Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Kesepakatan nuklir Iran: AS akan alami 'penyesalan bersejarah' jika mundur

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Trump, Rouhani, AS, Iran EPA
Presiden Rouhani (kanan) menegaskan Iran siap melawan setiap keputusan yang diambil Presiden Trump (kiri).

Presiden Iran, Hassan Rouhani, sudah memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan menghadapi 'penyesalan bersejarah' jika Donald Trump mengabaikan kesepakatan nuklir Iran.

Hal itu diungkapkan Rouhani menanggapi Presiden Trump yang menyatakan akan memutuskan untuk mundur dari kesepakatan itu dengan batas waktu 12 Mei mendatang.

Baca Juga:

Trump mengecam kesepakatan -yang dicapai di era kepemimpinan Barack Obama- sebagai 'edan'.

Kesepakatan nuklir 2015 antara Iran, AS, Cina, Rusia, Jerman, Prancis dan Inggris itu mencabut sanksi atas Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.

Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, akan terbang ke Washigton untuk membahas kelanjutan kesepakatan dengan para pejabat Gedung Putih.

Baca Juga:

PBB juga sudah memperingatkan agar Trump tidak ke luar dari kesepakatan.

Iran BBC
Sejumlah warga AS juga menentang kesepakatan dengan Iran.

Dalam komentar yang disiarkan TV pemerintah Iran, Presiden Rouhani mengatakan, 'Jika Amerika meninggalkan kesepakatan nuklir, akan menyebabkan penyesalan bersejarah."

Dia juga memperingatkan Iran memiliki rencana untuk menghadapi setiap kebijakan yang mungkin diambil Trump dan 'kami akan melawannya'

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah Teheran berulang kali menyatakan bahwa program nuklirnya sepenuhnya untuk perdamaian dan kesepakatan tidak bisa dirundingkan kembali.

Sementara Presiden Trump mengancam akan 'mundur' dari kesepakatan dengan keputusan yang akan diambil pada 12 Mei -akhir dari masa pengkajian ulan selama 120 hari- kecuali Kongres AS dan negara-negara Eropa memperbaiki 'cacat yang membawa petaka'.

Netanyahu, Iran, nuklir EPA
PM Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Iran masih meneruskan program nuklir untuk membuat bom atom.

Pekan lalu, Israel mengungkapkan 'dokumen rahasia nuklir' yang disebut memperlihatkan bahwa Iran melakukan program senjata nuklir tersembunyi sebelum tahun 2003 dan secara rahasia tetap menguasai teknologinya, yang melanggar kesepakatan.

Iran mencap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai pembohong dengan menyebut dokumen yang diungkapkan merupakan tuduhan lama yang sudah ditangani Badan Tenaga Atom Internasional, IAEA.

Namun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, mengatakan dokumen bersangkutan otentik dan memperlihatkan bahwa kesepakatan nuklir Iran 2015 'dibangun berdasarkan kebohongan'.

Trump tidak senang dengan kesepakatan saat ini karena hanya membatasi kegiatan nuklir Iran untuk masa tertentu dan tidak menghentikan pengembangan rudal balistik.

Dia juga berpendapat kesepakatan memberi 'rezeki nomplok' sebesar US$100 miliar kepada Iran, yang menggunakannya sebagai 'dana gelap untuk senjata, teror, dan penindasan' di Timur Tengah.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada