuah kampus negeri.

Dia dituduh sengaja mengirim kado berisi bom lantaran tidak terima bahwa rekan kerjanya itu mendapat promosi jabatan sebagai kepala kampus.

Kado itu meledak ketika dibuka Soumya Sekhar Sahu, insinyur komputer berusia 26 tahun. Soumya meninggal dunia, sedangkan istrinya yang berusia 22 tahun, Reema, luka parah. Keduanya resmi menjadi pasutri lima hari sebelumnya.

Baca Juga:

Korban lainnya adalah bibi Soumya yang berusia 85 tahun. Kejadian itu sendiri berlangsung pada 23 Februari di kediaman keluarga besar Soumya di Patnagarh, negara bagian Orissa.

Nama Meher muncul setelah kepolisian menginterogasi lebih dari 100 orang, sebagian besar keluarga dan rekan pasutri. Aparat juga melacak catatan percakapan telepon seluler, data pada komputer dan telepon milik pasutri anyar tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut kepala kepolisian negara bagian Orissa, RK Sharma, Meher "bertindak sendirian" merencanakan aksi tersebut dengan terlebih dulu mengunduh cara membuat bom dari internet. Meher pula yang membuat bom di rumahnya.

Setelah bom rampung dibikin, Meher disebut membungkus dan membawanya menggunakan kereta ke Raipur, kota berjarak 230 kilometer dari rumahnya. Dia lalu mengirimkannya memakai jasa antar paket guna menghindari pelacakan.

Oleh jasa antar paket, parsel itu dibawa bergantian dengan tiga bus berbeda dan empat tangan yang berbeda sebelum akhirnya sampai di Patangarh pada 20 Februari. Secara keseluruhan, paket itu telah menempuh perjalanan sejauh 650 kilometer.

Sebuah stiker pada paket yang diantarkan perusahaan kurir itu mencantumkan nama pengirim, SK Sharma dari Raipur.

"Ini tampak seperti kado pernikahan," kata mendiang Soumya Sekhar kepada istrinya beberapa saat sebelum membuka kado. "Tapi saya tidak mengenal pengirimnya. Saya tidak mengenal siapapun dari Raipur."

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada