Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Dokter bunuh diri, mengaku menyesal menentang vaksinasi

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Seorang dokter anak yang melakukan aksi bunuh diri di Chicago, Amerika Serikat, meninggalkan catatan yang menyebut dirinya "menentang" vaksinasi selama satu dekade terakhir.

Catatan dokter bernama Van Koinis itu berisi penyesalan, namun aparat mengatakan isinya ambigu.

Baca Juga:

"Dia luar biasa menyesal atas apa yang dia lakukan dan itu satu-satunya yang dia sebutkan dalam catatan bunuh dirinya. Itu saja dan hanya itu," sebut Sheriff Cook County di Chicago, Tom Dart, kepada media AS.

Pihak berwenang kini sedang menyelidki apakah sang dokter memalsukan berkas-berkas sehingga para orang tua anti-vaksinasi bisa memperoleh dokumen yang disyaratkan sekolah.

Sebaliknya, orang tua pro-vaksinasi bisa saja dibohongi oleh sang dokter.

Baca Juga:

"Topik terbesarnya adalah para orang tua yang mendapat kesan anak-anak mereka telah diimunisasi padahal tidak," papar Dart kepada harian Chicago Sun-Times.

Para mantan pasien Dr Koinis kini disarankan untuk menemui dokter lain mengenai catatan vaksinasi mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rangkaian tes darah bisa menentukan apakah seorang pasien telah menerima imunisasi, tapi tidak semua bisa diketahui, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Sosok dokter Koinis, yang meninggal dunia pada September 2019, adalah dokter ternama di Chicago. Dalam sebuah forum pemeringkat dokter, dia mendapat lebih dari 1.000 penilaian dan peringkat lima bintang.

Sejumlah orang tua membela mendiang menyusul fakta terbaru yang diungkap aparat. Mereka mengatakan tidak pernah mendengar sang dokter mengutarakan pandangan anti-vaksinasi. Lainnya mengaku melihat dia memberi suntikan.

"Anak saya dan saya begitu mencintainya. Dia sudah seperti keluarga kami," sebut seorang perempuan yang telah membawa anaknya ke dokter Koinis selama 23 tahun, dalam unggahan di Facebook, sebagaimana dilaporkan harian Washington Post.

Sang dokter juga dikenal kerap menolak dibayar ketika ada keluarga yang tidak mampu. Dia juga sering memeriksa kesehatan anak-anak di luar jadwal praktik, sebut Washington Post.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada