Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Puan, orangutan Sumatra tertua, mati di Australia, sebuah obituari diterbitkan khusus

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Puan holds a metal bar at Perth Zoo ALEX ASHBURY/ PERTH ZOO
Puan, 62, diberikan kepada Kebun Binatang Perth pada 1968.

Orangutan Sumatera yang diketahui sebagai yang tertua di dunia, mati dalam usia 62 tahun di sebuah kebun binatang Australia, meninggalkan 54 anak cucu.

Si panjang umur itu bernama Puan, digambarkan sebagai "sesepuh" Kebun Binatang Perth, dieutanasia pada hari Senin sesudah menderita berbagai komplikasi yang berkaitan dengan usia.

Baca Juga:

Dia telah menghuni kebun binatang itu sejak 1968, dan pada 2016 secara resmi diakui oleh Guinness World Records sebagai yang tertua di dunia untuk spesies itu.

Orangutan Sumatra adalah spesies yang terancam punah, dan di alam liar jarang yang mencapai usia 50 tahun.

Puan diyakini lahir di hutan di Sumatra, Indonesia, pada tahun 1956. Ia meninggalkan "warisan luar biasa": 11 anak dan seluruhnya 54 keturunan yang kini tersebar di berbagai tempat di Amerika Serikat, Eropa dan tempat lain, kata Kebun Binatang Perth.

Baca Juga:

"Genetikanya terhitung hampir mencapai 10% dari populasi zoologi global," kata pawang primata di Kebun Binatang Perth, Holly Thompson.

"Dia sudah berbuat begitu banyak untuk koloni di Kebun Binatang Perth dan untuk kelangsungan hidup spesiesnya."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa anak-cucu Puan telah dilepaskan kembali ke alam liar di Sumatera, kata kebun binatang Perth.

Sumatran orangutan Puan at Perth Zoo in Western Australia PERTH ZOO
Sebuah obituari bagi Puan diterbitkan di sebuah harian Australia.

Menurut World Wildlife Fund, sekarang ini di dunia hanya terdapat sekitar 14.600 orangutan Sumatera.

Dan jumlahnya terus terancam oleh rusaknya habitatnya karena pembukaan lahan, khususnya kelapa sawit. Tak sedikit orang utan yang mati dibunuh oleh pekerja perkebunan, hampir tanpa alasan.

Kepala kebun binatang Puan menulis sebuah obituari yang diterbitkan di surat kabar The West Australian pada hari Selasa(19/6) ini.

"Selama bertahun-tahun bulu mata Puan telah berubah warna jadi kelabu, gerakannya melambat dan pikirannya mulai mengembara," tulis Martina Hart.

"Tapi dia tetaplah sang eyang putri, perempuan yang tenang dan penuh martabat, senantiasa."

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada