Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Mujica, yang pernah dijuluki 'presiden termiskin dunia' tolak uang pensiun

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
José Mujica EPA
José Mujica mundur dari Senat agar lebih punya waktu utuk pertaniannya.

Mantan pemimpin Uruguay José Mujica, yang dijuluki "presiden termiskin di dunia" karena gaya hidupnya yang sederhana, mengatakan dia tidak ingin menerima uang pensiun untuk jabatannya sebagai senator.

Mujica mengundurkan diri pada hari Selasa (14/08) sebagai senator yang dijabatrnya sejak 2015, sesudah lima tahun masa jabatannya sebagai presiden berakhir.

Baca Juga:

Dia mengatakan dia tidak akan menuntaskan masa jabatannya sampai 2020 nanti karena dia "telah lelah setelah perjalanan jauh".

Mantan pemimpin pemberontak sayap kiri itu kini berusia 83 tahun.

Surat resmi pengunduran diri Mujica disampaikan kepada KEtua Senat, Lucía Topolansky, yang juga wakil presiden Uruguay dan istri Mujica sejak 13 tahun lalu.

Baca Juga:

Di dalamnya dia mengatakan "motif (untuk mengundurkan diri) bersifat pribadi, saya akan menyebutnya 'kelelahan setelah suatu perjalanan jauh'."

"Betapa pun, sepanjang pikiran saya masih jalan, saya tidak dapat akan mengundurkan diri dari solidaritas dan pertarungan gagasan," tulisnya pula.

Mantan pemberontak berharta VW biru

Mujica dikenal terang-terangan dan kadang-kadang berbicara tanpa tedeng aling-aling, juga meminta maaf kepada "setiap rekan saya mungkin secara pribadi terluka dalam panasnya perdebatan".

Pada tahun 2013, ia harus meminta maaf kepada presiden Argentina waktu itu, Cristina Fernández de Kirchner, karena menyebut dia "nenek tua" dan memberi label menyebut suaminya yang juga mantan presiden, Néstor Kirchner, "lelaki bermata juling".

Pernyataan itu terekam pada konferensi pers ketika dia tidak menyadari bahwa mikrofonnya menyala.

Pada tahun 2016, dia mengatakan bahwa presiden Venezuela, Nicolás Maduro, "sesinting seekor kambing".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi gaya hidupnya yang membumi dan sikapnya yang menolak tinggal di istana kepresidenan selama masa jabatannya membuatnya luar biasa terkenal.

Lucia Topolansky EPA
Jose Mujica dan isterinya, Lucia Topolansky sudah bersama sejak puluhan tahun sejak mereka masih jadi anggota kelompok pemberontak.

Sampai sekarang pun, dia dan istrinya, sesama pejuang gerilya dan sudah merupakan pasangan hidupnya jauh sebelum mereka menikah pada tahun 2005, tinggal di sebuah perkebunan bunga sederhana di pinggiran Montevideo.

Saat menjabat sebagai presiden, dia menyumbangkan sebagian besar gajinya untuk amal, dan satu-satunya harta yang dia miliki ketika dia menjabat pada tahun 2010 adalah Volkswagen Beetle buatan tahun 1987.

Beetle warna biru muda itu menjadi begitu terkenal, hingga ditawar $1 juta (Rp14 miliar) pada tahun 2014, tetapi menolak, karena, katanya, dia tidak akan bisa membawa anjingnya yang berkaki tiga tanpa VW itu.

Surat pengunduran diri Mujica tidak mengejutkan karena dalam penampilan terakhirnya di Senat pada 3 Agustus, dia sudah mengumumkan akan mengirimkan surat itu.

Saat sidang waktu itu, beberapa lawan politiknya mengatakan bahwa mereka tidak yakin apakah harus percaya bahwa dia akan pensiun dari politik aktif untuk selamanya.

mujica Reuters
Mujica menolak menjual VW biru muda itu padahal ditawar Rp14 miliar.

Senator Luis Alberto Heber merujuk pada desas-desus bahwa Mujica mundur justru untuk mencalonkan diri sebagai presiden untuk kedua kalinya pada 2019 nanti.

"Kami tentu berpikir bahwa sangat bagus bahwa Anda ingin menghabiskan waktu luang Anda beristirahat ketimbang bekerja menentang pihak kami. Kami kami berharap Anda bisa beristirahat dengan tenang!" katanya.

Sementara itu di media sosial sejumlah penentyangnya mengatakan dia seharusnya meminta maaf atas apa yang dilakukannya saat menjadi anggota kelompok pemberontak sayap kiri bersenjata Tupamaros pada 1960-an dan 70-an.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada