Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Mahkota Ethiopia abad kedelapanbelas pulang dari Belanda ke kampung halamannya

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Sebuah mahkota abad kedelapanbelas asal Ethiopia dikembalikan ke kampung halamannya setelah tersembunyi selama 20 tahun dalam sebuah apartemen di Belanda.

Warga Ethiopia bernama Sirak Asfaw, yang kabur ke Belanda di akhir dekade 1970-an, menemukan mahkota itu tahun 1998 dalam sebuah koper pengunjung rumahnya.

Baca Juga:

Ia sadar bahwa mahkota itu adalah hasil curian dan meminta si pemilik koper untuk menyerahkan mahkota kepadanya.

Sirak yang bekerja sebagai konsultan manajemen kemudian berkeputusan melindungi makkota itu sampai kemudian ia memberitahu sejarawan dan kepolisian Belanda akan temuannya ini tahun lalu.

Hari Kamis (19/02) Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menerima mahkota itu, yang diketahui merupakan satu dari 20 mahkota yang ada di dunia.

Baca Juga:

Mahkota ini menggambarkan Yesus Kristis, Tuhan dan Roh Kudus serta dua belas rasul pengikut Yesus. Diduga mahkota ini diberikan kepada gereja oleh panglima perang Welde Sellase beberapa ratus tahun lalu.

Dalam sebuah cuitan PM Abiy mengatakan ia sangat berterimakasih kepada Sirak dan pemerintah Belanda atas pengembalian "mahkota berharga" itu.

https://twitter.com/AbiyAhmedAli/status/1230400669372362752


Perjalanan si mahkota

Sirak Asfaw meninggalkan Ethiopia tahun 1978 lari dari tekanan politik rezim Komunis, Derg, yang berkuasa tahun 1974.

Rezim ini sempat melancarkan rangkaian teror yang dikenal dengan nama Teror Merah yang menyebabkan ratusan ribu orang tewas atau melarikan diri.

Sirak menjadi pengungsi di Rotterdam dan menampung pengungsi Ethiopia di apartemennya sepanjang 1980-an hingga 1990-an.

Sirak Asfaw dan Arthur Brand AFP/Getty
Sirak Asfaw (kiri) melibatkan pemburu harta karun Arthur Brand (kanan) untuk pengembalian mahkota itu.

Salah satu pengunjung apartemennya ini membawa koper yang di dalamnya tersimpan mahkota tersebut.

"Kebanyakan orang tak peduli pada warisan budaya, tapi saya setia pada Ethiopia," katanya kepada BBC dalam wawancara tahun lalu.

Sirak mengkonfrontir si pembawa mahkota dan berkeras bahwa mahkota itu tak boleh dibawa, kecuali seandainya dikembalikan ke Ethiopia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Si pembawa mahkota setuju, dan mahkota itu dipegang oleh Sirak.


Sirak kemudian mencari bantuan di forum-forum internet tanpa hasil berarti. Akhirnya ia memutuskan untuk menyimpan mahkota itu sampai ia yakin mahkota itu aman.

"Situasinya cukup mencekik bagi saya karena tak tahu apa yang harus dilakukan dan kepada siapa harus meminta bantuan atau menyerahkan mahkota itu," katanya. "Dan tentu saya juga khawatir Pemerintah Belanda menyitanya".

"Saya pasang alarm di seluruh apartemen saya karena benar-benar takut!"

'Kasihan yang memakai mahkota itu'

Ketika Abiy Ahmed yang reformis menjadi perdana menteri tahun 2018, Sirak merasa ini merupakan waktu yang tepat untuk mengembalikan potongan sejarah negaranya ini kembali ke Addis Ababa.

Ia menghubungi Arthur Brand, yang dikenal sebagai "Indiana Jones dunia seni", untuk membantunya mengembalikan mahkota ini.

"Saya jelaskan kepadanya, kalau bukan mahkota ini yang hilang, saya yang hilang - kalau kejadiannya begini terus," katanya kepada BBC.

Abiy Amed menjadi perdana menteri Ethiopia pada bulan April 2018 Reuters
Abiy Amed menjadi perdana menteri Ethiopia pada bulan April 2018.

Dengan sepengetahuan kepolisian Belanda, Brand kemudian menyimpan mahkota ini di fasilitas penyimpanan yang aman.

Seorang ahli memastikan keamanannya dan Brand memutuskan langkah terbaik adalah untuk mengumumkan keberadaan mahkota itu.

"Ini benda yang luar biasa. Besar sekali. Kasihan orang yang harus memakainya karena dalam dua jam saja, lehernya pasti kesakitan," katanya.

Sirak dan Brand kemudian menunggu agar pemerintah Ethiopia mengontak pihak berwenang Belanda untuk merencanakan pengembalian mahkota itu.

"Saya ingin mahkota ini jadi simbol persatuan dan kebersamaan," kata Sirak. "Mahkota ini akan dirayakan oleh kita semua, warga Ethiopia bahkan orang Afrika".

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada