Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Ditemukan dikubur hidup-hidup, bayi prematur di India mampu bertahan hidup

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
A composite image showing the before and after photographs of the baby Dr Ravi Khanna
Sempat kritis saat diselamatkan dari dalam tanah, kesehatan bayi prematur itu kini dinyatakan normal.

Bayi perempuan yang ditemukan sekarat setelah dikubur hidup-hidup di kota Bareilly, Uttar Pradesh, India, Oktober lalu, kini telah pulih.

Saat diselamatkan, bayi yang lahir prematur itu kekurangan trombosit dan mengidap penyakit langka berbahaya bernama septicaemia.

Baca Juga:

Di saat kondisi bayi itu berangsur normal, kepolisian hingga kini belum bisa menangkap orang tua sang bayi.

Bayi itu pun akan segera dimasukkan ke dalam program adopsi.

Dokter anak yang menangani bayi tersebut, Ravi Khanna, berkata kepada BBC bahwa bobot sang bayi terus bertambah.

Baca Juga:

Jumlah trombosit bayi yang kini dirawat di panti asuhan milik pemerintah setempat itu juga berada pada jumlah normal.

Pertengahan Oktober lalu, seorang penduduk Bareilly tanpa sengaja menemukan bayi itu. Ia berkata, saat ditemukan bayi itu masih merah atau baru saja dilahirkan.

Dalam tradisi Hindu setempat, jenazah orang mati biasanya dikremasi. Namun jasad bayi dan anak-anak kerap kali dikubur.

Si penemu bayi itu, seorang laki-laki, berkata kala itu ia tengah menggali tanah hingga sedalam 90 sentimeter. Pacul yang ia gunakan lalu memecahkan sebuah kendi. Saat itulah ia mendengar suara tangisan bayi.

Ketika membuka kendi berbahan tanah liat itu, ia menemukan bayi dalam kondisi masih bernyawa.

Awalnya bayi itu dilarikan ke rumah sakit terdekat, tapi karena fasilitas yang tak memadai, ia dibawa ke klinik milik dokter Ravi Khanna.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejumlah dokter memperkirakan, sang bayi lahir prematur dalam usia 30 bulan dengan bobot tak lebih dari 1,1 kilogram.

Para dokter berkata, tubuh bayi itu berkerut. Ia diduga mengalami hipotermia dan kekurangan kadar gula darah.

"Selasa lalu, ketika kami menyerahkan bayi itu ke otoritas kota, dia berbobot 2,5 kilogram. Dia mendapat asupan susu formula dan kini sudah sudah benar-benar sehat," kata dokter Khanna.


Dr Ravi Khanna with the baby in his hospital Dr Ravi Khanna
Dr Ravi Khanna menyebut bayi tersebut mendapat asupan susu formula.

Tak ada yang tahu pasti berapa lama bayi itu dikubur sebelum akhirnya diselamatkan. Khanna berkata, timnya hanya bisa memprediksi bagaimana bayi tersebut bertahan hidup.

Bagaimanapun, kata Khanna, ia menilai bayi itu dapat bertahan hidup selama tiga hingga empat hari atas bantuan lemak coklat dalam tubuh.

Bayi dilahirkan dengan sejumlah lemak di dalam perut, paha, dan pipi. Menurut Khanna, bayi dapat melalui kondisi darurat dengan bantuan lemak tersebut.

Namun sejumlah pihak memperkirakan sang bayi dikubur tak lebih dari dua hingga tiga jam setelah dilahirkan. Dengan prediksi ini, bayi itu dinilai hanya dapat bertahan selama beberapa jam setelahnya.

Sebuah lubang di dalam kendi diprediksi telah memberi aliran oksigen terhadap sang bayi. Lapisan tanah yang kendur juga dianggap memungkinkan oksigen masuk ke dalam kendi yang dikubur tersebut.

Sejak penemuan bayi itu, polisi resmi memulai investigasi kasus pidana, walau mereka belum dapat menemukan orang tua bayi itu hingga kini.

Kepolisian yakin orang tua bayi itu terlibat langsung dalam kasus ini. Dasar argumen mereka, tak ada satupun keluarga yang datang ke rumah sakit atau ke kepolisian setelah penemuan tersebut dipublikasikan.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada