Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Suriah-Turki: Mereka kembali terperangkap di tengah perang

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Keluarga yang kabur dari Suriah bagian utara. Getty Images
Keluarga yang kabur dari Suriah bagian utara.

Puluhan ribu penduduk sipil mengungsi dari pertempuran di Suriah utara dan sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, menurut laporan PBB.

Turki sedang melanjutkan operasi militer lintas batas untuk menyerang kekuatan Kurdi di kawasan itu, dan Dewan Keamanan PBB menyatakan "sangat khawatir" situasinya bisa memburuk.

Baca Juga:

Puluhan penduduk sipil dan petempur telah tewas sejak serangan itu terjadi - yang dimulai sejak penarikan tentara AS dari kawasan tersebut minggu lalu. Pasukan Kurdi - yang tadinya merupakan sekutu AS - kini meminta bantuan militer Suriah.

Di tengah keadaan seperti itu, bagaimana situasinya bagi orang sipil kebanyakan?

Ribuan orang mengungsi

Pasukan Turki dan aliansi pemberontak Suriah meluncurkan operasi minggu lalu untuk mendorong milisi Kurdi Suriah menjauh dari perbatasan. Turki ingin membentuk "zona aman" di mana pengungsi dari Suriah - kebanyakan orang Turki - bisa mendapatkan pemukiman.

Baca Juga:

Serangan udara, senjata berat dan serangan darat telah menewaskan penduduk sipil dari kedua pihak, termasuk anak-anak.

Peta situasi Suriah utara 16 Oktober 2019 BBC

Presiden Prancis Emmanuel Macron, mengingatkan hari Minggu (13/10) bahwa perang ini berisiko menciptakan "situasi darurat kemanusiaan yang tak tertahankan".

Sedikitnya 160.000 penduduk sipil telah meninggalkan rumah mereka, menurut Kantor PBB untuk Kordinasi Kemanusiaan (OCHA). Beberapa laporan menyatakan 1.000 orang telah melintasi perbatasan ke Irak.

Sementara itu UNICEF memperkirakan hampir 70.000 anak-anak ikut terusir dari rumah mereka.

Jumlah orang yang membutuhkan bantuan dalam beberapa hari ini bisa mencapai 400.000 orang, menurut lembaga-lembaga kemanusiaan.

Hari Selasa (15/10), beberapa organisasi nonpemerintah dan staf internasional terpaksa meninggalkan wilayah tersebut karena situasi yang memburuk, menurut lembaga Bulan Sabit Merah Kurdi.

Lembaga kemanusiaan menemui kesulitan untuk menyediakan bantuan di beberapa kota seperti Ras al-Ain, Ain Issa dan Tal Abyad karena situasi yang panas.

Sekjen PBB António Guterres meminta adanya "akses bantuan kemanusiaan yang tak terputus dan aman bagi penduduk sipil yang membutuhkan" agar organisasi kemanusiaan bisa menjalankan pekerjaan mereka.

Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan situasi kemanusiaan "mengerikan" karena penduduk sipil kabur dari rumah dan penampungan tanpa membawa apa-apa.

"Kami butuh segala macam. Kami butuh makanan, anak-anak butuh makanan. Kami terdiri dari 15 orang dan cucu-cucu saya tak punya orang tua" kata Thalja Modhi, yang kabur dari Ras al-Ain menuju kota Hassakeh.

Menurut OCHA, penduduk meninggalkan Ras al-Ain dan Tal Abyad. Namun banyak lagi yang diungsikan dari kamp sekitar yang didirikan untuk menampung orang yang mengungsi dari perang melawan kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS di Suriah.

Map showing where Syrians are fleeing from in northern Syria BBC

"Kami mencoba menjangkau sebanyak mungkin orang dan mengirim bantuan paket makanan saat puluhan ribu orang meninggalkan daerah mereka setiap harinya," kata Corinne Fleischer, Direktur WFP Suriah hari Senin (14/10).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum operasi militer Turki dimulai, Suriah utara sudah menjadi tempat penampungan bagi pengungsi yang menghindari perang di berbagai wilayah lain. Puluhan ribu orang menghuni berbagai kamp di seluruh wilayah itu.

Namun perang kini mengancam keselamatan mereka sekali lagi.

OCHA juga "sangat khawatir" mengenai nasib penduduk di Tal Tamer yang menampung banyak pengungsi, karena operasi militer sedang mendekat ke sana.

Rumah sakit kota itu - salah satu dari sedikit yang masih beroperasi - telah menerima ribuan korban dalam beberapa hari terakhir.

Kebanyakan pengungsi ditampung oleh keluarga, teman atau komunitas setempat. Selain itu ada "penampungan bersama" di seluruh wilayah di mana mereka dibantu sebelum ditempatkan di akomodasi yang lebih aman.

PBB mengawasi dua kamp pengungsi di Ain Issa dan Mabruka, sembari memindahkan mereka ke kamp di daerah selatan. Namun beberapa keluarga masih ada di Mabruka.

Terduga keluarga petempur ISIS juga mengungsi

Sebelum serangan Turki, puluhan ribu terduga anggota keluarga petempur ISIS ditahan oleh pasukan yang dipimpin bangsa Kurdi di Ain Issa dan dua kamp lagi: al-Hol and Roj.

Peta pengungsi di Suriah utara. BBC
Peta pengungsi di Suriah utara.

Pejabat Kurdi menyatakan pengeboman di kawasan sekitar kamp Ain Issa menyebabkan hampir 800 orang anggota keluarga ISIS kabur. Namun menurut Syrian Observatory for Human Rights, kelompok pengawas yang berkantor di Inggris, jumlah yang kabur sekitar 100 orang. Tak diketahui kemana mereka kabur.

Sekitar 12.000 pria diduga merupakan militan ISIS - terdiri dari warga Suriah, Irak dan warga asing - ditahan di tujuh penjara yang dikelola oleh pasukan Kurdi.

Dewan Keamanan PBB menyatakan khawatir operasi militer ini bisa mengarah pada "penyebaran teroris" terutama mereka yang terkait ISIS.

Rumah sakit dan infrastruktur rusak

Sejumlah rumah sakit dan klinik di kota-kota Suriah bagian utara telah ditutup akibat perang. Rumah sakit nasional di Ras al-Ain, dan rumah sakit serta dua pusat kesehatan di Tal Abyad, telah tutup, kata lembaga kesehatan dunia WHO.

Para petugas kesehatan di rumah sakit lapangan di beberapa kamp pengungsi juga terpengaruh.

Pasien yang dirawat di rumah sakit di Suriah utara. Getty Images
Pasien yang dirawat di rumah sakit di Suriah utara.

Menurut WHO, kurangnya tenaga kesehatan - mereka juga mengungsi akibat konflik - telah memperburuk situasi.

Beberapa daerah terdampak mulai melaporkan kekurangan makanan, air dan listrik. Rusaknya stasiun pompa air Allouk yang berlokasi di Ras al-Ain meningkatkan risiko wabah penyakit akibat infeksi.

PBB mengatakan mereka sedang berunding dengan Turki untuk mendapat akses ke stasiun tersebut untuk melakukan perbaikan.

Jalan tol yang menghubungkan jalur timur barat juga telah terputus.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada