Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Jack Ma: Alibaba memulai babak baru setelah hengkangnya sang pendiri

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Jack Ma Getty Images

Pemimpin Alibaba, Jack Ma, mundur dari perusahaan yang didirikannya pada Selasa (10/09) kemarin, momen yang menandai berakhirnya sebuah era pada perusahaan tersebut.

Ia mendirikan Alibaba pada tahun 1999 dan sejak itu perusahaannya menjelma menjadi salah satu perusahaan internet terbesar di dunia.

Baca Juga:

Keberhasilan dan gayanya yang penuh semangat membuat Jack menjadi salah satu pengusaha asal China yang paling terkenal.

Daniel Zhang, yang menjabat sebagai direktur utama, menggantikannya sebagai presiden direktur.

Perusahaan tersebut kini bernilai US$480 miliar (sekitar Rp6.750 triliun), di mana Jack menjadi pria terkaya di China dengan kekayaan senilai US$38,6 miliar (sekitar Rp542 triliun) menurut majalah Forbes.

Baca Juga:

Ia juga menjadi pendiri pertama di antara generasi pengusaha internet terkemuka di China yang mundur dari perusahan yang dibangunnya.

"Saya rasa akan sangat sulit menggantikan sosok seperti Jack Ma," ungkap Rebecca Fannin, penulis buku tentang raksasa teknologi China.

"Ia tidak ada duanya. Ia adalah Steve Jobs-nya China."

Siapa Jack Ma?

Lahir di tengah keluarga miskin di timur Hangzhou, Jack memulai karirnya sebagai seorang guru.

Ia membeli komputer pertamanya saat berusia 33 tahun dan terkejut saat tak ada merek bir China yang muncul saat ia mencoba mencari kata "beer" pada mesin mencari online.

Tanpa latar belakang ilmu komputer, Jack mendirikan Alibaba di apartemennya, setelah meyakinkan sejumlah temannya untuk berinvestasi pada usaha pasar online (marketplace) ciptaannya.

Itu bukan kali pertamanya mencoba untuk mendirikan sebuah perusahaan start-up.

"Alibaba adalah upaya ketiganya di perusahaan, ia pernah dua kali mencoba sebelumnya," ungkap Duncan Clark yang telah menulis buku tentang Jack dan juga merupakan kepala konsultan investasi BDA China.

"Ia cukup awal melihat potensi menjanjikan internet, namun butuh waktu lama baginya untuk memiliki 'kendaraan' yang diperlukan."

Selama bertahun-tahun, Alibaba tumbuh dari sebuah pasar online menjadi raksasa e-commerce dengan lini usaha bervariasi, dari layanan keuangan hingga kecerdasan buatan (AI).

Awalnya, Alibaba didirikan sebagai platform jual-beli bagi para pengusaha, sebelum melebarkan sayapnya menjadi e-commerce bagi konsumen pada tahun 2003 dan kemudian meluncurkan platform pembayaran digital, Alipay.

Minimnya latar belakang teknologi dan tanpa adanya kekuatan pendanaan, Clark mengatakan bahwa kharisma dan visi strategis menjadi modal terbesar seorang Jack Ma.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pesonanya menjadi bagian besar dari kepemimpinannya, kemampuannya untuk meyakinkan orang, baik itu konsumen, pegawai, atau pun para pemegang saham yang kritis."

Sang penulis pertama kali bertemu Jack dua dekade lalu dan pengusaha ulung itu berkata bahwa ia berencana menjadikan Alibaba sebagai satu dari 10 perusahaan internet terbesar di dunia dalam sepuluh tahun.

"(Hal itu) semacam ambisi yang tidak mungkin terwujud, tapi entah bagaimana ia berhasil membuat orang mempercayai itu," ujar Clark.

Jack kemudian memang berhasil menjadikan Alibaba sebagai perusahaan internasional kelas berat dan nilai sahamnya di New York kala itu mencatatkan rekor sebagai penjualan saham perdana ke publik dengan nilai terbesar di dunia.

Awal tahun ini, ia menunjukkan dukungannya terhadap "sistem 996" di mana karyawan diharapkan dapat bekerja 12 jam per hari, enam hari seminggu - sebuah topik perdebatan panas di media China.

Pebisnis flamboyan itu juga dikenal karena menikmati posisinya yang menjadi pusat perhatian. Pada sebuah acara Alibaba tahun 2017, Jack tampil dengan mengenakan kostum bertema Michael Jackson.

Apa yang akan dilakukan Jack Ma selanjutnya?

Pria berusia 55 tahun itu diperkirakan akan memfokuskan diri pada kegiatan amal dan pendidikan setelah mundur dari posisinya.

Clark mengatakan bahwa Jack telah secara bertahap membawa para pakar teknologi dan keuangan ke perusahaannya, dan baru-baru ini, Jack telah "secara sadar menyingkir perlahan".

Langkah-langkah itu diduga dilakukan untuk memastikan proses transisi yang mulus bagi Alibaba ke masa depan tanpa pendirinya.

Analysis box by Karishma Vaswani, Asia business correspondent BBC

Tenang, sederhana dan dikenal menghindari sorotan, Daniel Zhang sangat berbeda dari sosok pendahulunya.

Di dalam Alibaba, Daniel kabarnya dikenal dengan sebutan Xiaoyaozi, sebuah nama karakter novel bela diri China. Nama itu berarti "yang tidak terkekang" - seseorang yang berada di luar pertarungan, namun mahir dalam melatih orang lain.

Reputasi tersebut akan berguna ketika ia harus mengendalikan Alibaba mengarungi masa-masa terberatnya. Pasar China, di mana dua pertiga keuntungan Alibaba berasal, tengah melemah.

Di saat bersamaan, upaya untuk melakukan ekspansi global juga tengah menghadapi kesulitan.

Pengawasan AS terhadap perusahaan-perusahaan China menghalangi pertumbuhan Alibaba di Barat. Di beberapa kawasan Asia Tenggara dan India, para pengamat mengatakan bahwa memahami cara kerja pasar lokal dan bagaimana bekerja dengan pekerja lokal menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan asal China itu.

Kemudian juga terdapat penundaan penjualan saham ke publik di Hong Kong yang kabarnya disebabkan aksi unjukrasa pro-demokrasi di sana.

Meski demikian, mungkin, tantangan terbesar bagi Daniel adalah untuk bisa memenuhi ekspektasi citra seorang Jack Ma, sebagai sosok yang menikmati penghormatan dan kasih sayang dari pegawainya, begitu juga masyarakat internasional.


Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada