Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Paus Fransiskus tunjuk Uskup Agung Wiltom Gregory sebagai kardinal Afrika-Amerika pertama

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Uskup Agung Washington, Wilton Gregory Getty Images
Wilton Gregory, uskup agung Washington sejak 2019, dipandang sebagai sosok progresif yang berpandangan sama dengan Paus Franciskus.

Paus Franciskus berkata dirinya akan menunjuk 13 kardinal baru Katolik Roma, di antaranya adalah pastor Afrika-Amerika pertama.

Paus mengumumkan 13 kardinal dari delapan negara dalam pidato dadakan dari jendelanya yang menghadap Lapangan Santo Petrus di Roma pada hari Minggu (25/10).

Baca Juga:

Wilton Daniel Gregory, Uskup Agung berusia 72 tahun yang progresif di Washington DC, akan menjadi salah satunya.

Para kardinal akan dilantik dalam upacara di Vatikan pada 28 November.

Kardinal adalah pastor paling senior di Gereja Katolik Roma di bawah Paus.

Baca Juga:

Peran mereka termasuk memilih Paus - kepala Gereja - dari antara mereka dalam pertemuan rahasia yang dikenal sebagai konklaf.

Karena empat dari anggota baru berusia di atas 80 tahun, mereka tidak diizinkan untuk memberikan suara di bawah peraturan Gereja.

Sembilan nominasi yang berhak memberikan suara berasal dari Italia, Malta, Rwanda, Amerika Serikat, Filipina, Chile, Brunei, dan Meksiko.

Para pengamat Vatikan mengatakan pengangkatan para kardinal baru akan memperkuat pengaruh Paus Fransiskus terhadap para kardinal yang suatu hari nanti akan memilih penggantinya.

Dengan menghitung para kardinal yang akan diangkat, Paus Fransiskus akan memilih hampir 60% dari seluruh kardinal selama masa jabatannya, menurut National Catholic Reporter.

Siapakah Uskup Agung Wilton Gregory?

Sebagai pastor yang ditahbiskan pada usia 25 tahun, ia menjadi uskup agung Washington pada Mei 2019. Ia menggantikan Kardinal Donald Wuerl, yang mengundurkan diri di tengah kritik atas penanganan kasus pelecehan seksual.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di AS, Uskup Agung Gregory telah menjadi suara yang lantang dalam upaya membasmi pelecehan di Gereja. Sebagai presiden konferensi uskup AS, ia membujuk para pemimpin Gereja untuk menerapkan hukuman yang lebih keras bagi para pelaku kekerasan pada tahun 2002.

Uskup Agung Washington, Wilton Gregory Getty Images
Uskup Agung Gregory mengambil alih jabatan uskup agung di Washington pada Mei 2019.

Uskup Agung Gregory telah mengkritik retorika Presiden Donald Trump serta kunjungannya ke situs-situs keagamaan.

Dia mengkritik keras kunjungan Presiden Trump ke tempat doa Santo Yohanes Paulus II di Washington, dengan menyebutnya "mengherankan dan tercela".

Kunjungan itu dilakukan pada bulan Juni, sehari setelah presiden memerintahkan pembubaran pengunjuk rasa damai di dekat Gedung Putih.

Uskup Agung Gregory mengatakan Santo Yohanes Paulus II "pasti tidak akan memaafkan penggunaan gas air mata dan tindakan lainnya untuk membungkam, membubarkan, atau mengintimidasi mereka (pengunjuk rasa) untuk kesempatan pemotretan di depan tempat ibadah dan perdamaian".

Siapa lagi yang ditunjuk Paus Fransiskus?

Ke-13 orang itu termasuk pastor Italia, Raniero Cantalamessa, 84 tahun, yang telah mengabdi sebagai pengkhotbah di tiga rumah tangga kepausan.

Calon asal Italia lainnya, Marcello Semeraro, adalah uskup berusia 72 tahun yang mengawasi kanonisasi orang-orang kudus oleh Gereja.

Jabatan kardinal juga akan diberikan kepada Mario Grech, kepala Sinode Uskup asal Malta, badan penasihat yang berpengaruh untuk Paus.

Yang lainnya termasuk Antoine Kambanda, Uskup Agung Kigali di Rwanda; Jose Fuerte Advincula, Uskup Agung Capiz di Filipina; dan Celestino Aos Braco, Uskup Agung Santiago di Chile

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada