Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Jepang akan buang air radioaktif bekas pembangkit listrik tenaga nuklir ke Samudra Pasifik

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Menteri Lingkungan Jepang mengatakan air yang terkontaminasi dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima kemungkinan bakal dibuang ke laut karena ruang penyimpanan akan habis pada 2022 mendatang.

Lebih dari satu juta ton air yang dipakai untuk mendinginkan reaktor yang meleleh disimpan di tangki-tangki raksasa.

Baca Juga:

Kelompok-kelompok nelayan menentang kuat rencana tersebut, namun sejumlah ilmuwan berdalih langkah itu kecil risikonya.

Pemerintah Jepang menegaskan belum mengambil keputusan akhir.

Bangunan-bangunan reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima rusak parah akibat ledakan hidrogen yang dipicu gempa bumi dan tsunami pada 2011.

Baca Juga:

Kejadian itu menyebabkan tiga reaktor meleleh.

Pemerintah Jepang lantas memutuskan kawasan di sekitar PLTN harus dibersihkan dalam operasi yang perlu waktu berpuluh tahun agar bisa rampung.

jepang Reuters
Tangki-tangki penyimpanan air radioaktif hampir penuh dan tempat penyimpanan akan habis pada 2022.

Selama delapan tahun terakhir, sekitar 200 ton air radioaktif telah dipompa keluar setiap hari dari bangunan reaktor yang rusak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagian besar isotop radioaktif telah dicabut menggunakan proses filtrasi yang kompleks. Namun sebuah isotop, tritium, tidak bisa dipindahkan sehingga air yang disimpan dalam sebuah tangki besar diprediksi bakal penuh pada 2022.

Gagasan membuang air itu ke Samudra Pasifik sudah dilontarkan jauh-jauh hari dan Menteri Lingkungan Yoshiaki Harada mengatakan dirinya mendukung rencana tersebut.

Sejumlah ilmuwan berpendapat air itu akan memudar di tengah luasnya Samudra Pasifik dan risiko tritium terhadap manusia dan kesehatan hewan tergolong rendah.

Akan tetapi, sebagaimana dilaporkan wartawan BBC di Tokyo, Rupert Wingfield-Hayes, bukan berarti wacana itu akan langsung diterapkan.

Kelompok-kelompok nelayan menentangnya dan pemerintah Korea Selatan menegaskan bahwa hubungan dengan pemerintah Jepang akan rusak jika wacana tersebut diwujudkan.

Badan Energi Atom Internasional mengatakan Jepang harus menentukan keputusan apa yang akan dilakukan guna menangani air radioaktif dalam waktu dekat.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada