Pasukan Turki mulai melakukan serangan di Suriah timur laut, yang kemungkinan dapat menciptakan konflik langsung dengan pasukan pimpinan Kurdi sekutu AS.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan operasi dilakukan untuk menciptakan "wilayah aman" dari milisi Kurdi dan juga untuk melindungi pengungsi Suriah.
Menurut tentara yang tergabung di Syrian Democratic Forces (SDF), daerah warga sipil diserang pesawat tempur Turki.
- Jika Turki invasi Suriah utara, apakah ISIS akan bangkit?
- Turki menambah pasukan di perbatasan Suriah setelah diperingatkan AS
- Trump ancam akan 'musnahkan ekonomi Turki' terkait rencana operasi militer ke Suriah
Keputusan Presiden Trump untuk menarik mundur pasukan AS dari wilayah di dekat dua kota perbatasan, setelah menelepon Presiden Erdogan di akhir minggu, memicu kecaman meluas di dalam dan luar negeri.
Kurdi - yang merupakan sekutu AS dalam mengalahkan kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) di Suriah - 'menjaga' ribuan pejuang ISIS dan keluarganya di penjara dan kamp di bawah pengawasan mereka.
Masih belum jelas apakah mereka tetap akan ditahan.
Saat mengumumkan serangan tersebut di Twitter, Erdogan mengatakan "misinya adalah untuk mencegah terbentuknya daerah teror di perbatasan bagian selatan dan menciptakan perdamaian di daerah tersebut".
Operasi tersebut, tambahnya, akan "memelihara integritas wilayah Suriah dan membebaskan masyarakat setempat dari para teroris."
Pemerintah Turki ingin menciptakan "daerah aman" yang bersih dari milisi Kurdi yang juga menjadi tempat bagi sebagian dari 3,6 juta pengungsi Suriah di Turki.
Beberapa ledakan dilaporkan terjadi di kota perbatasan Ras al-Ain.
Setelah pernyataan Erdogan, SDF meminta AS dan koalisi anti-ISIS untuk membuat daerah larangan terbang di sana "untuk menghentikan serangan terhadap pihak tidak bersalah".
- Suriah: AS restui operasi militer Turki terhadap milisi Kurdi, Trump dituduh 'berkhianat'
- Mengapa pengungsi Suriah diminta segera meninggalkan Istanbul, kota terbesar di Turki?
- Perang saudara di Suriah: Turki kutuk serangan terhadap konvoinya, yang disebut Suriah sebagai 'agresi'
Sebelumnya, pemerintahan pimpinan Kurdi di wilayah tersebut mengumumkan "tiga hari mobilisasi umum di Suriah bagian utara dan timur", dan mendesak warga sipil untuk menuju perbatasan dengan Turki guna memenuhi kewajiban mereka".
Penarikan pasukan AS oleh Trump di perbatasan dipandang sebagai "serangan terselubung" SDF dan dikutuk oleh bahkan para sekutu presiden dari Partai Republik.
Trump menjawab berbagai kecaman dengan mengancam akan "menghancurkan" ekonomi Turki jika pemerintah di Ankara "melampaui batas".
Dia mengatakan Turki seharusnya "tidak melakukan apa pun yang dipandang tidak manusiawi".