Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Pelari perempuan Caster Semenya mengalami 'diskriminasi' dari IAAF?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Caster Semenya Reuters
Semenya mengatakan ia merasa bertambah kuat meskipun langkahnya dijegal selama lebih dari satu dekade.

Pelari Afrika Selatan Caster Semenya kalah dalam kasus diskriminasi melawan Federasi Atletik Internasional (IAAF). IAAF menyatakan bahwa memaksa atlit perempuan untuk menurunkan tingkat hormon testosteron mereka "bersifat diskriminatif tapi perlu."

Peraih medali emas Olimpiade berumur 28 tahun ini mengajukan banding terhadap keputusan IAAF untuk membatasi tingkat hormon testosteron pada pelari perempuan untuk nomor lari antara 400 meter hingga satu mil.

Baca Juga:

Semenya yang telah 29 kali berturut-turut memenangkan nomor 800 meter terlahir dengan ciri-ciri interseks di dalam dirinya. Artinya badannya menghasilkan hal yang tidak biasa, yaitu tingkat testosteron yang tinggi.

Keputusan ini berarti ia harus mengkonsumsi penekan testosteron jika ingin terus berkompetisi di nomor ini.

Tiga orang hakim di Swiss membutuhkan waktu lebih dari dua bulan untuk memutuskan, menandakan betapa sensitif dan kompleksnya kasus ini.

Baca Juga:

Tergantung dari sudut pandang, situasi ini tampaknya jelas.

Di mata pendukungnya Semenya sudah mengalami hukuman hanya karena ciri-ciri biologisnya yang ia miliki sejak dilahirkan. Ia tidak melakukan kecurangan, atau ketahuan mengonsumsi obat-obatan untuk meningkatkan performa.

'Merasa sebagai sasaran'

Kyle Knight, seorang peneliti hak-hak LGBT di organisasi Human Rights Watch mengatakan bahwa mengonsumsi penekan hormon testosteron seperti yang diminta IAAF itu "mempermalukan sekaligus tak perlu secara medis" bagi atlet perempuan yang tingkat hormonnya berada di luar batas penerimaan.

Lagipula pada tahun 2019 spektrum identitas sudah berkembang melampaui pembagian biner laki-laki dan perempuan, kata pegiat has asasi manusia. Dengan demikian, bukankah kemampuan fisik Semenya dirayakan dengan cara yang sama seperti halnya tinggi badan pelari cepat Usain Bolt atau bentangan "sayap" perenang Michael Phelp?

IAAF menyatakan persoalan ini bukan untuk Semenya seorang. Namun fakta bahwa keputusan itu dibuat untuk perempuan yang berlari di nomor utama Semenya - dan tidak untuk seluruh olahraga atletik - telah membuat Semenya merasa menjadi sasaran utama keputusan tersebut.

Caster Semenya Stu Forster
Kondisi biologis Semenya telah menjadi perdebatan sengit sejak ia mencatat prestasi.

IAAF bersikeras mereka sedang menetapkan batas-batas untuk melindungi integritas olahraga - terutama olahraga perempuan.

Presiden IAAF Sebastian Coe menyatakan kepada surat kabar Daily Telegraph Australia, "alasan kita memiliki klasifikasi gender adalah, apabila hal itu ditiadakan maka tak akan ada perempuan yang berhasil juara, meraih medali atau memecahkan rekor pada olahraga."

Kunci dari argumen ini adalah tingkat testosteron. IAAF menyatakan perempuan yang memiliki tingkat testosteron di atas lima nanomoles per liter darah (nmol/l) memiliki keuntungan dalam performa mereka. Mereka tergolong berbeda dari keseluruhan populasi perempuan. Dengan kata lain, mereka tidak mewakili perempuan secara umum, dan ini merusak konsep olahraga perempuan.

Maka IAAF mengatakan bahwa Semenya harus mengonsumsi obat yang akan menurunkan tingkat testosteronnya hingga ke tingkat yang disetujui.

Namun tim Semenya menjawab dengan mengatakan, "Semenya tidak ingin menjalani campur tangan medis yang mengubah dirinya dan identitasnya sebagaimana ia dilahirkan. Ia ingin berkompetisi secara alamiah."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang terjadi berikutnya adalah seperti yang kita duga.

Jika tingkat testosteron diatur untuk atlet perempuan, maka itu berlaku juga untuk laki-laki. Sedangkan atlet transgender (seorang yang identitas gendernya berbeda dari jenis kelaminnya ketika ia lahir) tidak dibicarakan dalam hal ini.

Bagaimanapun, keputusan ini tidak menandai berakhirnya perdebatan.

Apa itu 'interseks'?

"Interseks" adalah istilah umum yang digunakan untuk berbagai kondisi di mana seseorang terlahir dengan anatomi seksual yang tak sesuai dengan definisi umum laki-laki dan perempuan. Dokter mendefinisikan istilah ini sebagai gangguan perkembangan seks.

Terdapat lebih dari 40 ciri-ciri interseks.

Alat kelamin bisa meragukan saat kelahiran, atau bisa berubah jadi meragukan pada saat pubertas.

Seseorang bisa secara anatomi atau secara genetik laki-laki, tetapi terlihat seperti perempuan - atau sebaliknya.

Fungsi hormon juga bisa berbeda-beda antar individu.

Seks dan gender

Seks adalah penggolongan biologis, sedangkan gender digambarkan sebagai konstruksi sosial yang berkaitan dengan identitas. Ciri-ciri interseks bersifat biologis, maka mengacu kepada seks, bukan identitas gender.

Ada berapa banyak orang interseks di dunia?

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-bangsa tahun 2016, antara 0,5 hingga 1,7% anak terlahir dengan kondisi interseks. Angka ini kurang lebih sama dengan jumlah orang yang terlahir dengan rambut merah.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada