Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Samsung perkenalkan ponsel pintar yang bisa dilipat, berapa harganya nanti?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Samsung memperkenalkan produk inovatif berupa ponsel lipat Infinity Flex Display yang digambarkan oleh perusahaan teknologi itu sebagai "fondasi dari ponsel masa depan".

Dalam acara yang digelar di San Francisco, AS, Samsung mengungkapkan akan mulai memproduksi ponsel tersebut dalam beberapa bulan.

Baca Juga:

Ketika dibuka, perangkat itu akan menyerupai tablet berukuran 18,5 cm, namun saat dilipat, "display penutup" yang terpisah di sisi lain ponsel bisa digunakan.

Samsung sudah mengenalkan konsep ponsel tersebut selama lebih dari lima tahun dan berlomba dengan produk Huawei yang memamerkan perangkatnya terlebih dahulu.

Namun, keduanya dikalahkan, saat seminggu yang lalu Royole sebuah perusahaan yang belum begitu terkenal meluncurkan produk ponsel lipatnya.

Baca Juga:

Tidak seperti ponsel FlexPai dari Royole, Samsung menyamarkan tampilan perangkatnya, jadi belum banyak rincian yang bisa disampaikan ke publik.

Pihaknya juga belum mengungkap nama ponsel yang akan dikeluarkan itu.

Namun, Samsung menyebut ponsel yang akan diluncurkannya itu mampu menjalankan tiga aplikasi sekaligus dalam waktu bersamaan.

Justin Denison, salah seorang eksekutif yang meluncurkan ponsel itu, mengatakan saat dilipat perangkat itu tersimpan "rapi di dalam" di dalam dompetnya sehingga lebih tipis dari ponsel-ponsel sebelumnya.

Penjualan ponsel Samsung mengalami penurunan sebesar 13,4% pada kuartal Juli hingga September, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, menurut perusahaan riset pasar IDC.

Meski secara keseluruhan sektor itu menyusut selama 12 bulan, kinerja perusahaan Korea Selatan itu dinilai masih buruk, dengan pangsa pasarnya menyusut dari 22,1% menjadi 20,3%.

Namun para analis mengatakan ponsel yang fleksibel memiliki potensi untuk memperkuat merek Samsung dan meningkatkan minat dalam mengembangkan jenis perangkatnya.

"Kami sudah memiliki ponsel yang bisa dirampingkan, diputar, menyerupai kulit kerang, dan bahkan bisa dilipat," kata Marta Pinto dari IDC.

"Diferensiasi itu sangat penting. Penjualan ponsel Samsung menurun karena menghadapi persaingan serius dari Huawei dan merek Cina lainnya.

"Jika mereka bisa melempar perangkat baru itu ke pasar dan menarik minat para pengguna ponsel, itu bisa menjadi peluang untuk mendapatkan kembali momentum dan kembali ke tingkat pertumbuhan."

https://twitter.com/geoffblaber/status/1060251954952122368

Google juga akan mengadakan acara untuk para programmer Android.

Salah satu kepala tekniknya menyatakan bahwa mereka akan segera menambah dukungan ke sistem operasi yang memungkinkan manufaktur lain bisa membuat ponsel yang dilipat sendiri.

Mereka juga mencuitkan twit berbentuk animasi yang menjelaskan konsep ponsel lipat tersebut.

https://twitter.com/AndroidDev/status/1060234716433924097


Analisis: Dave Lee, wartawan teknologi North America

DJ Koh Reuters
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhirnya, ada beberapa inovasi menarik dalam dunia ponsel dan tablet.

Bentuk baru dari ponsel ini bisa menjadi dorongan besar bagi sejumlah produsen, namun ini akan terjadi bila semua itu masuk akal.

Sebelumnya ada ponsel lipat berukuran besar, dan kemudian ada ponsel yang meminimalkan kita untuk menekan tombol-tombol.

Tapi apa yang ditawarkan layar lipat ini?

Salah satu alasan mengapa Samsung mengenalkan perangkat ini dalam Developer Conference adalah memberi kesempatan kepada para pembuat perangkat lunak untuk berpikir tentang bagaimana memanfaatkan kemungkinan-kemungkinan baru yang bisa dilakukan layar lipat.

Ada alasan mengapa hampir setiap ponsel pintar baru hingga saat ini tampak sama: itu berhasil.

Agar bisa dilipat, kemungkinan besar akan ada harganya mahal, kualitas layar dan mungkin berat - perangkat Samsung yang dikenalkan hari ini memang terlihat agak tebal.


Graphik ponsel BBC

Evolusi layar ponsel

IBM Simon: Ponsel pertama yang menawarkan layar sentuh yang saling berhadapan - tetapi baterainya hanya bertahan satu jam.

Siemens S10: Ponsel pertama yang menampilkan warna - meskipun hanya warna merah, hijau, biru dan putih yang dapat ditampilkan.

LG Prada: Ponsel ini memulai debut layar sentuh kapasitif - mendeteksi ketukan jari dengan mengubah medan layar elektrik ketimbang tekanan.

iPhone: Apple memanfaatkan "multi-touch", mendeteksi beberapa titik kontak - memungkinkan pinch-to-zoom dan interaksi lainnya.

Nokia N85: Telepon pertama dengan layar OLED (organic light-emitting diode), ponsel ini menunjukkan warna hitam yang lebih pekat dan warna kontras yang lebih baik.

Samsung Galaxy Note: Meskipun bukan jenis "phablet" yang pertama, namun banyak kalangan yang meminta Samsung mengeluarkan ponsel dengan layar berukuran 5+, meskipun ada yang mengeluh ukurannya terlalu besar.

LG G Flex: Disainnya yang melengkung dicemooh sebagai gimmick, tapi ini merupakan ponsel masa depan yang "fleksibel."

Sharp Aquos Crystal: Ponsel ini tampak "tidak bertepi", mengikuti tren saat ini yang layarnya minimalis,

Samsung Galaxy Note Edge: Ponsel pertama Samsung memuat banyak aplikasi serta notifikasi dalam satu layar.

Sony Xperia Z5 Premium: Ponsel yang memakai layar super tajam 4K.

Essential Phone: Ponsel keluaran perusahaan Essential ini mengalahkan Apple dalam tampilan kameranya.

Royole FlexPai: Perusahaan start-up yang berbasis di California itu mengejutkan industri ketika meluncurkan "ponsel lipat pertama di dunia" pada bulan lalu.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada