Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

D&G batalkan peragaan busana di Shanghai di tengah kontroversi 'iklan rasis'

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Perusahaan fesyen Italia, Dolce & Gabbana (D&G), membatalkan peragaan busana berskala besar di Shanghai setelah iklan promosinya menimbulkan kemarahan di media sosial Cina.

Klip video yang menampilkan seorang perempuan Cina yang akan menyantap pizza dan spaghetti dengan menggunakan sumpit dinilai tidak peka budaya dan rasis.

Baca Juga:

Kontroversi ini semakin memanas ketika Stefano Gabanna dikutip menyebut Cina sebagai negara berbau busuk.

Tetapi dia menegaskan pernyataan itu diunggah oleh orang lain yang mengambil alih akun Instagramnya.

Dolce & Gabbana telah menyampaikan permintaan maaf dan mengatakan pihaknya menghormati Cina dan rakyatnya.

Baca Juga:

"Kami tidak memilki niatan apapun, kecuali menghormati Cina dan rakyat Cina," demikian pesan permintaan maaf Dolce & Gabbana.

Namun demikian sejumlah selebriti Cina menyatakan akan memboikot peragaan busana D&G lainnya, sementara banyak model yang semula akan ikut serta dalam peragaan mendatang menyatakan akan mundur.

https://www.instagram.com/p/BqR4-DVi4wQ/

Pada pekan ini, D&G mengunggah tiga video yang menggambarkan seorang perempuan menyantap makanan Italia pizza dan spaghetti dengan menggunakan sumpit.

Video-video ini sempat tersebar di Instagram, tetapi dihapus dari jaringan media sosial Cina, Weibo, kurang dari 24 jam setelah ditayangkan.

Menurut situs berita Jing Daily, yang sering meliput tren konsumen mewah di Cina, video itu membuat "kesalahan besar terkait selera".

Dikatakan promosi seperti itu dikritik karena "meremehkan budaya Cina yang berusia berabad-abad dan menggambarkan perempuan Cina dengan cara stereotip dan bahkan rasis" oleh pengguna di media sosial.

Penggunaan sumpit yang terpisah juga dikritik karena tidak pantas dan tidak sopan.

"Boikot Dolce" juga telah menjadi perbincangan meluas di Weibo dan disebar lebih dari 18.000 kali, menurut Jing Daily.

Peragaan busana D&G dibatalkan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

D&G telah menyatakan penyesalan bahwa acara peragaan busana di Shanghai telah dibatalkan, padahal semula mereka menggambarkan acara itu sebagai "sesuatu yang kami ciptakan terutama dengan cinta dan renjana untuk Cina."

"Mimpi kami adalah membawa Shanghai ke acara terhormat," tulis mereka dalam pernyataannya.

"Peragaan busana yang mengungkapkan sejarah dan visi kami juga semula kami dedikasikan untuk Cina," jelasnya D&G lebih lanjut.

"Apa yang terjadi hari ini sangat disayangkan, tidak hanya bagi kami, tetapi juga bagi semua orang yang bekerja siang dan malam untuk mempersenbahkan acara ini."

https://www.instagram.com/p/BqUeIl6iKKA/

Situs Business of Fashion mengatakan keputusan pembatalan acara peragaan busana itu diputuskan oleh pihak berwenang Cina.

Beberapa selebriti Cina juga telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan menghadiri pertunjukan tersebut.

"Saya mencintai negara saya," kata aktris Li Bingbing melalui akun media sosial pribadinya yang diikuti 42 orang juta penggemarnya.

"Negara kami lebih penting daripada apa pun," kata manajemen Wang Junkai, salah-seorang penyanyi grup boy band TFBoys, yang juga memilih mengundurkan diri.

Aktor Talu Wang menulis di Weibo: "Kehormatan lebih penting ketimbang apapun."

Bagaimanapun, ini bukan kasus pertama kali perusahaan fesyen terkenal ini dituduh bersikap rasis terhadap masyarakat Cina.

Pada April lalu, D&G mengunggah promosi mereka di Weibo yang memperlihatkan orang-orang miskin di wilayah kumuh Beijing menjelang acara peragaan busana di kota itu.

Foto-foto itu dikritik karena merendahkan sejarah Cina dengan menunjukkan sebagian sudut kota lama, ketimbang menggambarkan wajah Beijing yang lebih modern.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada