Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Boeing larang terbang seluruh armada pesawat 737 Max

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Boeing melarang terbang seluruh armada pesawat 737 Max setelah penyelidik menemukan bukti baru di lokasi jatuhnya Ethiopian Airlines.

Produsen pesawat AS ini menyebut akan menangguhkan semua 371 pesawat Boeing 737 Max yang dimiliki.

Baca Juga:

Otoritas penerbangan sipil AS, Federal Aviation Administration (FAA) mengatakan keputusan larangan terbang sementara pesawat-pesawat itu dibuat berdasar bukti baru serta data satelit.

FAA sebelumnya berkukuh tidak memberlakukan larangaan terbang yang dilakukan oleh beberapa negara lain.

Kecelakaan fatal pada hari Minggu di Addis Ababa, Ethiopia, menewaskan 157 penumpang.

Baca Juga:

Ini adalah kecelakaan fatal kedua yang dialami Boeing 737 Max 8 dalam lima bulan terakhir, setelah kecelakaan fatal Lion Air di Indonesia pada Oktober silam yang menewaskan 189 orang.

Apa hasil temuan FAA?

FAA memiliki tim yang menyelidiki bencana di lokasi kecelakaan Ethiopian Airlines, bekerja sama dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional.

Dan Elwell, pejabat di FAA mengatakan pada hari Rabu (13/03): "Menjadi jelas bagi semua pihak bahwa pola [penerbangan] Ethiopian Airlines sangat dekat dan berperilaku sangat mirip dengan penerbangan Lion Air."

Dia menambahkan, "bukti yang kami temukan di darat membuat [kami beranggapan] pola penerbangannya sangat mirip dengan Lion Air."


https://twitter.com/FAANews/status/1105908677612056578


Presiden Donald Trump pada awalnya mengumumkan bahwa FAA akan membuat perintah darurat setelah "informasi baru dan bukti fisik yang kami terima dari lokasi kecelakaan dan lokasi lain dan dari berbagai macam keluhan".

AS adalah negara terbaru yang menangguhkan Boeing 737 Max agar tidak terbang setelah negara-negara lain, termasuk Inggris, Uni Eropa, India, Cina dan Australia.

Hingga kini, posisi FAA adalah bahwa temuan itu menunjukkan "tidak ada masalah kinerja sistemik" dan tidak ada alasan untuk mendaratkan pesawat.

Sebelumnya pada hari Rabu, Kanada melarang terbang pesawat itu setelah menteri transportasi Marc Garneau mengatakan dia telah menerima bukti baru tentang kecelakaan tersebut.

Dia mengatakan bahwa data satelit menunjukkan kemungkinan kesamaan antara pola penerbangan pesawat Boeing 737 Max yang beroperasi di Kanada dan pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh.

Apa yang diaktakan Boeing?

Boeing, pabrikan pesawat AS, mengatakan bahwa pihaknya "terus memiliki kepercayaan penuh pada keselamatan 737 Max".

Namun, perusahaan itu menambahkan bahwa setelah berkonsultasi dengan FAA dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, mereka memutuskan untuk menghentikan penerbangan "dengan alasanberhati-hati dan untuk meyakinkan masyarakat tentang keselamatan pesawat terbang".

Dennis Muilenburg, presiden dan kepala eksekutif Boeing, mengatakan: "Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memahami penyebab kecelakaan dalam kemitraan dengan para penyelidik, menyebarkan peningkatan keselamatan dan membantu memastikan ini tidak terjadi lagi."

Orang-orang berkerumun di lokasi kecelakaan fatal Ethiopian Airline Getty Images
Orang-orang berkerumun di lokasi kecelakaan fatal Ethiopian Airline

Sara Nelson, presiden Association of Flight Attendants-CWA, mengatakan: "Hidup harus selalu didahulukan. Tetapi merek juga dipertaruhkan. Dan merek itu bukan hanya Boeing. Ini Amerika. Apa yang dimaksud Amerika dalam penerbangan internasional dan oleh ekstensi di dunia yang lebih besar secara lebih umum — bahwa kita menetapkan standar untuk keselamatan, kompetensi, dan kejujuran dalam tata kelola penerbangan.

Saham Boeing naik menjadi $377 per saham setelah pengumuman ini.

Namun, nilai pasar perusahaan telah turun sekitar $26 miliar sejak kecelakaan di Ethiopia pada akhir pekan silam.

Apa yang akan terjadi pada pelanggan maskapai?

Southwest Airlines mengatakan pihaknya segera menghapus semua 34 pesawat dari layanan yang dijadwalkan.

Meskipun memiliki armada terbesar pesawat Boeing 737 Max 8 di dunia, Southwest Airlines mengatakan jumlah penerbangan pesawat itu "kurang dari 5% dari penerbangan harian kami".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikatakan pihaknya menawarkan "kebijakan pemesanan ulang fleksibel" yang berarti bahwa setiap pelanggan yang memesan penerbangan Max 8 yang dibatalkan dapat memesan ulang pada penerbangan alternatif "tanpa biaya tambahan atau perbedaan tarif dalam 14 hari dari tanggal perjalanan asli mereka".


Graphic: Main Boeing 737 Max 8 operators BBC

Sementara, American Airlines mengatakan 24 pesawatnya akan terpengaruh oleh penangguhan tersebut, seraya menambahkan: "Tim kami akan berupaya agar pelanggan segera memesan ulang secepat mungkin, dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi."

United Airlines mengatakan bahwa pesawat Max 8 yang mereka miliki melakukan sekitar 40 penerbangan sehari.

Dikatakan: "Melalui kombinasi pesawat cadangan dan pelanggan yang melakukan pemesangan ulang, kami tidak mengantisipasi dampak operasional yang signifikan sebagai hasil dari pesanan ini."


Analisis: Theo Leggett, koresponden bisnis internasional BBC

Dengan otoritas penerbangan lainnya di seluruh dunia memutuskan untuk tidak menerbangkan 737 Max, FAA - yang menyediakan sertifikasi keselamatan untuk pesawat baru - berada di bawah tekanan.

Yang menarik di sini adalah apa yang sebenarnya dikatakan FAA.

Sementara otoritas penerbangan sipil Inggris, misalnya, mengatakan tindakan yang mereka ambil hanyalah langkah pencegahan, FAA telah melangkah lebih jauh.

Regulator penerbangan AS ini, yang sebenarnya terlibat dalam penyelidikan, mengatakan pihaknya telah mengambil keputusan sebagai hasil dari temuan bukti baru yang dikumpulkan di lokasi kecelakaan dan dianalisis hari ini -serta data satelit.

Itu akan membuat alarm berbunyi nyaring di markas Boeing di Seattle.

Sejak kecelakaan itu, analis berfokus pada kesamaan antara tragedi hari Minggu, dan kecelakaan lain yang melibatkan 737 Max di Indonesia, Oktober lalu.

Apakah FAA menemukan bukti yang menunjukkan kesamaan itu lebih dari sekadar kebetulan?

Dan apakah itu berarti sistem anti-stan MCAS Boeing, yang diduga menjadi faktor penyebab kecelakaan di Indonesia, juga berperan dalam bencana terbaru?


Apa yang dikatakan pilot tentang Boeing 737 Max 8?

Pilot di AS telah mengeluh akhir tahun lalu tentang masalah mengendalikan Boeing 737 Max 8 saat lepas landas.

Mereka melaporkan kesulitan yang serupa dengan yang berkontribusi pada kecelakaan fatal Lion Air di Indonesia pada bulan Oktober.

Pesawat Ethiopian Airlines jatuh beberapa menit setelah lepas landas.

Flightradar24, pemantau lalu lintas udara, mengatakan "kecepatan vertikal pesawat tidak stabil setelah lepas landas"


Graphic showing altitude and vertical speed readings from Flight 302 BBC

Dua pilot AS melaporkan insiden terpisah yang melibatkan sistem anti-stalling 737 Max pada bulan November.

Fitur baru ini, dirancang untuk menjaga pesawat agar tidak macet.

Sistem mencegah pesawat menunjuk ke atas pada sudut yang terlalu tinggi, di mana ia bisa kehilangan daya angkatnya.

Namun, menurut pengajuan dengan Sistem Pelaporan Keselamatan Penerbangan AS, yang digunakan pilot untuk mengungkapkan informasi secara anonim, hal itu tampaknya hidung pesawat untuk menukik.

Dalam kedua kasus, pilot terpaksa turun tangan untuk menghentikan pesawat agar tidak turun.

Setelah kecelakaan Lion Air, Boeing mengeluarkan informasi tentang apa yang harus dilakukan mengenai pembacaan yang salah dari sensor, yang mengirimkan informasi tentang sudut terbang pesawat.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada