Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Serangan di Sri Lanka: Jumlah korban tewas diralat, komunitas Muslim takut aksi balas dendam

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
sri lanka Getty Images
Seorang perempuan menangis di pusara salah satu korban serangan di Sri Lanka.

Pemerintah Sri Lanka meralat jumlah korban yang tewas dalam rangkaian pengeboman pada Minggu Paskah lalu, dengan mengurangi lebih dari 100 orang.

Jumlah korban yang tewas kini "sekitar 253," sebut Kementerian Kesehatan Sri Lanka.

Baca Juga:

Mereka menyalahkan kekeliruan dalam penghitungan dan sulitnya mengidentifikasi korban.

Sejumlah orang tewas dan ratusan lainnya terluka ketika pengebom bunuh diri menyerang hotel dan gereja di Kolombo, Negombo, dan kota Batticaloa di bagian timur.

Sebagian besar korban adalah warga Sri Lanka tetapi sejumlah orang asing juga termasuk di antara korban.

Baca Juga:

Sembilan orang diduga sebagai pelakunya. Polisi terus melakukan razia dan telah menerbitkan foto tujuh orang yang dicari sehubungan dengan serangan tersebut.

Pihak berwenang menyalahkan kelompok ekstremis setempat, National Thowheed Jamath (NTJ), segera setelah serangan namun mengatakan para pengebom itu pasti mendapat bantuan dari luar.

Kelompok Negara Islam atau ISIS mengatakan pihaknya berada di balik serangan tersebut dan mempublikasikan video yang memperlihatkan delapan pria namun tidak memberikan bukti keterlibatan langsung.

Dalam perkembangan lain:

  • Menteri Pertahanan Sri Lanka, Hemasiri Fernando, mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Kamis sebagai tanggung jawab atas kegagalan intelijen
  • Polisi Sri Lanka meminta maaf setelah keliru merilis foto aktivis mahasiswa yang berpusat di AS Amara Majeed sebagai salah satu tersangka
  • Gereja Katolik di negara itu telah mengumumkan penangguhan semua layanan gereja
  • Ratusan pengungsi Muslim Ahmadiyah Pakistan, takut akan serangan balas dendam, melarikan diri dari kota Negombo, lokasi salah satu ledakan
  • Polisi mengatakan lebih dari 70 orang telah ditangkap
  • Kantor Luar Negeri Inggris memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Sri Lanka, kecuali untuk urusan yang sangat penting

Kenapa angka yang salah diumumkan?

Wakil Menteri Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene, mengatakan kamar jenazah telah memberikan angka yang tidak akurat.

Pejabat lain, kepala pelayanan kesehatan, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ada begitu banyak bagian tubuh sehingga "sulit untuk memberikan angka yang tepat".

Menurut kementerian kesehatan, semua autopsi telah diselesaikan pada Kamis malam dan baru diketahui bahwa beberapa korban telah dihitung lebih dari satu kali.

Editor BBC World Service Asia Selatan, Jill McGivering, mengatakan bahwa revisi jumlah korban tewas muncul saat pemerintah tengah berjuang mengembalikan kredibilitasnya — di tengah kritik atas kegagalan dalam menanggapi peringatan intelijen sebelum serangan terjadi.

Pemerintah juga terus melawan berita palsu dan desas-desus palsu tentang krisis ini, ujarnya. Perubahan dramatis yang tiba-tiba dalam jumlah korban tewas ini mungkin tidak akan membantu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Revisi jumlah korban tewas menjadi lebih sedikit berarti serangan ini tidak lagi menjadi serangan paling mematikan yang pernah diklaim ISIS.

Keamanan diperketat setelah rangkaian serangan bom di gereja dan hotel pada hari Minggu Paskah. EPA
Keamanan diperketat setelah rangkaian serangan bom di gereja dan hotel pada hari Minggu Paskah.

Bagaimana situasi keamanan di Sri Lanka saat ini?

Sedikitnya tujuh tersangka masih diidentifikasi sebagai buronan.

Kekhawatiran akan serangan susulan membuat Sri Lanka masih gelisah, dengan jam malam dan pasukan keamanan diberlakukan di seluruh negeri, dalam upaya membasmi segala hal yang terkait dengan serangan di hari Minggu Paskah.

Selama beberapa hari terakhir, pihak berwenang juga telah mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang para pengebom, yang mereka sebut kaya dan berpendidikan tinggi dan setidaknya satu orang di antara mereka pernah singgah di Inggris dan Australia.

Pada hari Kamis, kantor-kantor di pusat Kolombo tutup lebih awal dan para pekerja disuruh pulang; terjadi pengamanan ketat di beberapa daerah di ibu kota karena ketakutan akan bom.

Desas-desus dan alarm palsu juga telah tersebar selama beberapa hari terakhir.

Semua itu ditambah dengan ketakutan yang selalu ada akan kekerasan komunal dan serangan balas dendam terhadap komunitas Muslim di Sri Lanka.

sri lanka Reuters
Dua serdadu berjaga di depan Masjid Agung Kota Kolombo setelah rangkaian pengeboman berlangsung di kota itu.

Bagaimana nasib kelompok minoritas Muslim?

Beberapa Muslim di Sri Lanka mengaku merasa takut dan beberapa organisasi Muslim telah menyarankan para jamaah untuk salat Jumat di rumah saja.

Di Negombo, sebuah komunitas pengungsi dan pencari suaka yang sebagian besar terdiri dari sekte minoritas Ahmadiyah dari Pakistan tapi juga mencakup beberapa orang Kristen dan warga negara Afghanistan, diusir dari rumah mereka oleh tuan tanah.

Muslim Ahmadiyah merasa sebagai Muslim dan mengikuti Alquran, namun dipandang sesat oleh banyak Muslim konservatif.

Komunitas pengungsi ini melarikan diri dari persekusi dan telah mendapatkan suaka di Sri Lanka — aktivis hak asasi manusia mengatakan mereka bisa menjadi target karena mereka orang asing dan Muslim.

Sri Lanka memiliki populasi Muslim yang cukup besar dan berusia berabad-abad — dari 21 juta warga Sri Lanka, kurang dari 10%-nya adalah Muslim.

Selama perang saudara Sri Lanka, mereka mengalami beberapa serangan brutal, dan pada tahun-tahun sejak itu terjadi kekerasan sporadis terhadap Muslim, sebagian besar oleh umat Buddha etnis Sinhala.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada