Presiden Amerika Serikat Donald Trump membela pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di tengah kecaman terhadap kinerjanya.
Lewat Twitter, Trump mengecam "para pembenci" yang tidak menginginkannya berhubungan baik dengan Putin, dengan mengatakan mereka menderita "Sindrom Sakit Jiwa Trump".
Trump mengatakan dirinya telah salah ucap saat konferensi pers dengan Putin dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/07).
- Sempat bela Putin, Trump kini amini tuduhan Rusia intervensi Pilpres 2016
- Bertemu Putin, Trump bela Rusia soal intervensi Pemilu AS
- Trump bela Putin soal tuduhan intervensi Rusia pada Pilpres AS
Presiden AS berpihak kepada Putin terkait dengan pernyataan badan intelijennya sendiri tentang tuduhan campur tangan Rusia pada pemilu Amerika.
Hal ini memicu kemarahan dari kedua kubu partai politik di Amerika.
Di Twitter, Trump mengatakan orang yang "ingin menyaksikan pertandingan tinju" terganggu akan hubungannya dengan Putin.
"Mereka lebih menyukai perang daripada menyaksikan ini!" tulisnya.
https://twitter.com/realDonaldTrump/status/1019520574371123200
https://twitter.com/realDonaldTrump/status/1019544304853966853
Twit muncul satu hari setelah Trump mengatakan dirinya terlupa satu kata sehingga terlihat mendukung pernyataan Putin bahwa Rusia tidak terlibat dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016 yang dimenangkannya.
Presiden Trump mengatakan dia menerima penilaian badan intelijen AS bahwa Rusia memang campur tangan.
Apa yang dikatakan Trump sebelumnya?
Kontroversi mengemuka setelah Trump bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia.
Berikut ucapan Trump sebagaimana dikutip Gedung Putih dalam jumpa pers seusai pertemuan tersebut:
REPORTER: Presiden Putin membantah keterlibatan dalam campur tangan pemilihan pada 2016. Segenap badan intelijen AS berkesimpulan bahwa Rusia telah melakukannya. Pertanyaan pertama saya kepada Anda, siapa yang Anda percayai?
TRUMP: Orang-orang saya datang ke saya … mereka berkata bahwa menurut mereka itu adalah Rusia. Saya bertemu Presiden Putin, dia berkata itu bukan Rusia. Yang saya katakan adalah: Saya tidak melihat alasan apapun mengapa itu demikian.
Yang dikatakan Trump sekarang
Trump mengaku telah meninjau transkrip ucapannya dan menyadari dia perlu mengklarifikasi.
"Kalimatnya seharusnya: 'Saya tidak melihat alasan mengapa saya tidak' atau 'mengapa itu bukan Rusia' Semacam kalimat negatif ganda," ujarnya.
"Saya menerima kesimpulan komunitas intelijen bahwa campur tangan Rusia pada pemilihan 2016 telah berlangsung. Bisa jadi orang lain. Ada begitu banyak orang di luar sana," tambahnya.
Trump berkata campur tangan itu tidak punya dampak terhadap pemilihan, yang dia menangi setelah mengalahkan Hillary Clinton.
Bagaimanapun, Trump tidak merespons ketika wartawan bertanya apakah dia akan mengecam Putin.
Keberangan dua kubu
Baik kubu Republik maupun Demokrat tercengang ketika Trump mengeluarkan pernyataan yang memihak Rusia dan mengabaikan intelijen negaranya sendiri.
Bahkan salah satu pendukung Trump di kubu Republik, Newt Gingrich, menilai komentar Trump adalah "kesalahan paling serius dalam masa kepresidenannya".
Setelah Trump berbalik berpihak pada badan intelijen AS, Pemimpin Senat AS dari kubu Demokrat, Chuck Schumer, menuding sang presiden merupakan pengecut.