Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Harimau Sumatera ditemukan mati di perkebunan masyarakat Aceh

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ditemukan mati di Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto, mengatakan bangkai harimau Sumatera tersebut ditemukan di perkebunan masyarakat.

Baca Juga:

"Harimau Sumatera tersebut ditemukan mati di perkebunan masyarakat pada Senin sekitar pukul 06.30 WIB. Lokasi penemuan di Kapa Seusak, Trumon Timur, Aceh Selatan," kata Agus Arianto di Banda Aceh kepada kantor berita Antara.

Agus menyebutkan pihaknya belum mengetahui penyebab kematian satwa dilindungi tersebut. BKSDA sudah menurunkan tim nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian.

"Jenis kelamin diketahui betina. Namun, usia harimau Sumatera tersebut belum diketahui. Setelah pemeriksaan tim nekropsi baru diketahui semuanya," tambahnya.

Baca Juga:

Bangkai harimau tersebut ditemukan setelah petugas Seksi Konservasi Wilayah 2 dan Resor Konservasi Wilayah 16 Trumon, Aceh Selatan mendapat laporan adanya hewan ternak masyarakat dimangsa harimau.

Atas laporan tersebut, kata Agus, petugas konservasi bersama mitra dan kepolisian mengecek lokasi ternak masyarakat dimangsa harimau.

Di lokasi, ditemukan tapak kaki harimau dan enam bangkai kambing dalam kondisi tidak utuh.

Petugas bersama mitra kemudian memasang sejumlah kamera untuk melihat pergerakan harimau.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saat mengambil rekaman kamera yang dipasang sehari sebelumnya, tim menemukan seekor harimau telah mati. Penyebab kematian baru diketahui berdasarkan hasil nekropsi nanti," kata Agus.

Agus menambahkan, keberadaan harimau yang masuk ke lokasi perkebunan lantaran adanya perubahan kawasan hutan menjadi area hutan produksi atau Area Penggunaan Lain (APL). Harimau pun kehilangan habitatnya dan daerah pelintasan.

"Kami mengimbau semua lapisan masyarakat untuk tidak melakukan penanganan konflik satwa liar dan manusia dengan cara-cara yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku," jelasnya.

BKSDA Aceh telah mencatat delapan kasus konflik harimau dan manusia dalam periode waktu kurang dari tiga bulan sejak Januari sampai Maret 2020. Angka ini dianggap tinggi, mengingat sepanjang tahun 2019 badan tersebut mencatat sembilan kasus.

Data dari Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAkA), menyebutkan rata-rata 1.200 ha hutan di Aceh rusak setiap bulannya. Secara akumulatif, dalam tahun 2019 tercatat seluas 15.140 ha hutan beralih fungsi menjadi kelapa sawit dan lainnya.

Di Indonesia, jumlah harimau Sumatera hanya tersisa kurang dari 400 ekor, meski langkah pemerintah untuk menaikkan populasi harimau sudah dimulai sejak 2010 lalu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara berkala, lembaga konservasi lingkungan hidup World Wildlife Fund, WWF, memprediksi jumlah harimau Sumatera terus menurun.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada