Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Orang kaya raya di dunia paling banyak di Beijing selama setahun pandemi

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Beijing skyline Getty Images
Selama satu tahun terakhir muncul 33 miliuner baru di Beijing.

Puluhan orang kaya raya baru muncul di Beijing selama pandemi Covid-19. Ibu kota China itu kini memiliki lebih banyak miliarder ketimbang kota manapun di dunia, menurut laporan terbaru majalah Forbes.

Pada tahun 2020 terdapat 67 miliarder di Beijing. Namun saat ini, berdasarkan catatan Forbes, jumlah hartawan di ibu kota China itu melonjak menjadi 100 orang.

Baca Juga:

Dalam daftar itu, New York berada di peringkat kedua. Kota di Amerika Serikat itu memiliki 99 miliuner. New York konsisten berada di peringkat atas selama tujuh tahun terakhir.

Munculnya puluhan miliarder baru di Beijing diyakini berkaitan dengan tiga faktor penting, salah satunya kebijakan pemerintah China menerapkan karantina wilayah pada masa awal pandemi.

Dua pemicu lainnya adalah kemunculan banyak perusahaan teknologi serta pencapaian pasar modal mereka.

Baca Juga:

Meski begitu, jika dikalkulasi, jumlah kekayaan miliuner Beijing kalah banyak dibandingkan total harta kekayaan para hartawan di New York.

Kekayaan miliuner Beijing berselisih US$80 miliar atau sekitar Rp1.165 triliun dari miliarder New York.

Warga Beijing terkaya dalam catatan Forbes adalah Zhang Yiming. Selain pendiri aplikasi video TikTok, dia juga menjabat pimpinan eksekutif ByteDance, perusahaan induk TikTok.

Dalam setahun terakhir, kekayaan Yiming bertambah hingga mencapai US$35,6 miliar atau Rp518 triliun.

Sementara di New York, status miliuner terkaya dipegang mantan wali kota mereka, Michael Bloomberg.

Pengusaha yang pernah mencalonkan diri menjadi calon presiden AS itu memiliki lebih banyak harta ketimbang Yiming, sebesar US$59 miliar (Rp859 triliun).

Ledakan perdagangan elektronik China

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti yang juga terjadi di AS, raksasa teknologi China bertumbuh besar selama pandemi Covid-19. Pemicunya adalah semakin banyak orang yang berbelanja dan mencari hiburan secara daring.

Situasi itu turut meningkatkan kekayaan pribadi para pendiri dan pemegang saham perusahaan teknologi.

Secara global, jumlah miliuner baru di China selama setahun terakhir juga lebih banyak ketimbang negara lain, yaitu 210 orang. Jumlah itu termasuk miliuner baru di Hong Kong dan Makau yang dimasukkan Forbes ke China.

Setengah dari miliuner baru China adalah pengusaha dari industri manufaktur dan penyedia modal ventura untuk perusahaan teknologi.

Salah satu dari miliuner China adalah Kate Wang, pengusaha rokok elektrik.

Meski begitu, AS tetap menjadi negara dengan jumlah miliuner terbanyak dengan total 724 orang. Sementara China hanya 698 orang.

Satu orang kaya raya baru setiap 17 jam

Di seluruh dunia tercatat ada 493 miliuner baru dalam satu tahun terakhir. Jumlah itu setara dengan satu miliuner baru setiap 17 jam.

India berada di peringkat ketiga dalam daftar negara dengan miliuner terbanyak, dengan total 140 orang.

Di kawasan Asia Pasific terdapat 1.149 miliuner dengan total kekayaan Rp68.473 triliun. Nominal itu lebih tinggi dibandingkan total kekayaan miliuner asal AS yang mencapai Rp64.102 triliun.

Pendiri perusahaan teknologi Amazon, Jeff Bezos, menjadi orang terkaya di dunia untuk empat tahun berturut-turut. Kekayaannya melonjak dari Rp932 triliun menjadi Rp2.578 triliun.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada