Sebuah organisasi yang menyediakan 'ruang aman' bagi penggemar sepak bola dari kalangan LGBT dan etnis minoritas di Rusia mengatakan, mereka diusir dari fasilitas di St Petersburg itu pada malam pembukaan Piala Dunia.
Fasilitas yang disebut Diversity House, Rumah Keberagaman, itu seharusnya dibuka selama masa kejuaraan.
Rumah Keberagaman bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang toleran bagi penggemar sepak bola dari kalangan gay dan orang-orang yang bukan kulit putih putih untuk menonton pertandingan.
Tetapi pada menit-menit terakhir pemilik gedung mengunci ruangan dan penyelenggara tidak bisa masuk, serta mengakhiri kontrak mereka.
"Mereka dengan sangat kasar meminta kami meninggalkan tempat itu, mematikan listrik dan tidak memberikan penjelasan apa-apa kepada kami," kata seorang organisator lokal kepada BBC.
- Messi gagal penalti: Apa rahasia kiper Islandia menahan tendangan sang bintang?
- Perempuan Rusia diminta tak berhubungan intim dengan laki-laki asing selama Piala Dunia
- Mahkamah Eropa kecam hukum 'propaganda gay' Rusia
Jaringan Sepak Bola Internasional Melawan Rasisme di Eropa (Fare), yang berada di belakang prakarsa itu, mengatakan tindakan itu tampaknya bagian dari gerakan bermotif politik.
Tindakan itu adalah "semacam serangan politik yang menunjukkan bagaimana perdebatan tentang hak asasi manusia dilindas oleh kekuatan politik konservatif yang sangat berkuasa di Rusia", kata direktur Fare, Piara Powar dalam sebuah pernyataan, Sabtu (16/6).
Dia menunjuk pada sejarah panjang tekanan dna pemberangusan terhadap kelompok-kelompok hak asasi dengan dalih legalistik di Rusia, dan khususnya di St Petersburg.
Betapa pun, 'Rumah Keberagaman' menemukan tempat baru di pusat kota dan sudah dibuka pada hari Sabtu lalu, kata penyelenggara.
Badan sepakbola dunia FIFA, yang bekerja dengan Fare, mengatakan "menyesali" kejadian itu dan mengaku telah menghubungi pihak berwenang St Petersburg untuk mencari solusi.
- Piala Dunia 2018: Siapa yang Anda jagokan?
- Transgender Kirgistan bahkan harus mencari perlindungan ke Rusia
- Kisah warga Maluku: Kakek saya ‘cetak gol’ di Piala Dunia 1938
Sementara itu, Rumah Keberagaman lain di Moskow dibuka dengan lancar dan bisa menjalankan berbagai acara.
Di sana ditampilkan pameran sepakbola, nonton bersama pertandingan Piala Dunia, diskusi, dan pertemuan dengan pendukung dan penduduk Rusia, kata Fare.
Ruang itu dibuka bagi siapa pun, baik orang Rusia maupun warga asing yang datang untuk mendukung tim mereka, setiap hari selama Piala Dunia.
Pada tahun 1993 Rusia mengeluarkan UU yang tak lagi mempidanakan homoseksualitas, tetapi prasangka anti-gay terus merajalela.
Lima tahun lalu, Duma (parlemen) Rusia mengesahkan undang-undang yang menetapkan bahwa "propaganda hubungan seksual non-tradisional" (homoseksualitas) di kalangan anak-anak merupakan pidana.