Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Facebook alami gangguan terparah dalam sejarah

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
The Facebook "family" of apps was suffering issues, the company confirmed Getty Images
Jejaring sosial ini mengkonfirmasi adanya masalah dengan "keluarga aplikasi Facebook", namun hingga kini sebabnya belum diketahui.

Facebook mengalami gangguan paling parah dalam sejarahnya, ketika empat layanan utamanya tidak dapat diakses oleh penggunanya di seluruh dunia.

Terakhir kali Facebook mengalami gangguan parah adalah pada 2008, ketika platform media sosial ini baru memiliki 150 juta pengguna, jauh lebih sedikit dibanding penggunanya saat ini yang mencapai 2,3 miliar.

Baca Juga:

Keempat aplikasi utama Facebook grup yakni Facebook, Instagram, WhatsApp dan Messenger mengalami masalah.

Kendati begitu, hingga kini penyebab gangguan belum diketahui.

"Kami menyadari bahwa beberapa orang saat ini mengalami kesulitan mengakses keluarga aplikasi Facebook," tulis Facebook dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga:

"Kami sedang berupaya menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin."

Menanggapi rumor yang diunggah di jejaring sosial lain, perusahaan mengatakan gangguan itu bukan akibat dari serangan Distributed Denial of Service, yang dikenal sebagai DDoS - sejenis serangan siber yang membanjiri layanan target dengan volume lalu lintas yang sangat tinggi.

Seberapa parah masalahnya?

Diperkirakan gangguan ini dimulai Kamis (14/03) dini hari.

Pengguna instagram tidak dapat memperbarui laman atau menguggah materi baru. Versi desktop dari Facebook Messenger tidak dapat diakses, namun aplikasi seluler masih dapat mengirim beberapa pesan. Kendati begitu, pengguna melaporkan adanya gangguan dengan jenis konten lain, gambar misalnya.

WhatsApp, aplikasi olahpesan Facebook lainnya, memiliki masalah serupa.

Down Detector -peta pemadaman pihak ketiga menunjukkan masalah tersebut bersifat global - memonitor unggahan di jejaring sosial lain untuk pengguna yang menyebutkan kesulitan akses di tempat lain.

Masalah ini juga mempengaruhi Facebook Workplace, layanan bagi bisnis untuk berkomunikasi secara internal.

Perancang yang berbasis di Buenos Aires, Rebecca Brroker, mengatakan kepada BBC bahwa gangguana ini berdampak signifikan pada pekerjaan mereka.

"Facebook untuk penggunaan pribadi baik-baik saja - tapi apa yang terjadi ketika kita mengandalkan perusahaan besar seperti ini untuk menyediakan layanan bisnis?" dia berkata.

"Saya mencoba berkomunikasi dengan tim saya di New York. Facebook Workplace adalah satu-satunya saluran [komunikasi] kami selain melalui email."

Di Inggris, seorang konsultan pedriatik NHS mengatakan keapda BBC bagaimana stafnya kecewa lantaran tidak diberitahu info terbaru tentang pesta yang diadakan untuk seorang perawat yang pensiun setelah bekerja selama 20 tahun.

"Karena digelar pada hari kerja, kebanyakan konsultan tidak dapat menghadirinya," kata Dr Nikhil Ganjoo. "Jadi saya mewakili mereka -tetapi tidak dapat berbagi foto pesta dengan mereka ketika itu terjadi."

Gangguan ini terjadi dengan latar belakang legislator AS sedang mempertimbangkan apakah perusahaan teknologi besar - tidak hanya Facebook - harus dibubarkan.

Elizabeth Warren, yang berharap menjadi kandidat Demokrat dalam pemilihan presiden AS berikutnya, mengatakan kepada New York Times : "Kita perlu menghentikan generasi perusahaan teknologi besar ini agar tidak menggunakan kekuatan politik mereka untuk membentuk aturan yang menguntungkan mereka dan melemparkan kekuatan ekonomi mereka untuk memadamkan atau membeli setiap pesaing potensial. "

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Atas gangguan yang dialami Facebook, Brooker menambahkan di Twitter : "Lihatlah apa yang terjadi ketika kita membiarkan satu perusahaan mengendalikan segalanya.

"Saya pikir ini bisa terjadi pada akhirnya, tetapi sangat sulit untuk menjadi bagian dari monopoli ini."

Apa reaksinya?

Sementara Facebook dan Instagram mengalami gangguan, banyak orang kemudian beralih ke Twitter untuk membuat lelucon tentang gangguan ini.

Tagar #FacebookDown dan #InstagramDown telah digunakan lebih dari 150.000 kali sejauh ini.

Beberapa pengguna Twitter yang bekerja di pekerjaan "Facebook-sentris", menyatakan kepanikan dan kesulitan karena tidak dapat menggunakan platform.

https://twitter.com/stephbaiocchi/status/1105914090025832448


https://twitter.com/Jen_McDonnell/status/1105867750495395849


Banyak yang berbagi lelucon tentang gangguan media sosial yang menyebabkan keruntuhan masyarakat, karena "tidak ada yang ingat bagaimana menjangkau orang yang dicintai atau makan makanan tanpa memperbarui unggahan foto makanan".

https://twitter.com/Jonny_LDN/status/1105896090937765889


Yang lain membagikan versi mem dari "pacar yang terdistraksi", merujuk orang-orang yang beralih ke Twitter pada saat mereka membutuhkan jejaring media sosial online.

https://twitter.com/ComedyKez/status/1105907662829572100


Beberapa pengguna lain merefleksikan bagaimana gangguan itu memperlihatkan ketergantungan mereka pada jaringan media sosial.

https://twitter.com/cestcaitlyn/status/1105911777886392323


Mengolok-olok popularitas konten kucing di media sosial, satu pengguna berbagi kekhawatiran mereka untuk semua kucing yang tidak dapat mengunggah video.

https://twitter.com/jeff20888246/status/1105900623864582146


Beberapa bercanda bahwa kurangnya akses ke Facebook akan membuat mereka tidak bisa divalidasi.

https://twitter.com/Piefurrier/status/1105901078757822464


Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada