Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

'Gencatan senjata' Israel-Gaza dimulai, warga cemas akan pecah perang

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Gencatan senjata dilaporkan setelah terjadinya kekerasan selama dua hari. Reuters
Gencatan senjata diberlakukan setelah terjadi pertempuran selama dua hari.

Militer Israel menyatakan semakin banyak roket yang ditembakkan dari Gaza ke Israel bagian selatan, beberapa jam setelah gencatan senjata dengan milisi Palestina berlaku.

Gencatan senjata antara Israel dan milisi di Gaza diterapkan setelah terjadi pertempuran sengit selama dua hari, yang terjadi sesudah Israel membunuh komandan Jihad Islam Palestina (PIJ) Baha Abu al-Ata.

Baca Juga:

Juru bicara PIJ, Musab al-Braim telah memastikan kesepakatan gencatan senjata.

"Kami mengonfirmasi bahwa kami telah mencapai gencatan senjata, di bawah arahan Mesir. Kesepakatan mulai berlaku pada jam 05:30 waktu setempat, sementara pihak pendudukan (Israel) dipaksa untuk menyepakati persyaratan yang diajukan pihak perlawanan Palestina. Persetujuan dibuat Jihad Islam yang mewakili Palestina," katanya.

"Persyaratannya adalah menghentikan operasi pembunuhan, melindungi pengunjuk rasa yang melakukan demonstrasi di perbatasan terkait dengan hak untuk kembali dan dimulainya penerapan berbagai langkah untuk menghentikan pengepungan," tambah al-Braim.

Baca Juga:

Gencatan senjata mendapat sambutan beragam di kalangan penduduk Gaza.

"Selama beberapa hari terakhir, kehidupan kami bagaikan horor, warga ketakutan dan menduga akan pecah perang. Alhamdulillah, sekarang situasi tenang berkat usaha yang dilakukan," kata seorang pria di Gaza.

Namun seorang warga lainnya berpendapat gencatan senjata memberikan sinyal yang salah.

"Kami tidak menghendaki ketenangan. Kami adalah rakyat yang dikepung dan tinggal di tengah kehancuran. Israel melumpuhkan segala pergerakan dan kami tidak ingin menembakkan roket ke Tel Aviv atau Yerusalem. Kami ingin pergerakan mereka juga dilumpuhkan seperti kami," kata Emad Tawel.

Sebelum gencatan senjata ini, satu keluarga beranggotakan delapan orang meninggal dunia karena serangan udara Israel terhadap Gaza, kata pihak Palestina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Israel menyatakan lebih dari 20 warga Palestina yang menjadi korban adalah milisi.

Puluhan warga Palestina dan Israel lainnya terluka, menurut sejumlah sumber kesehatan dari kedua pihak.

Lebih dari 400 roket ditembakkan ke arah Israel oleh kelompok milisi Jihad Islam Palestina, kata militer Israel, saat Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap apa yang mereka sebut sebagai sasaran PIJ.

Konflik terjadi antara Israel dan milisi di Gaza. BBC
Konflik terjadi antara Israel dan milisi di Gaza.

Konflik terjadi setelah Israel membunuh komandan tertinggi PIJ, Baha Abu al-Ata dalam serangan sebelum dini hari pada hari Selasa (12/11). Israel menyatakan al-Ata bertanggung jawab atas penembakkan sejumlah roket dari Gaza dan telah merencanakan serangan lanjutan.

Korban satu keluarga

Peristiwa yang paling mematikan dalam konflik dua hari ini terjadi pada hari Rabu malam (13/11) ketika serangan udara terhadap rumah di Deir al-Balah, Gaza menewaskan keluarga beranggotakan delapan orang.

Kementerian Kesehatan Gaza, yang dijalankan kelompok milisi wilayah itu, Hamas, menyatakan seluruh korban meninggal adalah warga sipil, termasuk seorang perempuan dan anak-anak.

Militer Israel mengatakan serangan tersebut menewaskan seorang komandan PIJ, Rasmi Abu Malhous, yang mereka katakan memimpin unit roket milisi tersebut.

Setelah gencatan senjata dimulai, utusan perdamaian Timur Tengah PBB, Nickolay Mladenov mengatakan baik PBB maupun Mesir "telah bekerja keras untuk mencegah peningkatan aksi kekerasan berbahaya di dan sekitar Gaza menjadi peperangan".

Lewat cuitannya, dia mendesak kedua belah pihak untuk "menunjukkan usaha menahan diri sebesar-besarnya dan turut berusaha mencegah jatuhnya korban".

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada