Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Ratu kecantikan Aljazair, Khadija Ben Hamou, menyerang balik pengkritiknya yang bersikap rasis

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Khadija Ben Hamou Miss Algerie
Ben Hamou mampu melalui 20 putaran dalam kontes kecantikan itu sebelum akhirnya berhasil dinobatkan sebagai Miss Aljazair 2019 pada Sabtu lalu.

Pemenang kontes kecantikan Miss Aljazair, yang baru saja dinobatkan, menyerang balik para pengkritiknya yang bertindak rasis kepadanya terkait warna kulitnya.

"Saya tidak akan mundur karena orang-orang mengkritik saya," kata Khadida Ben Hamou kepada situs berita Aljazair, TSA.

Baca Juga:

Kecaman terkait warna kulitnya yang gelap, bentuk bibir, serta hidungnya, telah membanjiri Facebook dan Twitter.

Orang-orang Aljazair yang berkulit hitam acapkali menghadapi perlakuan diskriminasi di negara yang terletak dikawasan Afrika utara itu.

Ben Hamou, yang berasal dari Adrar di wilayah selatan Aljazair, mengatakan dia bangga dengan identitasnya dan kemenangan yang telah dia raih.

Baca Juga:

"Saya merasa terhormat atas capaian impian saya, dan saya merasa terhormat karena berasal dari Adrar, tempat dari mana saya berasal," katanya.

"Saya juga mendorong gadis-gadis di daerah saya untuk berpartisipasi dalam kompetisi jika mereka ingin melakukannya," tambahnya.

Menurut majalah mode Vogue, dia adalah perempuan berkulit hitam kedua - setelah Nassima Mokadem pada 2005 - yang memenangkan kontes kecantikan tahunan.

Ben Hamou mampu melalui 20 putaran dalam kontes kecantikan itu sebelum akhirnya berhasil dinobatkan sebagai Miss Aljazair 2019 pada Sabtu lalu.

Para pengkritiknya mengatakan dia tidak mewakili kecantikan ala Aljazair, tetapi dia menerima banyak dukungan dari orang lain di media sosial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

https://twitter.com/jenanmoussa/status/1081987148969115648

https://twitter.com/hugoseal/status/1082795802358136832

Ben Hamou mengatakan kepada TSA, "Jangan menilai orang tanpa mengetahui siapa mereka, tidak ada perbedaan antara orang berkulit hitam dan putih."

Panitia penyelenggara Miss Aljazair mengatakan mereka menyesalkan "perilaku rasis dan komentar sejumlah orang sebagai akibat publikasi dan foto-foto".


Mengapa perempuan kulit hitam jadi sasaran penghinaan di Afrika Utara

Mouna Ba, wartawan BBC Arab

Kecantikan di Aljazair dan negara-negara Afrika Utara lainnya terkait dengan warna kulit Anda - semakin putih Anda, menurut pandangan banyak orang di kawasan ini, semakin cantik Anda.

Jadi, ketika sejumlah warga Aljazair menyadari bahwa Miss Aljazair - yang akan mewakili mereka secara internasional - berkulit hitam, itu mengejutkan mereka. Perundungan yang diterima Ben Hamou di media sosial merujuk pada warna kulitnya juga bentuk hidung dan bibirnya. Beberapa mengatakan dia terlihat seperti pria.

Perempuan kulit hitam juga diejek di negara saya, Maroko, karena warna kulit mereka, terutama ketika mereka masih muda. Beberapa orang menggunakan kata N, misalnya. Itu sering terjadi pada saya di tempat saya sekolah.

Masalahnya di Afrika Utara adalah Anda merasa bahwa orang-orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka menjadi rasis ketika mereka berbicara dengan cara ini. Pengalaman Ben Hamou barangkali membuka mata orang tentang masalah rasisme, tapi saya ragu itu akan mengubah sikap orang kebanyakan.


Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada