Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Covid-19: Pesta ilegal di properti yang disewakan secara online marak di tengah pembatasan sosial

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Pesta-pesta ilegal yang digelar di tempat yang disewa melalui situs online, termasuk Airbnb dan Booking.com, membuat "masyarakat terancam risiko", menurut Bed and Breakfast Association, sebuah asosiasi hostel di Inggris

Pemilik rumah dan warga sekitar mengeluhkan tingkah lebih dari 30 orang yang melanggar protokol jaga jarak dan menggunakan narkotika.

Baca juga:

BBC News mendapat informasi bahwa beberapa pesta serupa juga terjadi bulan lalu.

Airbnb menyatakan telah melangkah lebih jauh ketimbang para pesaingnya dengan mengedepankan kesehatan masyarakat selama pandemi.

Namun, pekan lalu seorang pria ditikam di sebuah pesta di sebuah rumah di London selatan yang diyakini polisi telah disewakan melalui platform tersebut.

Baca juga:

'Saatnya bertanggung jawab'

Menyusul penyelidikan BBC News sebelumnya mengenai "liburan virus corona", Airbnb memberi tahu penggunanya bahwa mereka dapat melakukan pemesanan jika mereka adalah pekerja di sektor penting atau jika ada "urusan penting".

Tetapi pembatasan itu akan dicabut, sejalan dengan aturan setempat tentang hotel dan rumah sewaan, seperti yang terjadi di Irlandia Utara pada 26 Juni; Inggris pada 4 Juli; Wales pada 13 Juli; dan Skotlandia pada 15 Juli

Platform saingan AirBnB, Booking.com saat ini tidak melakukan pembatasan semacam itu.

“Ketika hostel dan guest house telah ditutup sejak 23 Maret, tampaknya platform raksasa ini mengizinkan sewa sehingga memungkinkan apa yang disebut 'pesta lockdown' terjadi. Ini membuat tamu, tuan rumah, tetangga, dan masyarakat terpapar risiko," ujar Ketua asosiasi hostel Inggris, David Weston.

"Ini saatnya platform global ini bertanggung jawab akan keselamatan para tamunya, akomodasi mereka dan menunjukkan hormat terhadap masyarakat lokal."

Meski BBC menyaksikan bukti-bukti bahwa beberapa rumah disewa menggunakan Airbnb, para tuan rumah meminta agar detil informasi mereka tidak diberikan pada perusahaan itu.

Akibatnya, platform itu mengklaim tidak ada bukti yang menghubungkan insiden tersebut dengan bisnisnya.

"Tiada toleransi bagi kegiatan ilegal. Airbnb adalah satu-satunya platform yang membatasi semua pemesanan di Inggris hanya untuk perjalanan penting bagi pekerja penting sampai pembatasan dicabut.

"Kami telah secara eksplisit melarang pesta di rumah dan pendukung lingkungan kami memungkinkan siapa pun yang terganggu dengan penyewa di lingkungan mereka untuk menghubungi kami, dan kami mengambil tindakan atas masalah yang menjadi perhatian kami."

Booking.com tidak menanggapi permintaan komentar.

'Musik mengalun'

Darya Simanovich, yang menyewakan propertinya di Airbnb dan Booking.com untuk memperoleh penghasilan tambahan, mengatakan propertinya telah 'dikotori' berkali-kali oleh para tamu yang menyamar sebagai pekerja sektor kunci, yang ternyata menggelar pesta ilegal.

"Saya tidak bisa bertemu dengan para tamu karena pembatasan selama lockdown," ujarnya.

"Tapi karena saya tinggal di atas properti itu, saya melihat banyak orang masuk ke dalam, dengan musik mengalun. Jadi saya mengusir mereka."

"Menyewakan rumahmu adalah tentang kepercayaan. Sulit untuk berpikir orang melanggar aturan, terutama ketika tuan rumah kehilangan penghasilan. Saya pikir pedoman baru tidak akan mengubah apa pun. Orang-orang masih akan melanggar aturan."

'Risiko ekstra'

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Danial Abbas, yang menjadi tuan rumah sebuah flat yang disewakan di kedua plaform itu, mengatakan sekelompok orang dengan jumlah lebih dari 10 orang telah menggelar pesta hingga pukul 04.00 dini hari, pekan lalu.

"Saya sama sekali merasa tak keberatan, sampai adanya karantina wilayah," ujarnya.

"Suatu hal yang mengecewakan orang-orang melanggar aturan dan menciptakan kegaduhan di saat orang-orang sudah merasa takut. Saya sedih mereka telah menciptakan risiko ekstra."

'Kehilangan'

Tuan rumah yang lain, yang namanya enggan disebut, mendapati sekelompok remaja menggelar pesta di propertinya.

"Mereka merasa risikonya kecil bagi mereka. Mereka merasa diperlakukan tidak adil karena karantina wilayah sebagian besar untuk orang tua."

"Mereka merasa seperti kehilangan, jadi tidak peduli jika mereka melanggar aturan."

'Pedoman yang tidak bisa diterapkan''

Bulan depan, warga Inggris diperbolehkan bertemu di ruangan dalam kelompok yang terdiri dari dua keluarga.

Namun, ada kekhawatiran hal itu akan sulit diterapkan dalam jangka pendek.

"Pedoman itu tak bisa diterapkan," ujar Martin Sach, ketua Holiday Home Association.

"Itu sangat rumit dan bukan suatu hukum. Jadi pemilik tidak bisa mengawasi ini sendirian. Anda tidak dapat memverifikasi hubungan tamu Anda."

Merilee Karr, yang memimpin UK Short Term Accommodation Association, sebuah asosiasi yang membidangi bisnis rental jangka pendek seperti Airbnb, mengatakan orang seharusnya melakukan pemesanan hanya jika mereka memiliki alasan yang sah untuk melakukannya, seperti menjadi pekerja sektoe penting atau membutuhkan perawatan di rumah sakit.

"Kami waspada dan sangat ketat tentang mengambil pemesanan selama lockdown dan secara terbuka menentang siapa pun yang melanggar pedoman," katanya.

"Kami sama sekali tidak menyetujui siapa pun yang telah memesan akomodasi secara salah untuk mengadakan kegiatan yang berada di luar pedoman pemerintah."


Seorang tetangga dari properti yang disewakan, yang enggan namanya disebut, mengatakan kepada BBC News: "Saya tinggal di area yang sepi di London. Tapi setelah lockdown, dan beberapa pekan terakhir, ada banyak pesta di jalan saya. Saya bisa mengetahuinya dengan cepat."

"Mereka hanya tinggal selama satu hari, datang secara berkelompok hingga 20 orang, masuk dan keluar dari rumah. Saya terjaga sepanjang malam karena musik yang diputar keras-keras hingga pukul 05.00. Dan saya bisa melihat dan mencium penggunaan narkotika."

"Ketika itu terjadi, saya ingin sekali mengedor pintu dan menghadapi mereka. Tapi saya tak mengenal orang-orang ini, yang bisa jadi menakutkan dan mengancam, terutama ketika kita tak berbiasa berada di kerumunan."

"Itu terjadi karena orang-orang tidak punya tujuan lain untuk pergi pada saat ini. Jadi mereka hanya ingin minum dan bersosialisasi. Tindakan diperlukan untuk merespons ini."

"Bukan hal yang benar untuk menggelar pesta di kawasan permukiman, terutama dalam kondisi pandemi."

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada