Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menuduh Washington memperlihatkan "sifat penginjil, Zionis" terkait dengan pemenjaraan seorang pastor Amerika.
Andrew Brunson sudah ditahan di Turki selama hampir dua tahun atas dugaan melakukan tindak terorisme. Saat ditangkap, dia menjadi salah satu dari 50.000 orang yang dituduh terlibat dalam upaya kudeta.
Gedung Putih menyatakan tuduhan tersebut tidak berdasar dan mengancam akan mengenakan sanksi terhadap Ankara jika pastor tersebut tidak dibebaskan.
- Pendeta AS yang dituduh dukung Fethullah Gulen, keluar dari penjara Turki
- Turki dan AS berseteru, saling bekukan visa paspor
- Ditandatangani kesepakatan AS-Turki terkait perlawanan Suriah
Erdogan mengatakan Turki menolak diancam ataupun mengkompromikan kemandirian lembaga peradilannya.
Brunson yang menjalankan gereja Protestan di Izmir, dituduh mendukung kudeta yang digagalkan pada tahun 2016 dan pemberontak Kurdi. Dia telah menyangkal berbagai tuduhan tersebut.
Pengacara Brunson, Cem Halavurt, menyebutkan tuduhan terhadap kliennya "sama sekali tidak terbukti".
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyambut baik pemindahan Brunson dari penjara menjadi tahanan rumah. Namun, sebagaimana dicuitkannya di Twitter, langkah itu "tidak cukup" mengingat "tiada bukti kredibel" terhadap Brunson.
Pastor tersebut telah dipindahkan dari penjara menjadi tahanan rumah karena alasan kesehatan, tetapi pengadilan di Izmir menolak usaha banding guna membebaskannya.
- Turki setuju AS pakai markas untuk menghadapi ISIS
- AS peringatkan perpecahan Turki-Kurdi di perang Suriah
- AS perintahkan warganya keluar Turki terkait keamanan
Brunson ditempatkan sebagai tahanan rumah dan harus memakai perangkat elektronik pada pergelangan kaki agar aparat bisa terus memantaunya.
Faktar bahwa kedua sekutu NATO ini terlibat dalam saling memaki ini menunjukkan seriusnya krisis hubungan AS-Turki, kata wartawan BBC, Mark Lowen.
Erdogan mengaitkan pembebasannya dengan desakan terhadap Washington untuk mengekstradisi ulama Turki, Fethullah Gulen, yang diduga mengatur usaha kudeta dan kini tinggal di Pennsylvania, AS.
Kebijakan yang dikecam sebagai "diplomasi sandera" membuat hubungan dua negara yang penting ini merosot ke titik baru terendah. Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, dijadwalkan akan berunding dengan Menteri Luar Negeri AS, Michael Pompeo, di sela-sela pertemuan ASEAN di Singapura, akhir pekan ini.
Sebelumnya, Amerika Serikat sudah dibuat jengkel oleh keputusan Turki membeli rudal-rudal antipesawat buatan Rusia, bukan dari sesama anggota NATO.