Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Bagaimana Putin mengubah humor jadi senjata pemerintah Rusia

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
When Vladimir Putin became president, he did not see the funny side of a TV satire show Getty Images
Saat Vladimir Putin menjabat sebagai presiden, dia tidak bisa menikmati lelucon yang ditawarkan acara komedi satir di televisi.

Pada hari-hari terakhir sebelum bubarnya Uni Soviet, orang-orang Rusia menggunakan humor untuk melarikan diri dari kenyataan suramnya stagnasi ekonomi, kekurangan makanan, dan antrean panjang.

Satir politik berkembang di televisi dalam bentuk boneka-boneka lateks selama tahun 1990-an, tetapi dengan cepat hilang ketika Vladimir Putin berkuasa.

Baca Juga:

Di Rusia saat ini, di mana media sebagian besar dikendalikan pemerintah dan sekutu-sekutunya, hanya ada sedikit ruang untuk humor politik yang murni, kecuali jika digunakan untuk membelokkan kesalahan pemerintah.

Bagaimana Rusia mengubah kritik menjadi lelucon

Humor dan ejekan adalah bagian penting dari bagaimana Moskow menanggapi Inggris, yang mengatakan "sangat mungkin" bahwa Rusia berada di balik peracunan mantan mata-mata Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Salisbury.

Para pejabat Rusia dan tokoh media sejak itu berusaha untuk mengubah frase bahasa Inggris "sangat mungkin" menjadi slogan mengejek yang menyiratkan Rusia disalahkan untuk segala sesuatu meski hampir tak ada buktinya.

Baca Juga:

Mereka telah mendaftarkan sejumlah tokoh populer dari kesusastraan Inggris, seperti Hercule Poirot-nya Agatha Christie dan Sherlock Holmes-nya Conan Doyle, untuk mengolok-olok tuduhan Inggris atas keterlibatan Rusia dalam insiden peracunan yang mereka kecam sebagai tidak berdasar.

https://twitter.com/RussianEmbassy/status/975309334191230977/photo/1?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E975309334191230977&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.bbc.com%2Fnews%2Fworld-europe-46567364

Roman Dobrokhotov, pemimpin redaksi situs investigasi The Insider yang terlibat dalam pengungkapan salah satu dari dua tersangka peracunan, Anatoliy Chepiga, mengatakan bahwa ejekan semacam itu adalah bentuk trolling yang dirancang untuk "secara sengaja menurunkan tingkat diskusi".

Bagaimana strategi ini bekerja

"Mereka tidak dapat menanggapi secara serius dan langsung pada intinya, sehingga mereka mulai bermian peran. Ini adalah upaya untuk mengejek, untuk mengurangi segalanya menjadi tidak ada apa-apa," kata Dobrokhotov kepada BBC.

Bersamaan dengan teori konspirasi dan narasi yang menyesatkan, menurutnya, taktik semacam ini bertujuan untuk menebarkan keraguan.

Hasilnya adalah banyak yang akan menonton TV dan memutuskan tidak mungkin dapat benar-benar sampai ke dasar dari apa yang terjadi. Dengan kata lain, dia berkata: "tidak ada orang suci, kebenaran itu tidak ada".

Audiens internet juga merupakan target utama untuk teknik ini.

Salah satu hashtag media sosial - #IamFromGRUToo (# ЯтожеИзГРУ dalam bahasa Rusia) - tampaknya terinspirasi oleh gerakan #MeToo. Pengguna Twitter pro-Kremlin mengejek tuduhan Inggris terhadap agen intelijen militer Rusia GRU (sekarang GU).

Salah satu lelucon adalah iklan pekerjaan yang bergurau bahwa GRU "mencari karyawan untuk departemen serangan siber, departemen senjata kimia dan unit ikut campur dalam pemilihan. Tidak perlu melamar - kami akan menemukan Anda sendiri".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ben Nimmo, seorang peneliti Atlantic Council tentang disinformasi Rusia, mengatakan kepada BBC bahwa upaya untuk menciptakan meme lucu adalah bagian dari strategi sebagai "disinformasi untuk era informasi".

Mengapa Putin di luar batas

Langkah Rusia untuk menggunakan humor untuk mempengaruhi kampanyenya adalah fenomena yang relatif baru.

Ketika Vladimir Putin berkuasa pada tahun 2000, salah satu korban pertama adalah acara satir televisi populer Kukly (boneka-boneka), yang saat itu berulang-kali mengolok-ngolok si presiden baru.

The early 2000s satirical Russian puppet show Kukly ("Puppets") mocked President Putin mercilessly, but its days were numbered Getty Images
Acara satir TV populer Kukly ("boneka-boneka") sering kali mengolok-olok Presiden Putin, namun akhirnya berhenti ditayangkan.

Televisi adalah sumber informasi utama bagi sebagian besar orang Rusia dan humor secara bertahap digantikan dengan lelucon-lelucon yang tak berpolitik atau kurang ofensif, yang dengan hati-hati menghindari mengkritik Putin atau lingkaran dalamnya.

Kebanyakan program komedi di televisi pemerintah Rusia saat ini tidak menyentuh topik-topik politik, atau humor langsung terhadap yang dianggap musuh-musuh pemerintah di luar negeri.

Jika presiden disebutkan, itu dalam upaya menyanjung, sementara para pemimpin dan institusi Barat semua dapat diolok-olok..

Misalnya acara komedi TV yang populer di Rusia, KVN.

Tahun lalu, sebuah sketsa komedi mengenai KTT G20 menggambarkan Putin sebagai seorang praktisi judo yang atletis, terampil, yang berlari-lari di arena di sekitar para pemimpin Barat, yang tampak canggung dan bodoh.

Generally apolitical, comedy TV show KVN has even been joined on stage by President Putin in person AFP
Biasanya tidak menyentuh topik politik, acara komedi TV KVN bahkan sempat dibintangi Presiden Putin.

"Mereka membawa humor ke dalam," kata penulis Peter Pomerantsev yang sempat merasakan bekerja sebagai produser TV Rusia.

Meskipun humor pernah menjadi ancaman bagi Soviet, pemerintah Rusia kini telah mengubahnya menjadi keuntungan mereka.

"Mereka bukan rezim yang sangat serius, mereka melakukan banyak hal dengan seringai dan kadang-kadang hanya dengan senyuman. Sistem yang memungkinkan sejumlah humor tertentu, di tempat yang dipandang tanpa humor sama sekali."

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada